Hujan Deras di Kota Depok Berdampak Banjir, Ini Kata BMKG

YAD
Banjir yang terjadi di kawasan Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Minggu (10/8/2025). (Foto: Instagram @depokfirerescue113)

adainfo.id – Hujan deras mengguyur Kota Depok pada Sabtu 9 Agustus 2025 berdampak beberapa wilayah banjir sehingga dilakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan.

“Saat ini kami sedang menyalurkan bantuan logistik berupa sembako ke wilayah terdampak banjir, kemarin,” kata Anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial (Dinsos) Kota Depok, Ari Triyana, Senin 11 Agustus 2025.

Tri menyebutkan bantuan logistik di beberapa wilayah yang terdampak banjir yakni Duren Mekar, Pasir putih, Meruyung, Pondok Petir, dan Pancoran Mas.

“Pada Sabtu kemarin kami masih melakukan asesmen data untuk para korban yang terdampak,” ungkapnya.

Dievakuasi Saat Banjir

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Depok, Denny Romulo mengatakan, pihaknya melakukan asesmen terkait korban yang terdampak banjir di sejumlah lokasi.

“Kami sudah melakukan sejumlah evakuasi di sejumlah wilayah yang terdampak korban banjir,” tutur Denny Romulo.

Dalam hal ini, sambung Denny Romulo, Damkar Kota Depok mengevakuasi para korban yang terdampak banjir ke lokasi yang lebih aman.

“Kami berharap korban yang terdampak diberikan kesabaran dan ketabahan,” tutur Denny.

Penyebab Hujan Deras

Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan terkait intensitas hujan yang mengguyur Kota Depok, Jawa Barat.

Maka itu BMKG mengimbau kepada masyarakat selalu waspada dan jangan menganggap remeh.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan hujan dengan intensitas ekstrem telah melanda sejumlah provinsi.

Di Bengkulu pada pada 1 Agustus 2025, Maluku 3 Agustus, Sumatera Barat pada 8 Agustus, dan Jawa Barat pada 9 Agustus.

Hujan sangat lebat juga terjadi di Kalimantan Barat, Papua Tengah, Jakarta, Banten, Jambi, Kepulauan Riau, Papua Barat Daya, dan Sulawesi Tenggara.

Pemicu Peningkatan Curah Hujan

Guswanto menjelaskan, peningkatan curah hujan ini dipicu fenomena atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO).

MJO ini berkolaborasi dengan gelombang atmosfer, siklon tropis 90S dan 96W, sirkulasi siklonik, serta perlambatan dan pertemuan angin di sekitar Indonesia.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menambahkan bahwa Indeks Dipole Mode yang saat ini bernilai negatif juga berperan, menandakan adanya aliran massa udara dari Samudra Hindia menuju Indonesia.

”Gabungan faktor dinamika atmosfer tersebut mendorong pertumbuhan awan hujan masif yang berpotensi memicu hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang,” ceplos Andri.

Andri memperkirakan potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang pada 11–13 Agustus 2025 dapat terjadi di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Sementara itu, pada 14–16 Agustus 2025, intensitas hujan diperkirakan menurun, namun wilayah Bengkulu, Kalimantan Timur, dan Papua Pegunungan tetap berpotensi mengalami hujan lebat.

Selain itu, angin kencang berpeluang terjadi di Aceh, Banten, Jawa Barat, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan, yang dapat memicu gelombang laut tinggi di sekitarnya.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *