KOOD Bersama Portina Perjuangkan Ngubek Empang sebagai Olahraga Tradisional

ARY
Suasana Ngubek Empang di Rumah Budaya Depok, Pancoran Mas, Sabtu (13/12/25). (Foto: Istimewa)

adainfo.id – Tradisi khas masyarakat Depok, Ngubek Empang, resmi didorong untuk menjadi olahraga tradisional agar tidak hanya bertahan sebagai warisan budaya tahunan, tetapi berkembang secara terstruktur dan dikenal lebih luas.

Dorongan tersebut ditandai dengan digelarnya demo Ngubek Empang oleh Pengurus Pelestari Olahraga Tradisional Indonesia (Portina) Depok bersama Kumpulan Orang-orang Depok (KOOD) di Rumah Budaya Depok, Pancoran Mas, Sabtu (13/12/2025).

Puluhan peserta terlibat langsung dalam simulasi tradisi menangkap ikan di empang tanpa alat bantu apa pun.

Aktivitas ini menjadi daya tarik tersendiri sekaligus bukti bahwa Ngubek Empang memiliki unsur fisik, teknik, dan nilai kompetitif yang berpotensi diformalkan sebagai cabang olahraga tradisional.

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari langkah awal memperkenalkan Ngubek Empang dalam format yang lebih sistematis.

Selama ini, tradisi tersebut kerap hadir dalam momen-momen tertentu seperti menjelang Lebaran, namun belum memiliki standar baku sebagai sebuah olahraga.

Melalui pendekatan olahraga tradisional, Ngubek Empang diharapkan dapat diwariskan lintas generasi, tidak hanya sebagai ritual budaya, tetapi juga sebagai aktivitas fisik yang memiliki aturan, nilai sportivitas, dan daya tarik kompetisi.

KOOD Tegaskan Ngubek Empang Telah Hidup Sejak Zaman Kolonial

Ketua KOOD Ahmad Dahlan menegaskan bahwa Ngubek Empang bukanlah tradisi baru yang muncul belakangan.

Menurutnya, budaya tersebut telah mengakar sejak masa kolonial Belanda dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Depok tempo dulu.

“Jadi sudah lama sekali tradisi ini tumbuh di masyarakat Depok dan harus dilestarikan,” tutur Ahmad Dahlan yang akrab disapa Baba Dahlan.

Baba Dahlan menjelaskan bahwa pada masa lalu, masyarakat Depok membudidayakan ikan secara kolektif dalam satu empang.

Ikan-ikan tersebut kemudian dipanen bersama-sama menjelang Idulfitri sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.

“Panen ikan ini dinamakan Ngubek Empang, sampai sekarang,” jelas Baba Dahlan.

Makna Filosofis: Kerja Keras dan Gotong Royong

Lebih dari sekadar tradisi panen ikan, Ngubek Empang juga menyimpan nilai filosofi yang masih relevan dengan kehidupan modern.

Baba Dahlan menyebut bahwa tradisi ini mengajarkan proses perjuangan, kerja keras, dan kebersamaan.

“Kita mau makan enak itu, harus berusaha dulu, berusaha dulu, dan nikmatnya juga beda dari beli,” ungkap Baba Dahlan.

Menurut Baba Dahlan, pengalaman menangkap ikan dengan tangan kosong di empang menciptakan rasa kepuasan tersendiri yang tidak bisa digantikan oleh kemudahan membeli makanan siap saji.

Nilai inilah yang ingin terus diwariskan kepada generasi muda Depok.

Portina Depok Dorong Regulasi dan Standarisasi

Di sisi lain, Ketua Portina Depok Irfan Januar menyampaikan bahwa gagasan menjadikan Ngubek Empang sebagai olahraga tradisional telah dibahas secara resmi dalam rapat koordinasi organisasi pada Oktober 2025.

“Kita sangat mendukung, karena itu saat rakor Oktober bersama Baba Dahlan juga, kita usulkan jadi olahraga tradisional, semoga segera terwujud,” ucap Irfan.

Namun demikian, Irfan menegaskan bahwa proses menuju pengakuan resmi membutuhkan regulasi yang jelas dan terukur.

Standarisasi diperlukan agar Ngubek Empang dapat dipertandingkan secara adil dan profesional.

“Kan yang kita tahu peserta tidak diperbolehkan menangkap ikan menggunakan alat, harus tangan kosong, selain itu juga harus dibuat aturan berapa jumlah orang dalam tiap tim, maupun luasan empangnya harus dibakukan,” terang Irfan.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemerintah Kota Depok telah memasukkan Ngubek Empang ke dalam agenda Gelar Lebaran Depok yang rutin digelar setiap tahun setelah Idulfitri.

Agenda ini menjadi etalase budaya lokal sekaligus ruang edukasi bagi masyarakat luas.

Masuknya Ngubek Empang dalam agenda resmi pemerintah menjadi modal penting untuk proses pengakuan sebagai olahraga tradisional.

Selain itu, hal ini membuka peluang promosi budaya Depok di tingkat regional hingga nasional.

Potensi Dikembangkan sebagai Olahraga Edukatif dan Wisata Budaya

Dengan regulasi yang matang, Ngubek Empang berpotensi dikembangkan tidak hanya sebagai olahraga tradisional.

Akan tetapi juga sebagai sarana edukasi budaya dan daya tarik wisata.

Tradisi ini dinilai mampu menarik minat generasi muda karena memadukan unsur permainan, tantangan fisik, dan nilai kebersamaan.

Selain itu, Ngubek Empang juga sejalan dengan semangat pelestarian lingkungan, karena mengajarkan pengelolaan empang, ikan, dan sumber daya alam secara berkelanjutan.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *