Jadi Tersangka Korupsi CSR BI, Rumah Aspirasi Satori Mendadak Sepi
adainfo.id – Suasana di Rumah Aspirasi milik anggota DPR RI dari Partai NasDem, H. Satori, yang biasanya ramai dengan berbagai kegiatan politik, kini berubah drastis.
Penetapan Satori sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia membuat bangunan tersebut nyaris tanpa aktivitas.
Bangunan yang terletak di Jalan Pasar Minggu–Keramat, Palimanan, Kabupaten Cirebon, itu sebelumnya dikenal sebagai pusat pertemuan politik, lokasi konsolidasi kader, dan tempat masyarakat menyampaikan aspirasi. Namun, sejak kasus ini mencuat, suasana di sana berubah sunyi.
Pantauan di Lokasi: Sepi dan Tertutup
Pantauan pada Minggu (10/8/2025) menunjukkan halaman rumah aspirasi yang biasanya dipenuhi kendaraan dan tamu kini kosong. Hanya terlihat enam mobil terparkir di area depan, sebagian berlogo Partai NasDem dan bergambar Satori.
Pintu masuk dijaga ketat oleh seorang penjaga malam. Awak media yang mencoba mengambil foto dilarang dan diminta segera meninggalkan lokasi.
“Tidak ada aktivitas, jadi jangan ambil foto. Silakan pergi saja,” ujar sang penjaga yang menolak menyebutkan namanya.
Penjagaan ketat ini menjadi pemandangan baru bagi masyarakat sekitar, yang terbiasa melihat arus keluar-masuk kendaraan dan warga yang datang untuk bertemu pengelola rumah aspirasi.
Sementara itu, warga sekitar, Nursyamsiah, mengungkapkan bahwa penurunan aktivitas di rumah aspirasi sudah terasa sejak beberapa bulan terakhir, bahkan sebelum penetapan tersangka oleh KPK.
“Kalau dulu ramai, banyak kendaraan keluar masuk. Sekarang paling cuma ada orang dagang yang nitip gerobak di dalam,” ucapnya.
Menurutnya, perubahan suasana itu membuat rumah aspirasi yang dulunya menjadi pusat kegiatan masyarakat kini terasa asing.
Beberapa pedagang kecil yang biasa berjualan di sekitar lokasi pun ikut terdampak karena berkurangnya pengunjung.
Camat Palimanan dan Pemerintah Desa Belum Berkomentar
Camat Palimanan, Kusdiono, belum memberikan tanggapan saat dihubungi melalui telepon seluler.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak kecamatan belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait perubahan aktivitas di rumah aspirasi tersebut.
Kondisi serupa juga terlihat di rumah aspirasi Satori lainnya yang berada di Desa Warukawung, Kecamatan Depok. Pintu gerbang tertutup rapat tanpa tanda-tanda kegiatan.
Kuwu Desa Warukawung, H. Agung, mengatakan bahwa lokasi tersebut memang tidak sepadat rumah aspirasi di Palimanan, dan aktivitas lebih sering berlangsung di Penongaan.
“Biasanya memang sepi, aktivitas lebih banyak di Penongaan. Apalagi setelah ada kabar tidak enak, kemarin saya lewat juga pintunya ditutup saja,” ujarnya.
Dari Pusat Aspirasi Menjadi Bangunan Sunyi
Perubahan suasana ini sangat kontras dengan kondisi sebelumnya. Rumah aspirasi tersebut kerap menjadi tempat konsolidasi politik, forum diskusi, hingga wadah penyaluran bantuan sosial dan program masyarakat.
Di masa kampanye, rumah aspirasi Satori bahkan menjadi salah satu titik strategis untuk menggalang dukungan politik di wilayah Kabupaten Cirebon.
Spanduk, baliho, dan atribut Partai NasDem terpasang mencolok, memperlihatkan peran besar bangunan itu dalam perjalanan politik sang legislator.
Kini, setelah kasus dugaan korupsi menyeret nama pemiliknya, denyut aktivitas itu seolah menghilang.
Kasus Korupsi CSR Bank Indonesia
KPK menetapkan H. Satori sebagai tersangka terkait dugaan penyelewengan dana CSR Bank Indonesia yang seharusnya diperuntukkan bagi kegiatan pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat.
Meski detail nilai kerugian negara belum disampaikan secara resmi, sumber internal KPK menyebut jumlahnya mencapai miliaran rupiah.
Dana tersebut diduga disalurkan tidak sesuai peruntukan dan digunakan untuk kepentingan pribadi maupun kegiatan politik.
Kasus ini mendapat perhatian luas karena melibatkan program CSR dari lembaga keuangan negara yang selama ini dikenal memiliki mekanisme penyaluran ketat.
Penetapan tersangka terhadap Satori menjadi pukulan bagi citra Partai NasDem di wilayah Cirebon dan sekitarnya.
Reaksi Publik dan Potensi Dampak Politik
Sejumlah pengamat politik lokal menilai kasus ini berpotensi memengaruhi elektabilitas Partai NasDem di Cirebon, terlebih jika proses hukum berjalan panjang dan penuh sorotan publik.
Rumah aspirasi yang dulunya menjadi simbol kedekatan Satori dengan konstituennya kini justru menjadi penanda pergeseran citra akibat kasus hukum.
Beberapa konstituen mengaku kecewa, meski sebagian lainnya memilih menunggu proses hukum selesai sebelum mengambil sikap.