1 Oktober 2025, Harga BBM Naik

Kondisi SPBU Pertamina (ilustrasi) (foto: pertaminaretail.com)

adainfo.id – PT Pertamina (Persero) kembali mengumumkan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi yang berlaku mulai 1 Oktober 2025.

“PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum,” tulis Pertamina dalam keterangan di situsnya, Selasa (30/9/2025).

Pertamina pun menyampaikan bahwa penyesuaian harga ini dilakukan secara periodik mengikuti perkembangan rata-rata publikasi harga minyak dunia serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Harga BBM Non Subsidi di DKI Jakarta Oktober 2025

Di wilayah DKI Jakarta, beberapa jenis BBM non subsidi tercatat mengalami perubahan harga, sementara sebagian lainnya tetap.

Harga Pertamax dengan angka oktan RON 92 dipatok Rp 12.200 per liter, sama seperti pada September 2025.

Pertamax Turbo yang memiliki RON lebih tinggi juga tidak mengalami perubahan, yakni Rp 13.100 per liter.

Pertamax Green 95 yang mengusung konsep ramah lingkungan dengan campuran etanol juga masih berada di angka Rp 13.000 per liter.

Namun, dua produk lain yakni Pertamina Dex dan Dexlite mengalami kenaikan harga. Pertamina Dex yang sebelumnya Rp 13.850 per liter naik menjadi Rp 14.000 per liter, sementara Dexlite naik Rp 100 dari Rp 13.600 menjadi Rp 13.700 per liter.

Pertalite sebagai produk BBM dengan harga terjangkau tetap dipertahankan pada level Rp 10.000 per liter sehingga tidak menambah beban masyarakat pengguna kendaraan roda dua maupun roda empat yang banyak mengandalkan jenis bahan bakar tersebut.

Pertamina Tegaskan Transparansi Penetapan Harga

Pertamina menegaskan bahwa kebijakan harga yang diterapkan setiap bulan mengacu pada regulasi yang berlaku.

Formula harga dasar yang ditetapkan pemerintah memperhitungkan faktor harga minyak mentah internasional, biaya distribusi, serta kurs mata uang asing.

Dengan adanya mekanisme ini, Pertamina menekankan transparansi harga sekaligus memastikan ketersediaan energi dapat terus berkelanjutan.

Selain itu, Pertamina menyebutkan bahwa penyesuaian harga dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat, keberlanjutan usaha, serta stabilitas ekonomi nasional.

Dampak Kenaikan pada Konsumen

Kenaikan harga Pertamina Dex dan Dexlite tentu berpotensi menambah beban biaya operasional bagi konsumen kendaraan diesel, khususnya sektor transportasi barang dan logistik.

Kendaraan berbahan bakar solar seperti truk dan bus menjadi pihak yang paling terdampak karena biaya perjalanan akan meningkat.

Meski demikian, sebagian konsumen tetap memiliki pilihan pada jenis BBM lain yang tidak mengalami perubahan harga.

Pertamax, Pertamax Turbo, maupun Pertamax Green masih mempertahankan harga sama dengan bulan sebelumnya, sehingga masyarakat pengguna kendaraan bensin tidak merasakan dampak langsung dari penyesuaian harga bulan Oktober 2025 ini.

Harga BBM Pertamina Oktober 2025 di SPBU DKI Jakarta

Per 1 Oktober 2025, berikut daftar harga BBM Pertamina yang berlaku di SPBU wilayah DKI Jakarta:

  • Pertalite: Rp 10.000 per liter
  • Pertamax: Rp 12.200 per liter
  • Pertamax Turbo: Rp 13.100 per liter
  • Pertamax Green: Rp 13.000 per liter
  • Pertamina Dex: Rp 14.000 per liter
  • Dexlite: Rp 13.700 per liter

Regulasi dan Kepastian Pasokan Energi

Keputusan penyesuaian harga ini sekaligus menjadi implementasi kebijakan pemerintah dalam menjaga kestabilan sektor energi nasional.

Pertamina memastikan pasokan BBM di seluruh SPBU tetap aman dan terdistribusi dengan baik.

Konsumen diimbau untuk tetap tenang karena perusahaan menjamin ketersediaan semua jenis bahan bakar sesuai kebutuhan masyarakat.

Dalam konteks lebih luas, penetapan harga BBM juga dipengaruhi oleh dinamika pasar energi global.

Fluktuasi harga minyak mentah dunia, ketegangan geopolitik, hingga perubahan permintaan global akibat transisi energi menjadi faktor yang harus dipertimbangkan dalam kebijakan harga domestik.

Oleh karena itu, penyesuaian harga BBM non subsidi dianggap langkah realistis yang mengikuti mekanisme pasar internasional.

Komitmen Pertamina pada Transisi Energi

Pertamina dalam pernyataannya juga kembali menekankan komitmen terhadap program transisi energi nasional. Melalui produk seperti Pertamax Green 95 yang mengandung etanol sebagai bahan campuran, Pertamina mendorong penggunaan energi lebih ramah lingkungan.

Dengan harga yang tetap pada Rp 13.000 per liter, Pertamina berharap masyarakat dapat lebih terbuka untuk menggunakan BBM yang mendukung pengurangan emisi karbon.

Selain itu, upaya pengembangan energi baru terbarukan terus dilakukan sebagai bagian dari visi pemerintah mencapai target net zero emission pada 2060.

Pertamina menyebutkan bahwa setiap penyesuaian harga BBM konvensional harus dilihat dalam kerangka besar transformasi energi yang sedang dijalankan.

Catatan Publik terhadap Kebijakan Harga BBM

Setiap penyesuaian harga BBM selalu menarik perhatian publik. Konsumen biasanya menyoroti dampaknya terhadap daya beli dan biaya transportasi.

Namun, di sisi lain, ada pula pandangan yang menilai bahwa kebijakan harga yang transparan dan berbasis formula internasional lebih adil serta dapat mengurangi beban subsidi negara.

Sejumlah analis energi menilai bahwa menjaga stabilitas harga Pertalite di Rp 10.000 per liter merupakan strategi penting untuk melindungi kelompok masyarakat menengah ke bawah.

Sementara itu, penyesuaian pada jenis BBM non subsidi lebih diarahkan kepada konsumen yang memiliki kemampuan ekonomi lebih tinggi atau pelaku usaha yang dapat mengatur ulang biaya operasionalnya.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *