Simulasi Tanggap Darurat, LRT Jabodebek Uji Sistem Keselamatan dan Evakuasi
adainfo.id – Sebagai upaya memastikan sistem layanan tetap tangguh dalam berbagai situasi, KAI kembali menyelenggarakan simulasi tanggap darurat di lingkungan operasional LRT Jabodebek.
Kegiatan yang digelar pada Sabtu (29/11/2025) dini hari itu menjadi rangkaian penting dalam penguatan budaya keselamatan di seluruh unit kerja.
Simulasi berlangsung di Stasiun Harjamukti, Kota Depok, dan melibatkan personel dari berbagai instansi untuk memastikan koordinasi lintas lembaga berjalan efektif ketika menghadapi situasi kritis.
Dalam pelaksanaan simulasi, KAI turut menggandeng Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta serta Kota Depok.
Keterlibatan kedua instansi ini ditujukan untuk menguji keselarasan respons saat skenario darurat menuntut kehadiran tim pemadam kebakaran dan kebutuhan evakuasi berskala besar.
Seluruh peserta mengikuti rangkaian kegiatan yang telah disusun secara sistematis untuk mengukur kesiapan petugas, efektivitas komunikasi radio, hingga pembagian peran saat situasi memaksa tim bergerak cepat dan terkoordinasi.
Dua Skenario Utama, Kebakaran di Stasiun dan Gangguan Rangkaian Jalur
Vice President Operation LRT Jabodebek, Chomsa Hidayat, menjelaskan bahwa simulasi kali ini menggabungkan dua skenario utama.
Pada skenario pertama, petugas melakukan penanganan kebakaran di area stasiun.
Proses dimulai dari upaya awal yang dilakukan tim internal, dilanjutkan dengan evakuasi pengguna menuju titik aman.
Kemudian juga langkah tindak lanjut ketika pengendalian internal tidak mencukupi dan memerlukan bantuan Gulkarmat.
“Skenario berikutnya, peserta melakukan simulasi dengan skenario saat rangkaian kereta LRT Jabodebek mengalami gangguan di tengah jalur,” paparnya dikutip Minggu (30/11/2025).
Pada skenario kedua ini, petugas melakukan evakuasi penumpang dengan memindahkan mereka ke kereta penolong yang sengaja disiapkan untuk kondisi darurat.
“Pada kondisi tersebut, petugas melakukan evakuasi dengan memindahkan pengguna dari rangkaian kereta yang mengalami gangguan ke kereta penolong,” jelasnya.
Penguatan Budaya Keselamatan Menjadi Prioritas
Chomsa menegaskan bahwa simulasi yang dilakukan secara berkala merupakan bagian dari komitmen KAI dalam menjaga kualitas pelayanan.
Ia menyebut, latihan seperti ini dibutuhkan agar seluruh petugas memahami perannya masing-masing dan mampu bertindak cepat dalam situasi nyata.
“Pelaksanaan simulasi terjadwal ini sendiri telah menjadi budaya KAI yang selalu mengedepankan keselamatan,” terangnya.
Selain meningkatkan kesiapsiagaan, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk memperkuat kekompakan dalam menghadapi keadaan darurat yang membutuhkan respons cepat, tepat, dan terukur.
“Diharapkan dengan simulasi ini seluruh petugas akan terlatih dalam menangani berbagai potensi gangguan yang dapat menganggu keselamatan maupun kelancaran perjalanan,” bebernya.
Chomsa menyampaikan bahwa hasil simulasi akan dievaluasi guna menyempurnakan SOP serta memastikan setiap unit operasional siap menghadapi berbagai ancaman keselamatan.
KAI akan terus melakukan penguatan prosedur dan perbaikan berkelanjutan untuk memastikan pengguna mendapatkan pengalaman perjalanan yang aman dan nyaman setiap hari.
“Hal ini penting untuk memastikan pengguna mengalami perjalanan yang aman, nyaman, dan dapat diandalkan setiap hari,” tukasnya.











