Tragedi Ledakan di SMAN 72 Jakarta, DPR RI Dorong Pengawasan Ketat Dunia Pendidikan

ARY
Ilustrasi peristiwa ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta turut disoroti DPR RI. (Foto: MPR RI)

adainfo.id – Ledakan yang mengguncang SMAN 72 Jakarta Utara dan menyebabkan puluhan siswa luka-luka menjadi perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk anggota DPR RI.

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyoroti kemungkinan adanya pengaruh media sosial dalam peristiwa tersebut.

Ia meminta seluruh pihak, terutama sekolah, untuk lebih aktif mengedukasi para siswa agar berhati-hati terhadap konten daring yang berpotensi berbahaya.

“Antara lain mungkin tadi karena pengaruh yang dilihat di media-media sosial,” kata Dasco dikutip Minggu (09/11/2025).

Dari hasil peninjauan di lokasi kejadian, Dasco menyebutkan bahwa pelaku diduga merupakan seorang siswa berusia 17 tahun.

Namun, Dasco menegaskan bahwa seluruh informasi terkait motif maupun kronologi peristiwa masih menunggu hasil penyelidikan resmi dari kepolisian.

“Soal ini biar nanti pihak yang berwenang atau pihak kepolisian yang menyampaikan ke rekan media,” papar Dasco.

Ketua Komisi X DPR RI Minta Penyelidikan Tuntas

Sementara itu, Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara.

Hetifah mengutuk keras kejadian tersebut dan meminta aparat untuk segera menyelidiki penyebab ledakan secara tuntas.

“Saya sangat berduka atas peristiwa ini. Tidak seharusnya lingkungan pendidikan menjadi tempat yang menimbulkan ancaman bagi keselamatan siswa dan guru. Saya mendesak aparat keamanan untuk mengusut tuntas insiden ini dan memastikan kejadian serupa tidak terulang,” ucap Hetifah.

Hetifah menilai, sekolah semestinya menjadi ruang paling aman bagi anak-anak dalam menuntut ilmu.

Karena itu, menurut Hetifah, tanggung jawab keamanan tidak hanya berada di tangan sekolah, tetapi juga menjadi perhatian nasional.

Pemulihan Psikologis dan Fisik Siswa Jadi Prioritas

Selain penyelidikan, Hetifah menyoroti pentingnya pemulihan kondisi fisik dan psikologis para korban.

Hetifah menegaskan bahwa dukungan moral dan pendampingan emosional bagi siswa maupun tenaga pendidik sangat dibutuhkan agar proses belajar dapat kembali berjalan dengan baik.

“Selain memastikan penanganan medis yang optimal, penting juga memberikan pendampingan psikologis agar warga sekolah dapat pulih dari trauma dan kembali merasa aman di lingkungan sekolahnya,” bebernya.

Hetifah menambahkan, Kementerian Pendidikan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, serta lembaga terkait lainnya perlu memastikan agar fasilitas sekolah diperiksa ulang.

Terutama pada aspek keamanan dan keselamatan ruang belajar.

Keamanan Sekolah Jadi Prioritas

Sebagai pimpinan Komisi X DPR yang membidangi pendidikan, Hetifah menegaskan bahwa keamanan sekolah harus menjadi prioritas.

Hetifah mendorong pemerintah daerah dan seluruh satuan pendidikan untuk memperkuat sistem pengawasan serta memperbarui prosedur keselamatan di sekolah-sekolah.

“Sekolah seharusnya menjadi tempat yang paling aman bagi anak-anak kita. Karena itu, setiap pihak harus memastikan protokol keamanan dijalankan dengan serius,” tutur Hetifah.

Selain itu, Hetifah juga meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya atau menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya.

Dalam situasi seperti ini, ujar Hetifah, penyebaran kabar palsu justru dapat memperburuk keadaan dan menimbulkan kepanikan publik.

“Kita percayakan kepada aparat untuk mengungkap penyebab kejadian ini secara profesional dan transparan. Yang terpenting sekarang adalah keselamatan dan pemulihan para korban,” tutup Hetifah.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *