Selain Distribusikan Bantuan untuk Korban Banjir, Gubernur Jabar Ingatkan Akar Masalah Harus Diselesaikan
adainfo.id – Tim staf Gubernur Jawa Barat (Jabar) telah melakukan penyaluran bantuan darurat ke wilayah terdampak banjir di Karawang serta Bandung, menyasar titik-titik seperti Karangligar.
Bantuan yang diberikan seperti makanan siap saji, popok bayi, obat-obatan, popok lansia, selimut, hingga berbagai kebutuhan darurat lainnya yang dibutuhkan masyarakat.
Aksi penyaluran ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan cepat warga yang sedang menghadapi banjir tahunan, terutama di daerah dengan kerentanan tinggi terhadap luapan sungai.
Dalam pernyataan yang diunggah melalui akun media sosial @dedimulyadiofficial, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau akrab disapa KDM menegaskan bahwa jajaran pemerintah provinsi telah berada di lapangan sejak awal terjadinya banjir.
“Seluruh jajaran pejabat Pemda Jawa Barat terus bergerak mendistribusikan makanan, popok bayi, obat-obatan, popok lansia, selimut, dan berbagai kebutuhan lainnya untuk warga yang terdampak banjir tahunan,” katanya dikutip Minggu (07/12/2025).
Ia memastikan bahwa koordinasi antara dinas, relawan, dan pemerintah daerah setempat dilakukan secara terpadu agar bantuan cepat menjangkau area terdampak.
Bantuan Bukan Solusi Utama, KDM Tekankan Perubahan Besar Tata Ruang
Meski bantuan terus disalurkan, KDM menekankan bahwa penanganan banjir tidak bisa berhenti pada aksi tanggap darurat semata.
Ia menyampaikan bahwa dibutuhkan langkah strategis, terencana, dan menyentuh akar persoalan.
Dalam pernyataannya, KDM memaparkan tiga langkah permanen yang sangat mendesak yakni menghentikan alih fungsi lahan, melakukan penanaman pohon di berbagai kawasan rawan.
Kemudian juga mendisiplinkan warga agar tidak tinggal di bantaran sungai atau membuang sampah ke sungai.
Ia meminta para bupati dan wali kota se-Jawa Barat untuk menunda sementara pemberian izin pembangunan.
Khususnya untuk perumahan, pemukiman, kegiatan perdagangan, hingga proyek fisik di kawasan rawa, tebing, dan Daerah Aliran Sungai (DAS).
“Kegiatan di daerah rawa, kemiringan tebing, dan aliran sungai harus dikaji ulang. Ini penyebab utama dari banjir. Kalau tidak dilakukan tindakan besar, kita akan terus masuk dalam rutinitas tahunan,” bebernya.
Banjir Perlu Penanganan Menyeluruh, Bukan Hanya Respons Darurat
KDM menegaskan bahwa banjir tidak mungkin diselesaikan hanya melalui penyaluran logistik atau pembangunan tanggul sementara.
Ia menekankan pentingnya pendekatan jangka panjang menyangkut kebijakan tata ruang, pengelolaan lingkungan, serta kedisiplinan masyarakat dalam menjaga kawasan sungai.
“Mari terus bergerak, bekerja, dan selesaikan berbagai masalah dengan cepat dan tepat,” ujarnya.
Intensitas hujan yang meningkat beberapa pekan terakhir dan kondisi geografis Jawa Barat yang penuh wilayah rawan banjir membuat perbaikan sistem pengendalian air harus diprioritaskan.
Dengan meningkatnya frekuensi hujan serta kerentanan sejumlah wilayah terhadap banjir, pemerintah provinsi menegaskan komitmen untuk melakukan penanganan banjir yang tidak hanya responsif tetapi juga preventif.
Upaya jangka panjang akan dilakukan bersamaan dengan langkah darurat, termasuk pemulihan wilayah, peningkatan kapasitas drainase, normalisasi sungai, serta penertiban kawasan rawan.











