Ini 7 Poin Klarifikasi UI Usai Dikecam Publik karena Undang Akademisi Pro-Israel
adainfo.id – Kehadiran Prof. Peter Berkowitz di Universitas Indonesia (UI) menuai kecaman publik.
Akademisi asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai pendukung zionis Israel itu diundang sebagai pembicara dalam kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI pada Sabtu 23/08/2025).
Peter Berkowitz yang merupakan dosen di The Hoover Institutions – University of Stanford dinilai sebagai sosok kontroversial.
Pasalnya, ia kerap menulis artikel yang mendukung agresi militer Israel serta dituding membenarkan tindakan genosida terhadap rakyat Palestina.
Kehadiran tokoh tersebut di kampus tertua di Indonesia sontak memicu kemarahan publik.
Warganet ramai-ramai melontarkan kritik melalui media sosial.
Banyak yang menilai UI tidak cermat dalam menyeleksi narasumber asing, terlebih di tengah sensitivitas isu Palestina yang mendapat dukungan kuat dari masyarakat Indonesia.
Reaksi Publik di Media Sosial
Gelombang kecaman bermula dari unggahan akun X @kastratofe yang menyoroti keterlibatan Berkowitz dalam PSAU Pascasarjana UI.
“Universitas Indonesia mengundang Peter Berkowitz; seorang zionis dan pembela genosida Israel, sebagai pembicara pada Orientasi Program Pascasarjana UI 2025,” tulis akun tersebut.
Unggahan itu dengan cepat viral dan mendapat banyak komentar dari warganet.
Mayoritas mempertanyakan alasan UI mengundang sosok yang secara terang-terangan membela Israel.
Padahal Indonesia secara politik dan diplomasi konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf UI
Menanggapi kontroversi ini, UI mengeluarkan siaran pers resmi dengan nomor: PENG-273/UN2.HIP/HMI.03/2025.
Dalam pernyataan tersebut, UI menyampaikan tujuh poin klarifikasi sekaligus permintaan maaf terbuka kepada masyarakat.
1. Universitas Indonesia (UI) menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kritik dan masukan sebagai bagian dari kebebasan menyampaikan pendapat yang bersifat konstruktif.
2. UI tetap konsisten pada sikap dan pendirian berdasarkan konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang terus memperjuangkan agar penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, termasuk terdepan dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina menghadapi penjajahan yang dilakukan Israel.
UI mendukung penuh Kemerdekaan bagi bangsa Palestina. Hal ini disampaikan langsung oleh Rektor UI kepada Duta Besar Palestina saat kunjungannya ke UI pada 17 Januari 2025 yang lalu.
3. Kami memahami reaksi dan keprihatinan publik yang mungkin muncul akibat orasi yang disampaikan oleh salah seorang akademisi tamu pada kegiatan PSAU tersebut.
Kasus ini menjadi sebuah pembelajaran sekaligus bentuk perhatian positif untuk UI agar lebih selektif dan sensitif dalam mempertimbangkan berbagai aspek saat mengundang akademisi internasional pada masa yang akan datang.
4. Bagi UI, orasi yang disiapkan dalam kegiatan tersebut semata-mata bertujuan untuk memberikan perspektif dari figur institusi terkemuka di dunia dalam bidang Sosial Humaniora dan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).
Saat pemilihan kandidat pembicara, UI menilai bahwa Prof. Peter Berkowitz (The Hoover Institutions – University of Stanford) dan Dr. Ir. Sigit P. Santosa (PT Pindad, Alumni terkemuka MIT di Indonesia) adalah di antara nama-nama terbaik dari luar negeri dan dalam negeri dalam bidang terkait.
5. Tidak ada maksud lain dalam memberikan kesempatan kepada kedua tokoh tersebut berorasi selain untuk kepentingan akademik.
Orasi selengkapnya dari kedua tokoh dalam acara PSAU tersebut dapat dilihat kembali oleh semua pihak dalam kanal resmi YouTube Universitas Indonesia di mana isi orasinya memang murni tentang apa yang diharapkan.
6. Adapun tentang latar belakang pembicara dari luar negeri, Prof. Peter Berkowitz (The Hoover Institutions – University of Stanford), dengan segala kerendahan hati UI mengakui kurang hatihati, dan untuk itu UI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam kekurangcermatan saat melakukan background check terhadap yang bersangkutan.
7. Dalam kesempatan ini, UI juga dengan tegas menyatakan akan terus berkomitmen sesuai dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam menghapus penjajahan dan akan melakukan perbaikan dalam semua lini tata kelola universitas untuk menjamin iklim kebebasan akademik dan demokrasi terus terawat dengan baik.
Sensitivitas Isu Palestina di Indonesia
Kontroversi kehadiran Prof. Peter Berkowitz mencerminkan betapa sensitifnya isu Palestina di Indonesia.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, dukungan terhadap Palestina bukan hanya persoalan politik luar negeri, tetapi juga bagian dari identitas solidaritas umat.
Sejak awal kemerdekaan, Indonesia konsisten menolak pengakuan terhadap Israel.
Dukungan terhadap Palestina menjadi amanat konstitusi sekaligus kebijakan politik luar negeri.
Karena itu, langkah UI mengundang sosok pro-Israel dipandang publik sebagai bentuk kelalaian serius.
Banyak pihak menilai kejadian ini harus menjadi momentum bagi kampus-kampus besar di Indonesia untuk lebih selektif dalam memilih narasumber internasional.
Terutama yang berkaitan dengan isu sensitif seperti kemanusiaan.