Jawa Barat Terancam Banjir Rob, Ini Daerah yang Terdampak
adainfo.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob di sejumlah wilayah pesisir Jawa Barat.
Fenomena ini di perkirakan terjadi mulai 6 hingga 13 Februari 2025 akibat kombinasi antara pasang maksimum air laut dan fase bulan purnama.
Menurut Prakirawan BMKG, Restiana Fitri, fenomena ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum, yang dapat menyebabkan banjir pesisir atau rob di beberapa daerah.
“Akibat adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan purnama, berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jawa Barat,” ujar Restiana Fitri, lewat keterangannya Kamis (6/2/2025).
Daerah Terdampak Banjir Rob di Jawa Barat
BMKG telah mengidentifikasi beberapa wilayah pesisir di Jawa Barat yang berpotensi terdampak banjir rob, dengan waktu puncak pasang air laut yang berbeda di setiap daerah.
Pesisir Cirebon pada tanggal 6-8 Februari 2025 dengan puncak pasang pukul 02.00 WIB – 07.00 WIB.
Kemudian, pesisir Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu pada 7-13 Februari 2025 dengan puncak pasang 05.00 WIB – 11.00 WIB.
Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat, berikut rincian wilayahnya:
Kabupaten Bekasi (Muaragembong, Babelan, Tarumajaya), Kabupaten Karawang (Cibuaya, Tirtajaya, Pakisjaya, Cilebar, Cilamaya, Pedes, Tempuran).
Selanjutnya, Kabupaten Subang (Legonkulon, Sukasari), Kabupaten Indramayu (Kandanghaur, Pasekan, Indramayu), Kabupaten Cirebon (Losari, Mundu, Gebang), dan Kota Cirebon (Lemahwungkuk, Kejaksan, Kesambi).
Masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah tersebut di imbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat puncak pasang air laut terjadi.
Dampak Banjir Rob dan Imbauan BMKG
BMKG memperingatkan bahwa banjir rob dapat mengganggu aktivitas masyarakat, terutama di wilayah pesisir dan pelabuhan.
Beberapa dampak yang mungkin terjadi meliputi gangguan aktivitas bongkar muat di pelabuhan, genangan air di permukiman pesisir.
Lalu, terganggunya usaha perikanan darat dan tambak dan hambatan transportasi di area pesisir
“Hal ini bisa berdampak pada terganggunya aktivitas keseharian masyarakat dan transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir,” jelas Restiana Fitri.
BMKG meminta masyarakat mengambil langkah antisipasi untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Masyarakat di pesisir juga di harapkan meningkatkan koordinasi dengan aparat setempat untuk penanganan banjir rob yang lebih baik.