Banjir Rob Kembali Rendam Ratusan Rumah di Desa Ambulu, Warga Keluhkan Tak Ada Perhatian Pemerintah
adainfo.id – Ratusan rumah di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, kembali terendam banjir rob yang hampir setiap hari melanda kawasan pesisir tersebut.
Genangan yang tak kunjung surut membuat aktivitas masyarakat lumpuh, sementara kondisi sanitasi semakin memburuk.
Warga harus hidup berdampingan dengan air yang kini berubah warna menjadi hijau, menandakan lamanya genangan dan tingginya risiko kesehatan.
Sejak beberapa bulan terakhir, banjir rob menjadi ancaman harian bagi warga Ambulu. Kondisi ini bukan hanya merendam permukiman, tetapi juga menghambat aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga mobilitas warga.
Tidak sedikit anak-anak terpaksa bermain dan beraktivitas di sekitar genangan yang kotor, sementara lansia menghadapi risiko penyakit kulit dan infeksi akibat air yang tercemar.
Situasi yang terus berulang tanpa penanganan konkret membuat warga semakin khawatir. Beberapa warga bahkan mengaku kelelahan karena setiap hari harus memindahkan barang, meninggikan perabot rumah, atau membersihkan genangan yang selalu kembali.
Fenomena air berubah warna menjadi hijau kian menguatkan dugaan bahwa banjir rob di Desa Ambulu telah berlangsung dalam durasi yang sangat panjang.
Kondisi tersebut diperparah dengan tidak adanya saluran pembuangan yang memadai, sehingga air yang menggenang dibiarkan stagnan.
Warna hijau pada genangan air sering kali menjadi indikator tingginya kadar alga atau bakteri akibat minimnya sirkulasi.
Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu berbagai penyakit, mulai dari diare, gatal-gatal, infeksi kulit, hingga risiko yang lebih serius bagi kelompok rentan seperti balita, lansia, dan ibu hamil.
Warga juga melaporkan bau tak sedap yang menyengat dari area genangan, terutama saat cuaca panas. Bau tersebut muncul akibat proses pembusukan material organik yang tercampur dalam air.
Beberapa warga terpaksa menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah, sementara sebagian lainnya memilih mengungsi ke rumah keluarga di desa lain.
Kuwu Ambulu Kecewa Tak Ada Pejabat yang Turun Meninjau Lokasi
Kuwu Ambulu, Sunaji, menyampaikan kekecewaannya terhadap minimnya perhatian pemerintah daerah maupun provinsi. Meski ratusan rumah terendam setiap hari, belum ada satu pun pejabat yang datang meninjau kondisi warga secara langsung.
“Belum ada satu pun pejabat yang datang sekadar melihat kondisi masyarakat kami,” ujarnya, Rabu (19/11/2025).
Menurut Sunaji, pemerintah desa selama ini harus berjuang sendirian menghadapi bencana rob tersebut. Berbagai alasan seperti efisiensi anggaran, kebijakan lintas sektor yang berbelit, hingga minimnya koordinasi kerap menjadi penghalang bantuan yang sebenarnya sangat dibutuhkan.
Kondisi tersebut membuat pemerintah desa terpaksa mengambil tindakan sementara, seperti membuat tanggul darurat dari karung pasir dan membantu warga meninggikan lantai rumah.
Namun, upaya tersebut tetap tidak cukup untuk menahan luapan air laut yang semakin tinggi dari tahun ke tahun.
Dalam keluh kesahnya, Sunaji menggambarkan betapa berat perjuangan warganya menghadapi banjir rob yang tak berkesudahan. Ia menyebut bahwa Desa Ambulu seolah berjalan di tempat, sementara daerah lain sudah melangkah jauh.
“Saat yang lain bermimpi ke bulan, kami di sini masih berjibaku mengatasi banjir,” keluhnya.
Ungkapan tersebut menggambarkan perasaan pasrah sekaligus frustrasi warga yang setiap hari bergelut dengan masalah yang sama tanpa solusi nyata dari pemerintah.
Sunaji menegaskan, warga butuh tindakan cepat, bukan janji atau wacana yang tak pernah diwujudkan.
Menurutnya, tidak hanya aktivitas warga yang terganggu, tetapi masa depan Desa Ambulu juga berada dalam ancaman besar.
Jika banjir rob dan abrasi tidak segera ditangani dengan langkah strategis, sebagian wilayah pesisir Ambulu berpotensi hilang ditelan laut.
“Ini menjadi kewajiban pemerintah untuk melindungi masyarakat Indonesia, sebagaimana telah diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945,” tegasnya.
Abrasi Mengancam Ambulu, Warga Mendesak Pemerintah Bertindak
Selain banjir rob, abrasi yang terus menggerus landasan tanah di tepi pantai Desa Ambulu menjadi ancaman lain yang tidak kalah serius.
Beberapa titik yang sebelumnya digunakan warga untuk bertani atau sebagai lahan bermain anak kini sudah hilang terbawa ombak. Warga khawatir kondisi ini akan terus berlanjut dan mempersempit area permukiman.
Sejumlah warga mengaku sudah beberapa kali menyampaikan aspirasi melalui musyawarah desa, kecamatan, hingga audiensi tingkat kabupaten. Namun hingga kini belum terlihat langkah konkret maupun rencana pembangunan yang diarahkan ke Desa Ambulu.
Warga menilai penanganan banjir rob harus melibatkan sinergi berbagai pihak, bukan hanya desa. Proyek pembangunan tanggul laut, penataan drainase, hingga program mitigasi abrasi harus segera dirancang agar kondisi desa tidak semakin kritis.
“Harapan kami sederhana, pemerintah hadir dan memberikan solusi nyata. Ini bukan banjir biasa, ini persoalan masa depan desa kami,” ujar salah satu warga yang ditemui di lokasi.
Di tengah banjir yang tak kunjung surut, warga hanya berharap satu hal: kehadiran dan aksi nyata dari pemerintah. Mereka ingin agar desa pesisir seperti Ambulu tidak diabaikan hanya karena berada jauh dari pusat kota.
Warga berharap pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten turun langsung melihat kondisi lapangan, mendengarkan aspirasi masyarakat, dan segera mengerjakan program mitigasi banjir rob serta penanganan abrasi yang semakin mendesak.
Dengan ratusan rumah yang terus terendam setiap hari, warga Desa Ambulu hanya bisa berharap bahwa kondisi mereka akhirnya mendapatkan perhatian yang layak.











