BI Catat Uang yang Beredar Januari 2025, Segini Jumlahnya

ARY
Ilustrasi Ilustrasi posko pengaduan THR 2025 bagi pekerja yang dibuka oleh Pemkot Depok. (Foto: Pexels/Ahsanjaya)

adainfo.id – Bank Indonesia (BI) mencatat jika uang yang beredar (M2) pada Januari 2025 mencapai Rp 9.232,8 triliun.

Hal tersebut tumbuh sebanyak 5,9% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Pertumbuhan ini lebih tinggi di bandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,8% (yoy).

Itu menandakan kondisi likuiditas yang stabil di awal tahun 2025.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengungkapkan beberapa hal.

Pertumbuhan M2 di dorong oleh peningkatan komponen uang beredar sempit (M1) sebesar 7,2% (yoy) dan uang kuasi yang tumbuh 2,2% (yoy).

Rincian Komponen Uang Beredar: M1 dan Uang Kuasi

Pada Januari 2025, M1 yang menyumbang 55,8% dari total M2 tercatat sebesar Rp 5.115,0 triliun.

Atau tumbuh 7,2% (yoy) di bandingkan pertumbuhan Desember 2024 yang sebesar 5,8% (yoy).

Perkembangan M1 terutama didorong oleh uang kartal di luar bank umum dan BPR: Rp 1.010,0 triliun, tumbuh 10,3% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya (8,9% yoy).

Giro rupiah, mencapai Rp 1.780,1 triliun, tumbuh 8,0% (yoy) setelah Desember 2024 hanya 4,6% (yoy).

Tabungan rupiah yang dapat di tarik sewaktu-waktu, Rp 2.364,9 triliun, dengan pangsa 45,9% terhadap M1, tumbuh 5,5% (yoy), relatif stabil di bandingkan bulan sebelumnya.

Sementara itu, uang kuasi yang menyumbang 43,0% dari total M2 tercatat sebesar Rp 3.970,6 triliun, atau tumbuh 2,2% (yoy), naik dari 1,2% (yoy) di Desember 2024.

Komponen uang kuasi terdiri dari simpanan berjangka 2,6%, tabungan lainnya 3,0%, giro Valas 0,3%.

Faktor Pendorong Pertumbuhan Uang Beredar

Ramdan Denny Prakoso menjelaskan bahwa perkembangan M2 pada Januari 2025 terutama dipengaruhi oleh penyaluran kredit, tumbuh 9,6% (yoy), relatif stabil di bandingkan bulan sebelumnya yang 9,7% (yoy).

Kemudian, aktiva luar negeri bersih, tumbuh 2,4% (yoy), lebih tinggi dari Desember 2024 yang hanya 0,8% (yoy).

Selanjutnya, tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat terkontraksi 14,3% (yoy), lebih baik di bandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 17,5% (yoy).

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit Perbankan

BI juga mencatat penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2025 sebesar Rp 8.599,4 triliun.

Dengan pertumbuhan 5,3% (yoy), lebih tinggi dari Desember 2024 yang 4,1% (yoy).

Kredit yang di salurkan oleh perbankan pada Januari 2025 tercatat sebesar Rp 7.684,3 triliun, tumbuh 9,6% (yoy).

Rincian pertumbuhan kredit berdasarkan jenis penggunaan Kredit Modal Kerja (KMK), tumbuh 7,6% (yoy).

Berikutnya, Kredit Investasi (KI), tumbuh 12,2% (yoy) dan Kredit Konsumsi (KK) tumbuh 10,3% (yoy).

Sektor Penyumbang Pertumbuhan Kredit

Pertumbuhan KMK terutama berasal dari sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor perdagangan melalui hotel serta restoran.

Kredit Investasi (KI) di topang oleh sektor listrik, gas, dan air bersih.
Sektor perdagangan oleh hotel, dan restoran.

Lalu, Kredit Konsumsi (KK) dipengaruhi oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dan Kredit Multiguna.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *