14 Tahun Memimpin Depok, Mohammad Idris Berbagi Refleksi
adainfo.id – Wali Kota Depok, Mohammad Idris, telah mendedikasikan 14 tahun hidupnya untuk membangun dan memajukan Kota Depok.
Baik sebagai Wakil Wali Kota (2011–2016) maupun sebagai Wali Kota selama dua periode (2016–2021 dan 2021–2026).
Menjelang akhir masa jabatannya, Idris berbagi refleksi tentang perjalanan panjangnya dalam memimpin Depok.
Kemudian menyampaikan harapannya untuk masa depan kota yang terus berkembang ini.
“Secara kebetulan, banyak hal dalam hidup saya berkaitan dengan angka 14, dari masa sekolah, kuliah, sampai sekarang 14 tahun di pemerintahan,” ucap Idris dalam acara Pagelaran Kenangan Mengabdi Untuk Depok di Aula Serba Guna, Gedung Dibaleka II, Balai Kota Depok, pada Senin (17/2/2025).
“Namun jika di tanya arti angka 14, saya sendiri tidak tahu. Yang jelas, itu nomor punggung saya nomor 7,” imbuhnya.
Transformasi Depok: Dari Infrastruktur hingga Kesejahteraan Warga
Ketika di tanya tentang kenangan paling membekas selama memimpin, Idris menyoroti bahwa pembangunan fisik dan fasilitas publik menjadi perubahan nyata yang di rasakan masyarakat.
“Ketika saya menjabat sebagai Wakil Wali Kota, saya berpikir masyarakat perlu melihat perubahan nyata, terutama itu dalam bentuk pembangunan fisik,” paparnya.
“Saat kami membangun GOR (Gelanggang Olahraga), respons masyarakat luar biasa. Itu yang kemudian membuat kami terus melanjutkan pembangunan terkait fasilitas publik,” kenangnya.
Dalam 14 tahun kepemimpinannya, berbagai proyek pembangunan berhasil di wujudkan.
Seperti pembangunan GOR dan sarana olahraga, taman kota dan alun-alun, serta jogging track dan ruang terbuka hijau.
Idris mengungkapkan bahwa proyek-proyek ini tidak hanya memperindah kota, tetapi juga membantu meningkatkan kebahagiaan warganya.
“Saya perhatikan orang-orang yang jogging di GOR dan taman kota selalu terlihat bahagia. Kecuali ada satu ibu-ibu yang terlihat murung,” ungkapnya.
“Setelah saya tanya, ternyata dia belum makan sejak malam karena hidup sebatang kara. Itu jadi pengingat bagi saya bahwa kesejahteraan warga tetap menjadi prioritas,” ceritanya.
Rencana Setelah Purna Tugas: Kembali ke Dunia Akademik dan Dakwah
Setelah masa jabatannya berakhir, Idris berencana kembali ke dunia akademik dan dakwah, bidang yang telah lama digelutinya sebelum terjun ke pemerintahan.
“Saya ini awalnya dosen, guru, dan penceramah. Jadi kalau ada yang ingin mengundang saya ceramah atau mengajar, silakan,” ujarnya.
Bagi Idris, pengabdian kepada masyarakat tidak hanya dilakukan melalui jabatan publik, tetapi juga melalui pendidikan dan dakwah.
Harapan untuk Depok: Kolaborasi dan Pembangunan Berkelanjutan
Menutup masa jabatannya, Idris menyampaikan pesan agar masyarakat dan pemimpin Depok yang baru dapat bersama-sama membangun kota dengan semangat kolaborasi.
Ia menekankan bahwa pemilihan kepala daerah bukan sekadar kontestasi politik, melainkan sebuah amanah untuk menebar kebaikan.
“Pemimpin terpilih nantinya harus fokus pada pelayanan publik. Ujung dari semua program pemerintah adalah kesejahteraan masyarakat,” bebernya.
“Tantangan ke depan sangat berat, terutama untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, seperti pengentasan kemiskinan dan stunting,” tegasnya.
Selain itu, Idris juga menyinggung visi Depok sebagai Kota Peradaban 2045.
Menurutnya, ini bukan sekadar gagasan pribadi, tetapi hasil dari diskusi bersama akademisi, praktisi, dan tokoh masyarakat.
“Depok ini potensial menjadi kota peradaban, dan itu butuh kerja sama semua pihak, bukan hanya pemerintah,” tuturnya.
“Mari kita bersama-sama mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera,” pungkasnya.