Riset BRIN Ungkap Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Langkah yang Akan Dilakukan
adainfo.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan telah menindaklanjuti hasil riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menemukan adanya partikel mikroplastik berbahaya dalam air hujan.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyebut pihaknya telah melakukan pendalaman terhadap temuan tersebut guna memastikan dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
“Untuk hal yang berkaitan dengan hujan yang mengandung plastik yang ditemukan oleh BRIN, kami sudah melakukan pendalaman,” tutur Pramono dikutip Selasa (21/10/2025).
Langkah cepat Pemprov DKI ini menjadi bukti keseriusan pemerintah daerah dalam menjaga kualitas lingkungan hidup di Jakarta, terutama terkait polusi plastik yang kini menjadi isu global.
Temuan BRIN ini menambah daftar panjang tantangan ekologis Jakarta, selain polusi udara dan pencemaran air sungai.
Penelitian BRIN Temukan Partikel Mikroplastik Berbahaya
BRIN sebelumnya mengungkapkan hasil penelitian yang cukup mengkhawatirkan.
Berdasarkan riset yang dilakukan di beberapa titik wilayah Jakarta, ditemukan kandungan partikel mikroplastik berbahaya dalam air hujan.
Partikel ini berasal dari berbagai aktivitas manusia, mulai dari emisi kendaraan bermotor, limbah industri, hingga pembakaran sampah plastik.
Mikroplastik sendiri merupakan partikel plastik berukuran sangat kecil, kurang dari 5 milimeter yang sulit terurai secara alami.
Partikel ini dapat terbawa udara, menempel di permukaan air, bahkan ikut terbawa dalam proses presipitasi hingga akhirnya turun bersama air hujan.
Keberadaan mikroplastik di udara Jakarta menunjukkan tingkat pencemaran plastik yang sudah mencapai fase kritis.
Tak hanya berdampak pada lingkungan, partikel mikroplastik juga berpotensi membahayakan kesehatan manusia.
Terutama jika terhirup atau terkonsumsi secara tidak langsung.
Permintaan Pramono untuk Publikasi Hasil Penelitian Pemprov DKI
Menanggapi temuan tersebut, Pramono meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta untuk segera mempublikasikan hasil penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Pemprov.
Ia menegaskan pentingnya transparansi kepada masyarakat agar publik mengetahui kondisi lingkungan terkini dan langkah mitigasi yang tengah dilakukan pemerintah.
“Nanti secara khusus Kepala Dinas Lingkungan Hidup, saya akan minta untuk menyampaikan ke publik karena mereka juga melakukan penelitian. Dalam waktu dekat ini pasti akan saya minta untuk menyampaikan ke publik,” paparnya.
Langkah ini diambil untuk menghindari kesimpangsiuran informasi.
Sekaligus memperkuat komunikasi publik mengenai bahaya mikroplastik di udara dan air hujan.
Potensi Dampak Mikroplastik bagi Kesehatan dan Lingkungan
Mikroplastik dalam air hujan bukan hanya ancaman bagi kualitas air tanah, tetapi juga bagi ekosistem perkotaan secara keseluruhan.
Saat air hujan mengandung partikel plastik, itu dapat masuk ke sistem drainase dan mengalir ke sungai atau laut, memperparah pencemaran yang sudah ada.
Partikel mikroplastik yang terserap dalam tubuh manusia dapat menyebabkan gangguan sistem metabolisme.
Kemudian, peradangan jaringan, hingga potensi gangguan endokrin dalam jangka panjang.
Sementara bagi tumbuhan, mikroplastik dapat menghambat penyerapan nutrisi dan air.
Jakarta sebagai kota metropolitan dengan tingkat mobilitas dan konsumsi plastik tinggi, menjadi lokasi yang rawan terhadap fenomena ini.
Aktivitas seperti pembakaran sampah plastik, penggunaan produk sekali pakai, dan abrasi dari ban kendaraan menjadi kontributor utama munculnya partikel mikroplastik di udara.











