Fenomena Blood Moon 2025, BMKG Tegaskan Gerhana Bulan Tidak Memicu Gempa Bumi

ARY
Ilustrasi BMKG sampaikan fenomena gerhana bulan tak memicu gempa bumi. (Foto: Unsplash/Benjamin Voros)

adainfo.id – Langit Nusantara akan menjadi panggung fenomena alam langka. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan bahwa masyarakat Indonesia bisa menyaksikan gerhana bulan total atau blood moon pada 7 September 2025 mulai pukul 23.27 WIB hingga dini hari 8 September 2025.

Fenomena ini menandai salah satu momen astronomi yang selalu dinanti banyak orang di seluruh dunia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memberikan penegasan terkait isu yang berkembang di masyarakat.

Menurut BMKG, tidak ada hubungan antara gerhana bulan dengan potensi terjadinya gempa bumi.

Penjelasan ini penting untuk meluruskan anggapan sebagian orang yang kerap mengaitkan fenomena langit dengan bencana alam.

“Gaya gravitasi Bulan dan Matahari memang memengaruhi pasang surut laut dan sedikit menekan kerak Bumi, fenomena ini disebut earth tides. Namun efeknya sangat kecil dibanding energi yang tersimpan di zona patahan,” jelas Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dikutip Minggu (07/09/2025).

Daryono menegaskan, energi penyebab gempa bumi bukanlah hasil dari posisi bulan atau matahari.

Melainkan akumulasi tekanan di zona patahan akibat pergerakan lempeng tektonik yang berlangsung lama.

“Tidak ada bukti ilmiah bahwa gerhana bulan dapat memicu gempa bumi,” tegas Daryono

Gerhana Bulan Murni Fenomena Astronomi

Gerhana bulan total terjadi ketika Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan.

Pada saat itu, cahaya Matahari terhalang Bumi sehingga bayangan jatuh ke permukaan Bulan.

Fenomena ini membuat Bulan tampak berwarna kemerahan yang dikenal dengan istilah blood moon.

BRIN menekankan bahwa peristiwa tersebut merupakan fenomena astronomi murni yang tidak memiliki keterkaitan dengan meningkatnya aktivitas seismik di Bumi.

BMKG pun mengimbau masyarakat agar tidak cemas dan justru menikmati gerhana bulan sebagai tontonan alam yang aman untuk disaksikan.

Bisa Diamati di Seluruh Indonesia

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, memastikan bahwa gerhana bulan total pada 7-8 September 2025 dapat terlihat di seluruh wilayah Indonesia.

Menurut Thomas, ini adalah momen istimewa karena tidak selalu semua wilayah Tanah Air bisa menyaksikan fenomena tersebut dengan jelas.

Thomas menambahkan, gerhana bulan berikutnya akan terjadi pada 3 Maret 2026.

Namun, saat itu wilayah Indonesia hanya bisa menyaksikan bagian akhir gerhana, karena ketika purnama terbit, gerhana sudah berlangsung.

“Gerhana bulan menarik untuk diamati. Kelengkungan bayangan bumi saat gerhana sebagian membuktikan bentuk bumi yang bulat,” kata Thomas.

Pengamatan dengan Mata Telanjang dan Teknologi Sederhana

Fenomena blood moon bisa dinikmati tanpa menggunakan teleskop.

Masyarakat cukup melihat ke arah langit saat peristiwa berlangsung.

Bahkan, beberapa jenis ponsel pintar modern mampu memotret proses gerhana bulan dengan hasil yang cukup jelas.

Fenomena ini sering dimanfaatkan pecinta fotografi astronomi untuk mengabadikan momen langka.

Selain itu, komunitas astronomi amatir biasanya menggelar pengamatan bersama di sejumlah kota besar untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang ilmu perbintangan.

Tak lupa, BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap mengandalkan informasi resmi dari lembaga berwenang terkait aktivitas kegempaan dan fenomena langit.

Isu-isu yang berkembang di media sosial sering kali tidak berdasar dan menimbulkan kekhawatiran berlebihan.

Gerhana bulan total kali ini menjadi kesempatan emas untuk menyaksikan keindahan langit malam tanpa rasa cemas.

Selain memberikan pengalaman visual yang menakjubkan, fenomena ini juga menjadi pintu masuk bagi masyarakat untuk lebih mengenal ilmu astronomi.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *