Kasus DBD di Depok Turun, Kewaspadaan Tetap Ditekankan

ARY
Ilustrasi kasus DBD di Kota Depok turun. (Foto: Pixabay/MikuAalto)

adainfo.id – Penurunan signifikan kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di Kota Depok di tahun 2025.

Tren ini menjadi kabar baik di tengah meningkatnya curah hujan dan kondisi cuaca yang tidak menentu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati, mengungkapkan bahwa jumlah kasus DBD tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

“Tahun 2024 sampai dengan bulan September jumlah kasusnya 4.473. Sementara tahun 2025 ada sebanyak 2.326 kasus. Dibandingkan tahun 2024 ada penurunan,” ujar Mary dalam keterangannya, Kamis (06/11/2025).

Meski angka kasus menurun, Mary tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah.

Menurutnya, kondisi cuaca yang kerap berubah dari panas ke hujan dapat memicu munculnya genangan air, yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.

Cuaca Tak Menentu Jadi Pemicu Utama

Sebelumnya, Mary menjelaskan, perubahan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini menjadi faktor dominan dalam penyebaran DBD.

Intensitas hujan yang tinggi disertai suhu panas bergantian menciptakan lingkungan ideal bagi nyamuk penyebab DBD.

“Memang lagi musimnya ya, selalu ada kasusnya (DBD). Kita memang terus memberikan edukasi ke masyarakat. Apalagi kalau sudah mulai ada hujan dan panas,” jelasnya.

“Hujan panas itu kan risiko terjadi genangan air untuk perkembangan nyamuk Aedes Aegypti. Nah ini yang perlu kita waspadai,” sambungnya.

Mary menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap tren kasus DBD di seluruh kecamatan.

Jika ditemukan lonjakan kasus, langkah cepat akan diambil melalui koordinasi dengan rumah sakit dan puskesmas setempat.

Fasilitas Kesehatan Masih Terkendali

Walau masih ada kasus yang dilaporkan, fasilitas kesehatan di Depok disebut masih mampu menangani pasien DBD dengan baik.

Tidak ada laporan mengenai rumah sakit yang kewalahan atau kekurangan tempat tidur untuk pasien.

“Sampai saat ini kita belum ada laporan rumah sakit di Kota Depok sampai kewalahan. Seperti susah mencari bed di rumah sakit untuk pasien DBD itu belum, saya belum mendapat laporan,” katanya.

Meski demikian, antisipasi tetap dilakukan. Dinkes Depok telah menyiapkan langkah tambahan jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan jumlah pasien secara signifikan.

“Ketika memang dari surveilans kami nanti melihat ada lonjakan yang tinggi, ya nanti kita bersurat ke rumah sakit untuk ada himbauan supaya ada penambahan bed jika memang terjadi kenaikan kasus yang cukup signifikan,” ujarnya.

Selain itu, koordinasi lintas sektor terus digencarkan. Termasuk peningkatan kapasitas puskesmas dan fasilitas rawat inap apabila terjadi lonjakan mendadak.

Edukasi dan Pencegahan Diperkuat

Mary menekankan bahwa DBD bukanlah penyakit musiman. Nyamuk Aedes Aegypti dapat berkembang sepanjang tahun selama lingkungan mendukung.

Karena itu, kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam pencegahan.

“DBD ini kan bukan musiman ya, sepanjang tahun dia ada. Tapi mulai dari bulan-bulan ini mendekati akhir tahun, kita memang perlu waspada karena curah hujan semakin sering, sehingga potensi genangan air juga semakin banyak,” tuturnya.

Masyarakat diajak untuk rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk serta membersihkan wadah yang berpotensi menampung air.

Dinkes, kata Mary, juga memperluas kegiatan sosialisasi di sekolah-sekolah, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk memastikan lingkungan belajar tetap bersih dan aman.

“Ini nanti kita juga upayakan untuk terus mengingatkan melalui Dinas Pendidikan agar bisa disosialisasikan ke seluruh sekolah, baik di bawah kewenangan Dinas Pendidikan Kota Depok maupun KCD dan Kemenag,” jelasnya.

Waspada Penyakit Akibat Perubahan Cuaca

Selain DBD, Mary juga menyoroti peningkatan kasus penyakit lain akibat perubahan cuaca ekstrem, salah satunya influenza tipe A.

Ia mengatakan bahwa meski belum ada pemeriksaan laboratorium spesifik di Depok, gejala mirip flu berat mulai banyak ditemukan di masyarakat.

“Sebenarnya kalau influenza tipe A ini kan harus dengan pemeriksaan lab ya, sementara kita sendiri kan tidak melakukan itu. Jadi hanya dari gejala klinisnya saja yang kemungkinan mengarah ke sana,” ungkapnya.

Mary mengimbau masyarakat agar lebih memperhatikan kondisi tubuh, mengonsumsi makanan bergizi, dan beristirahat cukup.

Kebersihan diri dan lingkungan menjadi langkah penting untuk menjaga daya tahan tubuh tetap optimal.

Bagi warga yang sedang mengalami flu, disarankan memakai masker dan menghindari kontak langsung dengan orang lain guna mencegah penularan.

“Kita harapkan yang sedang mengalami flu memakai masker, dan yang lagi sehat juga menjaga supaya tidak berinteraksi dengan yang sedang sakit flu dan sebagainya. Itu memang yang kita ingatkan ke masyarakat,” tutupnya.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *