Puluhan Tahun Jadi Kolektor Batu Akik, Salim Kini Miliki Koleksi Bernilai Fantastis
adainfo.id – Kota Depok kembali menjadi sorotan publik setelah menggelar Kontes Batu Akik Nusantara.
Gelaran tersebut dilaksanakan di Depok Open Space (DOS), Sabtu (27/09/2025).
Acara ini menjadi ajang berkumpulnya para pecinta dan kolektor batu akik dari berbagai daerah di Indonesia.
Dengan suasana penuh antusiasme, ratusan peserta tampak memamerkan koleksi batu akik langka yang sarat dengan nilai sejarah, seni, hingga ekonomi.
Pameran kali ini bukan hanya sekadar lomba keindahan batu akik, tetapi juga ajang silaturahmi antar penghobi.
Salim, Kolektor Senior dengan Koleksi Rp100 Juta
Salah satu peserta yang mencuri perhatian dalam acara tersebut adalah Salim (70) seorang kolektor batu akik.
Ia datang dengan koleksi yang menempel di bajunya dan membuat banyak pengunjung penasaran.
Saat ditemui, Salim menjelaskan bahwa beberapa batu akik yang dibawanya adalah Galih Kelor, Batu Kelawing, dan Batu Garut.
Menurutnya, masing-masing batu memiliki keunikan tersendiri.
“Kalau yang ini Galih Kelor, sudah ratusan tahun usianya. Itu dari pohon kelor yang sudah membatu, istilahnya sepa kayu jadi batu,” ungkap Salim sambil menunjukkan batu akik yang menempel ditangannya.
Koleksi Salim bukan sembarangan. Ia mengaku mendapatkan batu-batu tersebut dari berbagai daerah di Indonesia.
“Asalnya macam-macam, ada dari Garut, Kalimantan, sampai Aceh. Setiap daerah punya ciri khas batunya sendiri,” jelasnya.
Hal ini memperlihatkan bahwa keberagaman batu akik Nusantara tidak hanya indah, tetapi juga sarat akan nilai budaya.
Setiap batu menjadi representasi daerah asalnya, mencerminkan keunikan geologi dan sejarah yang panjang.
Harga Batu Akik, Dari Ratusan Ribu hingga Belasan Juta
Bagi sebagian orang, batu akik mungkin hanya dianggap sebagai aksesori biasa.
Namun, di tangan kolektor seperti Salim, batu akik bisa bernilai fantastis.
“Kalau yang paling murah sekitar Rp500 ribuan. Yang paling mahal bisa sampai Rp15 juta, itu yang Galih Kelor besar ini. Usianya sudah ratusan tahun,” ujarnya.
Harga fantastis tersebut bukan hanya karena keindahan batu, tetapi juga faktor kelangkaan, usia, serta sejarah yang terkandung di dalamnya.
Kecintaan Salim terhadap batu akik bukanlah sesuatu yang muncul secara tiba-tiba.
Ia mengaku sudah jatuh hati pada batu akik sejak awal tahun 2000.
“Waktu sebelum ramai orang suka batu akik, saya sudah hobi. Cuma dulu koleksi saya masih kecil-kecil. Sekarang makin lama, makin cari yang berbeda,” tutur Salim.
Tidak hanya sekadar hobi, aktivitas ini juga menjadi bagian dari kehidupannya.
Selain mengoleksi, ia juga berdagang batu akik untuk menyalurkan kecintaannya sekaligus menambah penghasilan.
Nilai Koleksi Capai Rp100 Juta
Salim mengenakan pakaian yang penuh dengan batu akik di berbagai bagian tubuhnya.
Jika ditotal, koleksi yang dibawanya bernilai sekitar Rp100 juta.
“Hampir Rp100 juta lah yang nempel di badan,” katanya dengan nada santai.
Keberaniannya memamerkan koleksi bernilai tinggi ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan emosional para kolektor terhadap batu akik.
Bagi mereka, nilai tidak hanya terletak pada harga, tetapi juga pada cerita dan perjalanan yang menyertai setiap batu.
Kontes Batu Akik Nusantara bukan hanya tentang lomba atau transaksi jual beli.
Lebih dari itu, acara ini menjadi ruang untuk melestarikan budaya dan sejarah yang terkandung dalam setiap batu.
Di tengah perkembangan zaman dan modernisasi, batu akik tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Indonesia.
Batu-batu itu bukan sekadar benda mati, melainkan simbol kekayaan alam sekaligus cermin dari keberagaman Nusantara.











