Investasi dan Konsumsi yang Meningkat Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Jakarta
adainfo.id – Stabilitas ekonomi Jakarta kembali menunjukkan sinyal positif di penghujung 2025.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaporkan kinerja pertumbuhan dan inflasi yang terkendali.
Sekaligus memperlihatkan peningkatan signifikan dalam realisasi investasi dan belanja daerah.
Laporan tersebut disampaikan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang menegaskan bahwa berbagai indikator makro ekonomi telah bergerak ke arah pemulihan yang kuat.
Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Sentuh 4,96 Persen di Triwulan III
Pramono menyampaikan bahwa ekonomi Jakarta terus menunjukkan ketahanan di tengah dinamika nasional dan global.
“Triwulan ketiga 2025, Jakarta tercatat pertumbuhannya 4,96 persen yang menunjukkan pemulihan dan stabilitas ekonomi kota dengan inflasi yang sangat terjaga,” papar Pramono dikutip Sabtu (22/11/2025).
Angka tersebut mencerminkan daya beli yang tetap solid, aktivitas konsumsi yang meningkat.
Kemudian juga kontribusi sektor jasa yang tetap menjadi penopang utama struktur ekonomi DKI.
Inflasi Jakarta Lebih Rendah dari Nasional
Selain pertumbuhan, inflasi di Jakarta terjaga di angka 2,69 persen, lebih rendah dibanding inflasi nasional 2,86 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa harga barang dan jasa relatif stabil, ketersediaan pasokan terjaga, hingga kebijakan pengendalian inflasi berjalan efektif.
Stabilitas harga ini menjadi salah satu faktor yang menjaga iklim investasi di Jakarta tetap kondusif sepanjang 2025.
Selain itu, indikator ketenagakerjaan juga menunjukkan perkembangan menggembirakan.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jakarta turun menjadi 6,05 persen pada Agustus 2025.
Tidak hanya itu, nilai investasi DKI mencatat kenaikan signifikan, menembus Rp204,13 triliun.
Kondisi ini mencerminkan kepercayaan dunia usaha terhadap stabilitas di Jakarta, terjaganya iklim bisnis, serta percepatan aktivitas sektor jasa dan transportasi.
Pramono menilai capaian tersebut menjadi fondasi penting untuk memaksimalkan program prioritas Pemprov DKI.
APBD Jakarta 2025 Tunjukkan Tren Penguatan
Selain indikator ekonomi makro, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) juga memperlihatkan tren positif.
Hingga 20 November 2025, APBD DKI tercatat mencapai Rp91,86 triliun.
Rincian perkembangan untuk Pendapatan Daerah yaitu:
– Oktober: Rp62,39 triliun
– November: Rp68,53 triliun
Belanja Daerah:
– Oktober: Rp47,96 triliun
– November: Rp51,98 triliun (60,46 persen dari target Rp85,97 triliun)
Pembiayaan dan SiLPA:
– Pembiayaan daerah: Rp3,64 triliun
– SiLPA naik dari Rp18,08 triliun menjadi Rp20,09 triliun
Belanja Akhir Tahun Diproyeksikan Meningkat
Pramono menyatakan bahwa realisasi belanja dipastikan meningkat pada akhir 2025, mengingat tingginya aktivitas pengadaan daerah.
Tercatat sebanyak 21.631 paket pengadaan barang dan jasa telah dilaksanakan.
Sementara untuk proses tender oleh Pokja BPPBJ telah mencapai 95,34 persen.
Selain itu, Jakarta pada periode ini juga mencatat surplus anggaran sebesar Rp14,43 triliun, yang memperkuat kemampuan fiskal DKI dalam mengeksekusi program pembangunan.
“Peningkatan realisasi belanja di akhir tahun ini dapat dipastikan,” ujar Pramono.
Jakarta Tetap Menjadi Motor Ekonomi Nasional
Pramono menegaskan bahwa Jakarta tetap menjadi simpul utama aktivitas ekonomi di Indonesia.
Sepanjang tahun ini, Jakarta memberikan kontribusi 16,39 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
“Terutama ditopang, yang paling utama adalah sektor jasa, transportasi, dan akomodasi,” tutur Pramono.
Bank Indonesia juga memproyeksikan ekonomi DKI akan tumbuh di kisaran 4,6–5,4 persen sepanjang 2025.
Hal tersebut memperlihatkan momentum pemulihan yang masih kuat.
Pertumbuhan ekonomi yang solid, inflasi terkendali, penurunan pengangguran, peningkatan investasi, hingga penguatan APBD menjadi indikator bahwa Jakarta memasuki fase pemulihan yang semakin matang.
Dengan berbagai pencapaian tersebut, Pemprov DKI optimistis dapat menjaga stabilitas ekonomi sekaligus memperluas manfaat pembangunan bagi seluruh warga.











