Menkeu Purbaya Ungkap Strategi Pemerintah Jaga Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi

ARY
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa ungkap pertumbuhan ekonomi tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka. (Foto: Kemenkeu)

adainfo.id – Dalam satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Indonesia mencatatkan sejumlah capaian positif di bidang ekonomi.

Fondasi ekonomi nasional tetap kokoh, stabilitas makroekonomi terjaga, dan kesejahteraan masyarakat menunjukkan tren meningkat.

Hal ini disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dalam paparan kinerja ekonomi di Jakarta, Kamis (16/10/2025) lalu.

Ia menegaskan bahwa kebijakan fiskal dan moneter yang sinergis mampu menjaga daya tahan ekonomi nasional di tengah dinamika global.

“Jadi ini semua sebagian angka pertumbuhan triwulan kedua. Saya yakin triwulan ketiga akan turun sedikit, tapi enggak apa-apa. Triwulan keempat tumbuhnya akan lebih cepat,” ujar Purbaya dikutip Sabtu (18/10/2025).

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat

Menurut data Kementerian Keuangan, pada Triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12%, menempatkan Indonesia di posisi teratas di antara negara-negara G20.

Angka ini mencerminkan daya tahan ekonomi nasional yang solid meski tantangan global seperti tekanan geopolitik dan perlambatan ekonomi dunia masih terjadi.

Purbaya optimistis bahwa tren positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun.

Ia menilai kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga, memperkuat konsumsi domestik, serta meningkatkan ekspor berkontribusi besar terhadap capaian tersebut.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat ini menunjukkan fondasi yang sehat. Pemerintah memastikan bahwa pertumbuhan tidak hanya tinggi, tetapi juga inklusif.

Inflasi dan Defisit APBN Terendah di Antara Negara G20

Selain pertumbuhan ekonomi yang terjaga, tingkat inflasi juga berhasil ditekan di level 2,65% year-on-year (yoy).

Angka ini termasuk salah satu yang terendah di kawasan Asia dan di antara negara G20.

Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga berhasil dijaga hanya di 1,56% dari Produk Domestik Bruto (PDB), menunjukkan kinerja fiskal yang hati-hati namun tetap produktif.

Purbaya menjelaskan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari strategi pemerintah dalam mengelola kas negara secara optimal.

Salah satu langkah penting ialah penempatan dana sebesar Rp200 triliun di Bank Himbara untuk mendorong kegiatan ekonomi produktif.

“Dampaknya ke perekonomian beda. Karena tadi di sistem yang tadinya kering mulai ada uang yang cukup, anda hajar lebih jauh. Itu yang menimbulkan optimisme di ekonomi,” papar Purbaya.

Surplus Neraca Perdagangan dan Penguatan Ekspor

Dari sisi perdagangan internasional, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 64 bulan berturut-turut, atau lebih dari lima tahun tanpa jeda defisit.

Sepanjang Januari hingga September 2025, pertumbuhan ekspor mencapai 45,8%, didorong oleh peningkatan permintaan dari negara mitra utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan India.

Sektor manufaktur, pertanian, serta pertambangan menjadi penyumbang utama kinerja ekspor nasional.

Peningkatan nilai tambah produk hilirisasi mineral juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

Sementara itu, indikator kesejahteraan masyarakat turut menunjukkan perbaikan nyata selama tahun pertama pemerintahan Prabowo–Gibran.

Tingkat pengangguran terbuka berhasil ditekan ke level 4,76% pada Februari 2025, angka terendah sejak krisis ekonomi Asia pada 1998.

Angka kemiskinan menurun menjadi 8,47% pada Maret 2025, yang merupakan rekor terendah sepanjang sejarah Indonesia modern.

Kementerian Keuangan mencatat, penurunan angka kemiskinan dipengaruhi oleh peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor industri, jasa, dan UMKM, serta kebijakan bantuan sosial yang lebih tepat sasaran.

Upaya ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh kelompok tertentu, tapi menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Pasar Modal Catat Rekor Tertinggi

Optimisme terhadap arah kebijakan ekonomi pemerintah juga tercermin di pasar modal.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat rekor tertinggi sepanjang masa di level 8.257,86 pada 10 Oktober 2025.

Kenaikan ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi nasional.

Terutama terhadap reformasi struktural dan kebijakan fiskal yang stabil.

“Walaupun sekarang ada koreksi naik sebentar-sebentar ya, tapi yang perlu diperhatikan adalah perbaikan ekonomi yang akan kita ciptakan ke depan, bukan cuman sesaat,” ucap Purbaya.

Pemerintah Fokus Perkuat Fondasi Ekonomi

Purbaya menekankan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada angka pertumbuhan.

Akan tetapi juga memperkuat pondasi ekonomi nasional untuk jangka panjang.

Berbagai program strategis tengah dijalankan untuk memperkuat sektor riil, memperluas investasi, dan mempercepat hilirisasi industri.

Pemerintah juga memperkuat sinergi antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan untuk menjaga stabilitas makroekonomi.

“Kita perbaiki pondasi ekonominya dengan serius, dengan betul-betul. Saya akan mengerahkan seluruh pengetahuan saya yang ada yang sudah belajar selama berapa tahun,” tutup Purbaya.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *