UEFA Akan Sanksi Israel
adainfo.id – Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) dilaporkan tengah dilanda kepanikan menyusul rencana Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) menggelar pemungutan suara untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel.
Tekanan besar datang dari Qatar, salah satu pendonor utama UEFA, yang mendorong agar keputusan tegas segera diambil menyusul genosida di Gaza.
Media Israel menyebutkan, pemungutan suara itu kemungkinan besar akan dilakukan dalam pekan ini. Jika benar terjadi, peluang Israel untuk bertahan diprediksi sangat kecil karena hanya dua hingga tiga dari 20 negara anggota yang diyakini akan menolak sanksi terhadap Israel.
Menghadapi ancaman sanksi, IFA dilaporkan bekerja tanpa henti demi menggalang dukungan dari sekutu politik dan olahraga internasional. Israel Hayom melaporkan, pejabat senior IFA mengakui pihaknya tengah melakukan upaya di semua lini agar voting tidak pernah digelar.
Pejabat Israel juga menaruh harapan besar kepada negara-negara sahabat seperti Jerman dan Hungaria. Kedua negara itu diyakini menjadi motor penghalang agar langkah UEFA tidak berujung pada sanksi fatal bagi Israel.
Kepala komunikasi IFA, Shlomi Barzel, menegaskan bahwa pengecualian Israel dari ajang sepak bola Eropa akan menjadi “pukulan mematikan” bagi sepak bola nasional. Ia memperingatkan larangan tersebut berpotensi merembet ke cabang olahraga lainnya, menimbulkan isolasi total bagi atlet Israel di panggung internasional.
Tekanan Dunia Sepak Bola Internasional
Desakan agar Israel dikeluarkan dari kompetisi internasional terus menggema di berbagai belahan dunia. Banyak tim dan kelompok sepak bola secara terbuka menolak bertanding melawan Israel, menambah tekanan moral bagi UEFA untuk segera mengambil sikap.
Situasi semakin pelik ketika UEFA sendiri sempat memicu kontroversi. Pada final Piala Super bulan lalu, spanduk besar bertuliskan “Hentikan pembunuhan anak-anak – berhenti bunuh warga sipil” muncul di stadion. Padahal, regulasi UEFA secara jelas melarang segala bentuk pesan politik, ideologi, atau agama dalam pertandingan resmi.
Aksi itu dipandang sebagai sinyal bahwa organisasi sepak bola terbesar di Eropa tersebut mulai merasakan tekanan publik internasional, terutama terkait konflik di Gaza.
Ancaman Diskors Total dari Eropa
Mengutip The New Arab, Israel kini berada di ambang risiko diskors dari seluruh kompetisi sepak bola Eropa. Komite eksekutif UEFA dijadwalkan bertemu pada Selasa mendatang, dengan agenda membahas pemungutan suara sanksi terhadap Israel.
Jika voting benar digelar, tim nasional Israel hampir pasti kehilangan kesempatan untuk melanjutkan kualifikasi Eropa. Klub-klub besar seperti Maccabi Tel Aviv pun berisiko dicoret dari Liga Europa, menambah beban bagi dunia sepak bola Israel yang tengah menghadapi tekanan internasional.
Dorongan utama di balik pemungutan suara UEFA disebut berasal dari Qatar. Negara tersebut merupakan salah satu pendonor terbesar UEFA dan belakangan menjadi target serangan Israel ke Doha.
Kabar dari Channel 12 Israel menyebutkan, kampanye Qatar untuk memaksa UEFA menggelar voting mendapat dukungan mayoritas anggota dewan UEFA. Hanya segelintir negara yang menolak, sementara sebagian besar condong untuk mencabut keanggotaan Israel dari kompetisi Eropa.
Dengan dukungan finansial dan politik yang kuat, Qatar berhasil menempatkan isu ini dalam agenda penting UEFA. Tekanan ini menambah ketidakpastian masa depan sepak bola Israel di kancah internasional.
Situasi Israel kini kerap dibandingkan dengan Rusia, yang sebelumnya diskors dari seluruh ajang sepak bola internasional setelah menginvasi Ukraina.
Jika sanksi serupa dijatuhkan, dampaknya bagi Israel akan sangat besar, tidak hanya pada sepak bola, tetapi juga olahraga lainnya. Dengan lebih dari 65.000 korban jiwa akibat genosida di Gaza, tekanan global terhadap Israel diperkirakan akan semakin kuat, mempersempit ruang gerak diplomasi yang dilakukan IFA.











