Pemprov Jabar Dorong Kolaborasi Ekonomi Inklusif Bersama HIPMI
adainfo.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menegaskan komitmennya dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif.
Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Jabar Sumasna, saat mewakili Gubernur Dedi Mulyadi dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) XVII dan Forum Bisnis Daerah (Forbisda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Barat, yang digelar di Ballroom Aston Cirebon, Minggu (19/10/2025).
Sumasna mengawali sambutannya dengan ungkapan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan yang menjadi wadah strategis bagi pengusaha muda untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah.
“Alhamdulillah pada kesempatan ini kita masih diberikan nikmat sehat dan nikmat untuk bersilaturahim. Pertama, izinkan saya mewakili Gubernur Jawa Barat untuk menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada HIPMI Jawa Barat yang terus menunjukkan komitmen dalam mendorong pertumbuhan kewirausahaan muda di daerah kita,” ujarnya.
Ia menyampaikan permohonan maaf dari Gubernur Jabar yang berhalangan hadir karena tugas kedinasan.
Namun tetap menitipkan salam hormat kepada seluruh peserta dan berharap forum tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat ekonomi daerah.
Pengusaha Muda Jadi Pilar Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Sumasna menekankan bahwa pengusaha muda memiliki peran vital dalam memperkuat ketahanan ekonomi, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Keberadaan HIPMI sebagai organisasi yang menaungi wirausahawan muda dianggap strategis untuk menciptakan lapangan kerja dan inovasi baru di berbagai sektor.
“Kita semua menyadari bahwa pengusaha muda menjadi otak perekonomian daerah dan nasional. Di tengah ekonomi global yang tidak menentu, peran para pemuda menjadi sangat penting dalam menjaga keutuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong inovasi,” paparnya.
Data pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada 2024 mencatat angka 4,95%, dan pada 2025 naik menjadi 5,23%, melampaui rata-rata nasional.
Menurutnya, capaian ini merupakan hasil kerja kolektif antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat.
“Pemerintah bukan hanya menjadi pengatur, tetapi bagian dari solusi pembangunan daerah dan nasional,” ujarnya.
UMKM Jadi Tulang Punggung Ekonomi Jawa Barat
Lebih lanjut, Sumasna menyebutkan bahwa Jawa Barat memiliki sekitar 4,63 juta unit UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
Potensi besar tersebut, katanya, harus terus diperkuat melalui kolaborasi, peningkatan kualitas, dan perluasan pasar.
“Angka ini merupakan potensi besar yang harus dikelola dengan baik. Kami berharap agar forum ini tidak hanya menjadi ajang perencanaan, tetapi juga wadah untuk memperkuat kolaborasi nyata antar pelaku usaha muda,” ujarnya.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang kuat tidak hanya ditopang oleh modal dan investasi.
Akan tetapi juga oleh semangat gotong royong dan solidaritas antar pelaku usaha.
Sumasna mengajak seluruh pengusaha muda HIPMI Jawa Barat untuk mengambil peran aktif dalam mengembangkan inovasi berbasis kearifan lokal dan teknologi digital, yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Fokus pada Pengembangan Kawasan Rebana
Dalam arah kebijakan pembangunan daerah, Pemprov Jabar juga tengah fokus mengembangkan Kawasan Rebana Metropolitan, yang mencakup tujuh kabupaten/kota.
Kawasan ini digadang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah utara Jawa Barat.
“Kami mendorong tujuh kabupaten/kota yang kami sebut sebagai Kawasan Rebana untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru bagi Jawa Barat. Momentum ini harus kita manfaatkan untuk memperkuat kapasitas usaha dari skala kecil hingga internasional,” jelasnya.
Selain Rebana, Sumasna juga menyoroti pentingnya transformasi ekonomi dari konvensional ke berkelanjutan.
Termasuk melalui digitalisasi UMKM dan peningkatan ekspor produk daerah.
Menurutnya, Jawa Barat telah mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional, yakni 5,23%, dan hal tersebut diyakini tidak terlepas dari kontribusi aktif para pengusaha muda.
Dorongan Ekspor, Investasi, dan Konsumsi Berimbang
Sumasna menjelaskan, terdapat empat fokus utama atau PR besar dalam menjaga momentum ekonomi Jawa Barat yakni ekspor, investasi, konsumsi, dan pengendalian inflasi.
Untuk ekspor, Jawa Barat saat ini mencatat posisi surplus, menandakan kemampuan daerah dalam memproduksi dan menembus pasar internasional.
“Kami yakini bahwa pengusaha muda memiliki peran penting dalam menjaga kinerja ekspor dan investasi daerah. Untuk konsumsi, pemerintah terus berupaya agar inflasi dapat terkendali dengan baik melalui sinergi program-program daerah,” terangnya.
Ia juga menekankan pentingnya pemberdayaan koperasi dan desa produktif sebagai fondasi ekonomi kerakyatan.
Pemprov Jabar terus mendorong pengembangan koperasi digital, desa wisata, serta ekonomi hijau sebagai bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi, Kunci Keberhasilan Pembangunan
Sumasna menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Diperlukan kolaborasi erat antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas untuk membangun ekonomi Jawa Barat yang tangguh dan berdaya saing global.
“Pemerintah adalah bagian dari langkah konkret yang memberi manfaat bagi anggota HIPMI, bagi masyarakat Jawa Barat, dan bagi bangsa Indonesia,” tuturnya.
Ia berharap agar forum Rakerda dan Forbisda HIPMI Jabar ini menjadi ruang kolaboratif yang melahirkan ide, inovasi, dan kemitraan nyata demi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan.











