130 Titik Banjir di Depok Picu Kerugian Rp29 Miliar, Ini Langkah yang Dilakukan
adainfo.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pembangunan Daerah (Bappeda) intensif memperkuat kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) guna menangani permasalahan banjir yang terus berulang di berbagai titik.
Tercatat, terdapat sebanyak 130 titik banjir aktif di wilayah Kota Depok yang menjadi perhatian serius.
Langkah konkret sudah dimulai dengan koordinasi lintas wilayah, salah satunya dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKJ.
Harapannya, sinergi antardaerah ini bisa mempercepat penanganan dan mencegah kerugian lebih besar bagi masyarakat.
Kerugian Akibat Banjir Capai Rp29 Miliar
Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Kota Depok, R Argha Darma Tubagus, menyampaikan bahwa dampak banjir bukan sekadar genangan, namun menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Dalam catatan Bappeda, total kerugian akibat banjir mencapai sekitar Rp29 miliar.
“Kerugian ini tidak hanya dirasakan oleh pemerintah kota, namun juga langsung menghantam kehidupan warga terdampak,” ujar Argha, dikutip Sabtu (19/7/2025).
Depok – DKJ Mulai Kolaborasi, EWS Jadi Langkah Awal
Untuk menangani persoalan ini secara sistematis, Pemkot Depok mulai menjalin kerja sama aktif dengan Pemprov DKJ, terutama melalui Dinas SDA.
Beberapa hari lalu, tim dari Bappeda dipimpin langsung Argha bertemu dengan Kepala Pusdatin SDA DKJ, Nugraharyadi, guna membahas strategi konkret dan jangka pendek.
Salah satu langkah cepat yang telah dilakukan adalah pemasangan dua Early Warning System (EWS) di titik rawan banjir, yakni Jembatan Panus dan Sawangan tepatnya dekat Kali Pesanggrahan.
Alat ini dilengkapi dengan sensor yang memantau ketinggian muka air dan intensitas curah hujan secara real time.
Informasi dari alat tersebut akan disampaikan langsung ke masyarakat melalui kanal komunikasi resmi agar warga memiliki waktu cukup untuk mengantisipasi potensi banjir.
EWS Bantu Masyarakat Antisipasi Dini Bencana
Pemasangan EWS dinilai sebagai langkah strategis dalam mengurangi dampak banjir secara langsung.
Selain memberi informasi dini, alat ini juga memungkinkan pemerintah untuk mengambil tindakan cepat, seperti penutupan akses, evakuasi dini, hingga penyaluran bantuan logistik.
“Semoga dengan kolaborasi ini, kerugian akibat bencana banjir dapat diminimalisir,” ungkap Argha.