36 Cabor Layangkan Mosi Tidak Percaya Kepada KONI Kabupaten Cirebon, Sutardi Didesak Mundur
adainfo.id – Konflik internal mengguncang tubuh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Cirebon.
Sebanyak 36 cabang olahraga (Cabor) secara resmi melayangkan mosi tidak percaya terhadap Ketua KONI Cirebon, Sutardi Raharja, pada Selasa (29/7/2025).
Langkah tegas ini diambil menyusul mundurnya 13 pengurus inti KONI periode 2023–2027 beberapa waktu lalu, sebagai bentuk kekecewaan terhadap kinerja organisasi yang dinilai buruk dan tidak transparan.
Desakan Mundur Kian Keras
Situasi ini menjadi perhatian serius, mengingat Kabupaten Cirebon sedang mempersiapkan diri menghadapi Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat.
Namun, kondisi internal KONI yang tidak kondusif dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap performa atlet dan kesiapan teknis cabang olahraga.
Yundi, juru bicara aliansi 36 Cabor, menyatakan bahwa KONI Cirebon di bawah kepemimpinan Sutardi Raharja telah gagal menjalankan fungsinya sebagai lembaga pembina olahraga.
“Komunikasi dengan Cabor buruk, anggaran tidak jelas, dan tidak ada arah program pembinaan yang konkret. Ini bukan soal pribadi, tapi soal nasib olahraga Kabupaten Cirebon,” ujar Yundi dalam konferensi pers.
36 Cabor Tempuh Jalur KONI Jabar: Minta Ambil Alih Kepengurusan
Dalam upaya mencari jalan keluar, perwakilan dari aliansi 36 Cabor telah melakukan audiensi dengan KONI Provinsi Jawa Barat.
Menurut Yundi, dalam pertemuan tersebut, seluruh dokumen dan keluhan resmi telah diserahkan dan diterima oleh KONI Jabar.”
Kami minta agar KONI Jabar mengambil alih kepengurusan sementara di Kabupaten Cirebon. Ini penting untuk menyelamatkan persiapan menuju BK Porprov,” tegasnya.
KONI Jabar disebut akan memanggil Sutardi Raharja secara resmi pada 1 Agustus 2025, untuk mendengar langsung klarifikasi terkait krisis yang sedang berlangsung.
Transparansi dan Sinergi Jadi Masalah Utama
Para pengurus Cabor yang tergabung dalam aliansi menyampaikan sejumlah masalah utama dalam kepemimpinan Sutardi. Di antaranya adalah;
- Minimnya transparansi pengelolaan anggaran.
- Komunikasi internal yang buruk.
- Tidak adanya program kerja jangka panjang, serta
- Ketiadaan pembinaan berkelanjutan terhadap atlet.
Bahkan, beberapa cabang olahraga menyebut bahwa mereka belum menerima kejelasan terkait anggaran pembinaan tahun 2025, meski waktu pertandingan semakin dekat.
“Kami kesulitan melakukan persiapan karena tidak ada kepastian soal dana. Atlet pun jadi bingung dan kehilangan motivasi,” ungkap salah satu pengurus Cabor yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Pengunduran Diri 13 Pengurus Jadi Titik Awal Krisis
Gelombang protes ini bukan datang secara tiba-tiba. Sebelumnya, 13 pengurus inti KONI Kabupaten Cirebon resmi mengundurkan diri, termasuk di antaranya sekretaris, bendahara, dan beberapa kepala bidang.
Mereka menyatakan tidak dapat bekerja dalam situasi organisasi yang tidak kondusif dan penuh ketidakpastian.
Dalam surat pengunduran diri kolektif yang diterima oleh media, disebutkan bahwa mereka tidak lagi mampu menjalankan tugas organisasi secara optimal karena ketidakharmonisan di internal KONI.
Krisis ini memunculkan kekhawatiran serius bahwa Kabupaten Cirebon bisa saja gagal tampil optimal, atau bahkan absen dalam beberapa cabang olahraga di Porprov Jawa Barat.
“Jangan sampai konflik ini mengorbankan nasib atlet. Mereka sudah berlatih keras, tapi jika tidak ada kejelasan dari KONI, semuanya bisa hancur,” ujar Ketua salah satu Cabor bela diri.
KONI Bungkam, Sejumlah Tokoh Angkat Suara
Sampai berita ini diturunkan, KONI Kabupaten Cirebon, belum memberikan pernyataan resmi.
Beberapa upaya konfirmasi oleh media juga tidak mendapatkan respons dari Sutardi Raharja selalu ketua KONI.
Sementara itu, sejumlah tokoh olahraga di Kabupaten Cirebon meminta agar KONI Provinsi Jawa Barat bertindak cepat dan tegas dalam menangani permasalahan ini.
Bahkan, beberapa pihak menyarankan agar Pemerintah Daerah turut memberikan perhatian, mengingat KONI merupakan lembaga strategis dalam pengembangan SDM olahraga.
“Olahraga adalah wajah daerah. Kalau KONI rusak, maka prestasi pun akan rusak. Jangan biarkan situasi ini berlarut-larut,” kata salah satu tokoh olahraga senior.
Di lain pihak, aliansi 36 Cabor mengaku siap menggelar aksi lanjutan Jika tidak ada keputusan tegas dari KONI Jabar usai pemanggilan pada 1 Agustus nanti.
Bahkan akan menyurati Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap kepengurusan KONI daerah.