Kasus Gangguan Pernapasan Anak Naik, Ini Risiko Jika Dibiarkan

ARY
Ilustrasi peningkatan gangguan pernapasan anak. (Foto: Pexels/August de Richelieu)

adainfo.id – Lonjakan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak memicu perhatian serius dari tenaga kesehatan. Kepala Divisi Medis Primaya Hospital, dr. Sarah Cinthya Margaretha, menyatakan bahwa gangguan pernapasan pada anak sebenarnya memiliki proporsi besar di Rumah Sakit.

Menurutnya, sekitar 30–60 persen anak yang datang berobat menunjukkan masalah terkait saluran napas.

“Proporsi anak dengan masalah pernapasan sebenarnya cukup tinggi sekitar 30–60 persen anak dengan gangguan nafas,” ujar Cinthya Jumat (12/12/2025).

Cinthya menjelaskan bahwa problem pernapasan pada anak terbagi dalam banyak kategori, termasuk Obstructive Sleep Apnea (OSA), gangguan yang dialami sebagian kecil anak namun memiliki risiko serius jika tidak ditangani.

“Cuma bagian gangguan nafasnya itu ada beberapa jenis. 1 sampai 6 persen itu anak itu terkena yang namanya OSA (Obstructive Sleep Apnea),” tutur Cinthya.

Mendengkur Jadi Gejala Utama OSA pada Anak

Cinthya menambahkan bahwa salah satu indikator paling mudah dikenali orang tua adalah suara mendengkur saat anak tidur.

“Jadi pada saat dia tidur kayak seperti sulit bernafas gitu. Seperti ngorok bahasa awamnya. Nah itu anak-anak tuh hanya 1–6 persen aja,” jelas Cinthya.

Namun frekuensi mendengkur juga dapat menjadi penanda lebih akurat.

“Kalau anak ini terkena OSA, cara paling gampangnya adalah dalam satu minggu bapak atau ibu bisa mendengar suara ngorok anak tiga kali aja. Jadi tiga kali dalam satu minggu anak itu ngorok, nah itu kemungkinan ada gangguan pernafasan pada saat tidur,” beber Cinthya.

Untuk memastikan diagnosis, pemeriksaan lebih lanjut seperti sleep test, pemeriksaan fisik, hingga penunjang dapat dilakukan.

“Kalau yang ngorok itu biasanya sampai di usia 6 tahun itu udah mulai terlihat sih apakah anak itu ngorok atau enggak. Biasanya sebelum dilakukan sleep test pun akan dilakukan pemeriksaan fisik dulu sama penunjang, sama dokter anaknya,” tambah Cinthya.

Menurut Cinthya, gangguan pernapasan tidak selalu disebabkan oleh satu faktor saja. Dalam banyak kasus, masalah dapat timbul dari berbagai organ.

“Makanya tadi kita komprehensif ya, ada THT, ada paru juga, terus apakah ada gangguan di neuronya atau disarafnya. Jadi semua hal itu bisa jadi penyebabnya sih,” ungkap Cinthya.

Kondisi inilah yang membuat penanganan ISPA maupun dugaan OSA perlu kolaborasi lintas spesialis.

Pembesaran Amandel Menjadi Penyebab Umum Anak Mendengkur

Direktur Primaya Hospital Depok, dr. Hanny Merliana, mengungkapkan bahwa pembesaran amandel merupakan salah satu penyebab paling sering anak mendengkur.

“Nah itu diatasi dengan cepat ya dengan melakukan pembedahan. Penanganan akan lebih lanjut jika ada hal lain, misalnya selain di area THT, ada di area lain yang bermasalah,” terang Hanny.

Selain amandel, gangguan saluran napas di bagian paru juga perlu ditelusuri melalui pemeriksaan lanjutan seperti bronkoskopi.

“Tadi dokter Cinthya jelaskan di paru-paru misalnya. Nah itu bisa kita lakukan Bronkoskopi untuk mendiagnosa apakah ada masalah di paru gitu yang menyebabkan anak itu tidur ngorok,” ujar Hanny.

Menurut Hanny, suara mendengkur merupakan tanda awal bahwa saluran pernapasan mengalami penyempitan.

“Karena pastinya, kalau ada ngorok itu artinya ada sumbatan jalan nafas yang menimbulkan adanya suara berbunyi akibat aliran nafas yang menyempit,” jelas Hanny.

Hanny menegaskan bahwa ISPA masih menjadi salah satu penyakit dengan jumlah kasus tertinggi di rumah sakit tersebut, terutama pada pasien anak.

“ISPA itu termasuk lima penyakit terbesar untuk di Primaya Depok sendiri dan terbanyak memang pada pasien anak untuk ISPA. Rata-rata disebabkan infeksi virus dan bakteri yang saat ini,” ungkap Hanny.

Hanny juga menyebut bahwa tren influenza dan infeksi pernapasan terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

“Infeksi ini banyak sih macamnya dari influenza. Kayaknya tahun ini memang kasus influenza cukup tinggi. Kalau jumlah kasusnya harus lihat datanya dulu. Tapi termasuk kasus yang lima terbesar,” beber Hanny.

Orang Tua Diimbau Waspada dan Segera Periksakan Anak

Dengan meningkatnya kasus ISPA dan indikasi gejala OSA, tenaga medis mengimbau orang tua untuk lebih memperhatikan pola tidur.

Selain itu perhatikan juga suara pernapasan, serta keluhan anak saat malam hari.

Gangguan pernapasan yang tidak ditangani dapat memengaruhi kualitas tidur, pertumbuhan, hingga fungsi kognitif anak dalam jangka panjang.

Pemeriksaan dini dinilai menjadi langkah terbaik untuk memberikan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *