Operasi Patuh Jaya 2025 di Depok, Ini 10 Jenis Pelanggaran yang Jadi Sasaran

ARY
Petugas kepolisian sedang memberikan imbauan kepada pengendara saat pelaksanaan Operasi Patuh Jaya 2025 di Depok yang dimulai Senin (14/7/2025) lalu. (Foto: Instagram @cimanggis_hero)

adainfo.id – Kepolisian Republik Indonesia melalui jajaran Polres Metro Depok resmi menggelar Operasi Patuh Jaya 2025 secara serentak mulai 14 hingga 27 Juli 2025.

Operasi yang berlangsung selama 14 hari ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas, serta menekan angka kecelakaan di jalan raya.

Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Metro Depok, Kompol Joko Sembodo, menyatakan bahwa masyarakat Depok diminta untuk lebih mematuhi aturan demi keselamatan bersama.

“Selama 14 hari ke depan kami akan menyelenggarakan Operasi Patuh Jaya. Hari pertama pelaksanaan operasi sudah berjalan Senin kemarin,” ujar Joko, Rabu (16/7/2025).

Tiga Titik Operasi di Lokasi Black Spot

Dalam pelaksanaannya, Operasi Patuh Jaya 2025 menargetkan tiga titik utama di Kota Depok, yakni Jalan Raya Bogor, Jalan Raya Margonda, dan Jalan Ir. H. Juanda.

Ketiga titik ini dikategorikan sebagai black spot, yakni wilayah dengan angka kecelakaan lalu lintas tertinggi di Depok.

Penempatan personel di lokasi ini menjadi fokus utama operasi guna menekan potensi kecelakaan yang kerap terjadi akibat pelanggaran lalu lintas.

10 Sasaran Pelanggaran Lalu Lintas

Kompol Joko memaparkan sepuluh sasaran prioritas pelanggaran selama operasi berlangsung.

“Terdapat 10 sasaran operasi patuh yakni penggunaan HP pada saat berkendara, pengguna kendaraan bermotor dibawah umur, pengendara motor berboncengan tiga,” bebernya.

Selain itu, polisi pub mengincar pengendara yang tak menggunakan helm SNI, mobil tidak menggunakan sabuk pengaman, berkendara sambil minum alkohol, kendaraan bermotor dengan muatan lebih (Odol) dan juga melawan arus.

Pendekatan Simpatik dan Humanis

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Operasi Patuh Jaya 2025 lebih mengedepankan pendekatan preventif dan preemtif, yakni melalui sosialisasi dan teguran simpatik.

Meski demikian, penindakan berupa tilang tetap akan dilakukan terhadap pelanggaran kasat mata yang membahayakan keselamatan, seperti tidak menggunakan helm atau melawan arus.

“Operasi kali ini tidak ada namanya stasioner, tapi pelanggaran yang sifatnya kasat mata dan membahayakan tetap akan kami tindak,” jelas Joko.

150 Personel Gabungan Dikerahkan

Untuk mendukung kelancaran operasi, Polres Metro Depok mengerahkan 150 personel gabungan yang terdiri dari anggota Polres dan Polsek, dibantu oleh personel dari Dinas Perhubungan (Dishub), TNI, dan Satpol PP.

Spanduk-spanduk imbauan tertib berlalu lintas telah dipasang di sejumlah ruas jalan, sebagai bagian dari kampanye keselamatan berkendara.

Selain itu, tilang elektronik (ETLE) juga tetap diberlakukan sebagai pengawasan tambahan.

Fokus Kurangi Human Error sebagai Penyebab Utama Kecelakaan

Kompol Joko menegaskan bahwa penyebab utama kecelakaan lalu lintas masih berasal dari faktor manusia atau human error.

Seperti kelalaian, pelanggaran aturan, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya keselamatan.

“Tujuan utama Operasi Patuh Jaya ini adalah untuk membangun budaya disiplin dan tertib berlalu lintas di tengah masyarakat,” tutupnya.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *