Selama 2024, Ini Catatan BMKG Terkait Jumlah Gempa Bumi di Jawa Barat

ARY
Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) A Fachri Radjab menjelaskan kondisi cuaca saat ini dan prediksinya selama sepekan, Senin (4/1), di Kantor BMKG, Jakarta. Potensi hujan di Jawa saat ini hanya intensitas ringan-sedang, tetapi berpotensi terus meningkat menjadi sedang-lebat, terutama di akhir pekan ini. Kompas/Johanes Galuh Bimantara (JOG) 04-01-2016

adainfo.id –Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung melaporkan bahwa selama tahun 2024, sebanyak 1.321 gempa bumi tercatat mengguncang wilayah Jawa Barat (Jabar). Gempa dengan magnitudo terbesar mencapai 6,2, yang terjadi di Kabupaten Sukabumi.

Rincian Gempa Bumi di Jawa Barat

Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, menyampaikan bahwa dari total gempa yang tercatat, 1.184 kejadian terjadi dengan kedalaman dangkal. Terdapat juga 133 kejadian gempa menengah dan empat kejadian gempa dalam, dengan kedalaman berkisar antara 2 hingga 349 kilometer.Dari segi magnitudo, gempa terbesar yang tercatat adalah 6,2, sementara magnitudo terkecil adalah 1,1. Sebanyak 806 kejadian gempa bumi terjadi di laut, terutama di selatan Pulau Jawa, disebabkan oleh aktivitas sesar aktif dasar laut. Sisanya, diakibatkan oleh pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.

Dampak Gempa di Darat dan Laut

Rahayu menjelaskan bahwa 407 kejadian gempa bumi terjadi di darat dengan kedalaman dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Sementara itu, 108 gempa lainnya disebabkan oleh aktivitas dalam lempeng tektonik Indo-Australia.Sepanjang tahun 2024, tercatat 113 kali gempa bumi yang dirasakan di beberapa daerah, termasuk Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, dan Garut. Daerah lainnya yang merasakan dampak adalah Tangerang, Tangsel, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap, Purwokerto, serta wilayah di DIY seperti Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, dan Malang.

Imbauan dari BMKG untuk Masyarakat

Rahayu menekankan bahwa gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia, yang dikenal sebagai intra-slab earthquake. Hasil analisis mekanisme sumber mengindikasikan adanya pergerakan naik atau Thrust Fault.BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak jelas kebenarannya. Masyarakat juga diingatkan untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa bumi.Dengan informasi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan siap menghadapi kemungkinan terjadinya gempa bumi di masa mendatang.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *