Terasa Menyengat, BMKG Beberkan Soal Cuaca Lebih Panas Belakangan Ini

ARY
Ilustrasi penyampaian BMKG terkait cuaca yang lebih panas akhir-akhir ini. (Foto: Pixabay/geralt)

adainfo.id – Belakangan ini, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia merasakan cuaca yang terasa lebih panas dari biasanya.

Banyak yang mengira kondisi ekstrem ini disebabkan oleh gelombang panas atau perubahan iklim global.

Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa fenomena tersebut masih termasuk dalam kategori normal secara meteorologis, dengan suhu maksimum berkisar antara 31 hingga 34 derajat Celsius.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa penyebab utama suhu panas yang dirasakan masyarakat saat ini adalah pergeseran posisi semu matahari ke arah selatan.

Fenomena ini terjadi secara alami setiap tahun dan berpengaruh terhadap tingkat intensitas radiasi matahari yang diterima di wilayah Indonesia bagian selatan.

“Saat ini kenapa terlihat sangat panas? Karena di sisi selatan, matahari sekarang itu udah bergeser, di posisi di selatan wilayah Indonesia,” kata Guswanto dikutip Senin (13/10/2025).

Ia menuturkan, saat posisi matahari berada di sekitar garis khatulistiwa hingga selatan, wilayah Indonesia bagian selatan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan menerima paparan sinar matahari yang lebih langsung. Akibatnya, suhu udara terasa lebih tinggi dari biasanya.

Minim Awan, Panas Makin Terasa Terik

Selain faktor posisi matahari, minimnya pertumbuhan awan hujan di wilayah selatan Indonesia turut memperparah sensasi panas yang dirasakan.

Awan berfungsi sebagai pelindung alami yang memantulkan sebagian radiasi sinar matahari kembali ke atmosfer.

Namun, karena pada periode ini pembentukan awan relatif sedikit, sinar matahari pun menembus langsung ke permukaan bumi tanpa penghalang berarti.

“Dan ini juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan itu juga sudah jarang di wilayah selatan. Inilah yang terasa panas, tidak ada awan yang menutup sinar matahari langsung,” paparnya.

Kondisi ini umum terjadi menjelang musim hujan, ketika lapisan udara di atas permukaan bumi cenderung lebih stabil dan tidak mendukung pembentukan awan kumulonimbus atau awan penghasil hujan.

Suhu Panas Masih Dalam Batas Normal

Meski masyarakat merasa kepanasan dalam beberapa hari terakhir, BMKG menegaskan bahwa suhu panas yang tercatat masih berada dalam kisaran normal untuk wilayah tropis seperti Indonesia.

Suhu udara maksimum harian di beberapa kota besar masih berkisar antara 31 hingga 34 derajat Celsius, sesuai dengan batas normal rata-rata tahunan.

“Temperatur kota itu idealnya kan rata-ratanya suhu maksimum ya kita di Indonesia itu, itu 31-34 masih normal,” tutupnya.

Dengan kata lain, kondisi ini belum bisa dikategorikan sebagai gelombang panas (heatwave) seperti yang sering terjadi di wilayah subtropis atau gurun.

Di mana suhu bisa mencapai di atas 40 derajat Celsius selama beberapa hari berturut-turut.

Perbedaan Cuaca Panas dan Gelombang Panas

Banyak masyarakat yang keliru menganggap setiap peningkatan suhu udara sebagai gelombang panas.

Padahal, BMKG menegaskan bahwa gelombang panas memiliki kriteria ilmiah tertentu yang tidak terpenuhi di Indonesia.

Gelombang panas umumnya didefinisikan sebagai kondisi suhu udara maksimum harian yang lebih tinggi dari rata-rata klimatologis selama minimal lima hari berturut-turut.

Selain itu, biasanya terjadi di wilayah lintang tinggi yang memiliki empat musim.

Sementara itu, Indonesia sebagai negara tropis tidak mengalami perubahan musim ekstrem seperti negara di lintang utara dan selatan.

Sehingga kenaikan suhu seperti sekarang masih dalam kategori wajar.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *