Kenali Tanda-Tanda Awal Kanker Payudara Sebelum Terlambat, Apa Saja?

ARY
Ilustrasi tanda-tanda dan pencegahan kanker payudara. (Foto: Pixabay/HtcHnm)

adainfo.id – Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini kanker payudara kembali digugah melalui kegiatan Seminar Awam Bicara Sehat bertema “Berani Periksa, Sayangi Dirimu: Deteksi Dini Kanker Payudara” yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).

Acara yang digelar secara daring dalam rangka Bulan Kewaspadaan Kanker Payudara 2025 ini diikuti oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

Tujuannya sederhana namun sangat penting yakni untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya pemeriksaan payudara secara berkala untuk mendeteksi kanker lebih awal.

Edukasi semacam ini menjadi bagian dari komitmen RSUI untuk terus memperkuat literasi kesehatan masyarakat.

Tidak hanya mengedukasi tentang tanda-tanda awal kanker payudara, tetapi juga mengajak wanita untuk mengenali tubuh sendiri, tidak takut memeriksa, dan tidak menunda pemeriksaan medis.

Kanker Payudara Masih Jadi Ancaman Serius Bagi Perempuan

Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada perempuan di dunia.

Di Indonesia sendiri, data menunjukkan bahwa penyakit ini adalah kasus kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh rumah sakit.

Tercatat ada 12.104 pasien kanker payudara, atau sekitar 28,7% dari seluruh pasien kanker.

Angka ini memperlihatkan bahwa kanker payudara masih menjadi ancaman nyata bagi kesehatan perempuan Indonesia.

Masalah utama yang sering terjadi adalah keterlambatan diagnosis. Banyak pasien baru terdeteksi ketika kanker sudah berada pada stadium 3 atau 4.

Di mana penyebarannya sudah meluas dan pengobatan menjadi jauh lebih kompleks.

Karena itu, deteksi dini menjadi kunci utama. Dengan mengenali perubahan sejak awal, peluang kesembuhan bisa meningkat drastis, bahkan mencapai 90% lebih jika ditangani segera.

Pentingnya SADARI dan SADANIS dalam Deteksi Dini

Dokter Spesialis Bedah Onkologi RSUI, dr. Annisa Syafitri, menjelaskan bahwa langkah pertama dan paling sederhana yang bisa dilakukan setiap wanita adalah SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan SADANIS (Periksa Payudara Secara Klinis).

“SADARI adalah 6 langkah pemeriksaan mandiri yang sebaiknya dilakukan satu bulan sekali setiap setelah menstruasi. Jika ditemukan gejala, peserta dianjurkan segera melakukan SADANIS dengan mengunjungi Dokter Spesialis Bedah Onkologi terdekat,” ujar dr. Annisa dalam keterangannya, Selasa (04/11/2025).

Ia menegaskan, pemeriksaan mandiri dan pemeriksaan klinis dapat mendeteksi hingga 85% kasus kanker payudara.

Dengan kebiasaan memeriksa diri sendiri, wanita bisa lebih peka terhadap kondisi tubuhnya dan lebih cepat mengambil tindakan jika ada perubahan mencurigakan.

Langkah-langkah SADARI meliputi memeriksa bentuk dan warna payudara di depan cermin, meraba dengan pola tertentu.

Kemudian juga memeriksa area ketiak dan sekitar payudara untuk mendeteksi benjolan atau perubahan tekstur kulit.

Pemeriksaan Penunjang: USG dan Mammografi

Selain pemeriksaan mandiri dan klinis, dr. Annisa juga menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan secara berkala, tergantung pada usia dan kondisi pasien.

Salah satunya yaitu USG payudara, pemeriksaan ini cocok untuk wanita usia di bawah 40 tahun.

Sementara Mammografi lebih efektif untuk wanita usia di atas 40 tahun dengan frekuensi pemeriksaan 1 tahun sekali.

Menurutnya, USG dan Mammografi mampu mendeteksi kanker payudara dengan akurasi lebih dari 90%.

Bahkan, jika metode tersebut dikombinasikan dengan pemeriksaan klinis dan biopsi, tingkat akurasi deteksi bisa mencapai 99,5%.

Dengan hasil yang sedemikian signifikan, dokter RSUI mendorong masyarakat untuk tidak menunda pemeriksaan dan menjadikannya sebagai bagian dari rutinitas tahunan.

Perilaku CERDIK untuk Cegah Kanker Payudara

Selain pemeriksaan medis, RSUI juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menerapkan gaya hidup sehat sebagai bentuk pencegahan.

dr. Annisa memperkenalkan perilaku “CERDIK”, sebuah akronim untuk enam langkah hidup sehat.

Hal itu terdiri dari Cek kesehatan secara teratur, Enyahkan junk food,
Rajin berolahraga, Diet yang seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres dengan baik.

Pola hidup sehat terbukti membantu menjaga keseimbangan hormon, mengurangi risiko obesitas.

Selain itu juga memperkuat daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit, termasuk kanker.

“Lakukanlah SADARI sesering mungkin. Misalkan ada benjolan, jangan ragu dan takut untuk segera periksa lebih lanjut, karena kita ini sudah di daerah yang fasilitas kesehatannya terjangkau,” bebernya.

Pesan tersebut menegaskan bahwa akses layanan kesehatan di Indonesia kini semakin mudah, sehingga tidak ada alasan untuk menunda pemeriksaan atau mengabaikan gejala.

Ajak Wanita Indonesia Peduli dan Berani Periksa

Seminar yang diadakan RSUI ini tidak hanya sekadar penyuluhan medis, tetapi juga gerakan sosial untuk membangun kesadaran kolektif perempuan Indonesia agar lebih peduli terhadap kesehatan payudara.

“Jadi, segeralah periksa dan jangan sampai ditunda. Jangan berpikir ‘mungkin tidak apa-apa’ hanya karena benjolannya tidak sakit. Adanya benjolan saja itu sudah merupakan gejala dari kanker payudara,” pungkas dr. Annisa.

Melalui kegiatan edukatif seperti ini, diharapkan semakin banyak wanita yang menyadari pentingnya pemeriksaan rutin dan deteksi dini.

Itu karena semakin cepat kanker ditemukan, semakin besar peluang untuk sembuh sepenuhnya.

RSUI terus menunjukkan komitmennya dalam bidang edukasi dan pelayanan onkologi melalui kegiatan seperti seminar daring ini.

Upaya tersebut menjadi bagian penting dari strategi nasional dalam menekan angka kematian akibat kanker.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *