Fadli Zon: Kearifan Lokal Harus Jadi Strategi Ketahanan Pangan
adainfo.id – Kearifan lokal dalam budaya pangan Nusantara memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Pangan lokal bukan sekadar kebutuhan sehari-hari, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang harus dijaga dan di lestarikan.
Hal tersebut di sampaikan oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, dalam acara Ngabuburit Ngaji Budaya bertema “Budaya Pangan Nusantara”.
Acara tersebut digelar di Joglo Nusantara, Situ Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, pada Sabtu (15/3/2025) lalu.
Menurut Fadli Zon, Indonesia memiliki keanekaragaman pangan yang luar biasa.
Sehingga perlu revitalisasi dan pelestarian pangan lokal sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan nasional.
“Kekayaan pangan Nusantara ini sangat banyak dan beragam. Ini merupakan bentuk kearifan lokal yang harus dijaga dan di kembangkan,” ucap Fadli Zon.
“Dengan memanfaatkan pangan lokal, kita tak hanya memperkuat ketahanan pangan, namun juga melestarikan adat-istiadat dan ritual yang menyertainya,” sambung Fadli Zon.
Pangan Lokal sebagai Identitas Budaya dan Swasembada Pangan
Fadli Zon menegaskan bahwa pangan lokal tidak hanya memiliki nilai gizi.
Akan tetapi juga merupakan ekspresi budaya yang tercermin dalam gastronomi, kuliner, dan berbagai tradisi masyarakat.
Oleh karena itu, pemanfaatan pangan lokal harus menjadi bagian dari di versifikasi pangan dan swasembada pangan nasional.
“Kita harapkan dengan adanya pangan lokal Nusantara, semakin hidup pula kearifan-kearifan lokal beserta dengan adat-istiadat, ritual, dan segala sesuatu yang mengikat budaya di daerah masing-masing,” beber Fadli Zon.
“Kuliner bukan hanya soal makanan, namun juga bagian dari produk budaya masyarakat,” tambah Fadli Zon.
Peran Desa sebagai Lumbung Pangan dan Konservasi Budaya
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Forum Komunitas Hijau Kota Depok, Heri Gonku, menyoroti peran desa dalam sistem pangan nasional.
Ia menekankan bahwa desa bukan hanya pasar, tetapi juga lumbung pangan dan ruang konservasi.
“Kita harus menggali kembali budaya pangan Nusantara dengan memandang desa sebagai lumbung pangan dan ruang konservasi,” papar Heri Gonku.
“Hari ini desa lebih sering dijadikan pasar, padahal sebenarnya desa adalah sumber pangan yang kaya,” imbuh Heri Gonku.
Revitalisasi Hubungan Desa dan Kota dalam Ketahanan Pangan
Heri Gonku juga mengajak masyarakat untuk menata ulang hubungan desa dan kota.
Hal tersebut agar desa tidak hanya menjadi pemasok pangan, tetapi juga pusat konservasi budaya dan lingkungan.
“Kita harus menjaga ruang-ruang konservasi budaya dan sumber mata air. Ini yang harus kita diskusikan ulang terkait hubungan desa dan kota,” pungkas Heri Gonku.
Kearifan Lokal sebagai Kunci Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Pentingnya kearifan lokal dalam ketahanan pangan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan global, perubahan iklim, dan krisis pangan.
Oleh karena itu, upaya pelestarian pangan lokal dan budaya pertanian tradisional harus terus di perkuat.