Lebaran 2025: Perputaran Uang Diprediksi Turun

ARY
Ilustrasi perputaran uang saat Idul Fitri 2025 dengan latar pasar dan pemudik. (Foto: Pexels/Polina Tankilevitch)

adainfo.id – Perputaran uang selama Idul Fitri 2025 diperkirakan mengalami penurunan signifikan daripada tahun sebelumnya.

Perkiraan ini karena berkurangnya jumlah pemudik serta faktor ekonomi yang mempengaruhi daya beli masyarakat.

Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi, Pusat Statistik, Kementerian Perhubungan, dan akademisi, prediksi jumlah pemudik tahun ini hanya mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari populasi Indonesia.

Angka ini menunjukkan penurunan 24% daripada tahun lalu, di mana jumlah pemudik mencapai 193,6 juta orang.

“Kalau tahun lalu asumsi perputaran uang selama Idul Fitri 2024 itu mencapai Rp157,3 triliun, maka tahun ini di prediksi turun jadi Rp137,975 triliun,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, melalui keterangan pers, Selasa (18/3/2025).

Faktor Penurunan Perputaran Uang Idul Fitri 2025

Prediksi perputaran uang tahun ini di hitung berdasarkan jumlah pemudik dan rata-rata pengeluaran per keluarga.

Jumlah pemudik tahun ini, 146,48 juta orang (sekitar 36,26 juta keluarga).

Kemudian, rata-rata pengeluaran per keluarga adalah Rp3,75 juta (naik 10% dari tahun lalu).

Sementara itu, total perputaran uang di prediksi yakni Rp137,975 triliun

Sarman juga menambahkan bahwa angka ini masih berpotensi naik sedikit, tapi tetap lebih rendah daripada tahun 2024.

“Bila rata-rata keluarga membawa uang Rp4 juta, maka potensi perputaran dapat mencapai Rp145,04 triliun. Jadi, prediksi perputaran berada di kisaran Rp137-145 triliun,” jelasnya.

Menurutnya, ada beberapa faktor utama yang menyebabkan turunnya jumlah pemudik dan perputaran uang selama Idul Fitri 2025.

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 yang berdekatan dengan Idul Fitri membuat sebagian orang sudah lebih dulu berlibur atau pulang kampung.

Sehingga tidak lagi merencanakan mudik saat Lebaran.

Kondisi ekonomi yang tidak stabil membuat masyarakat lebih memilih menabung dan mengurangi pengeluaran.

“Mengingat dalam beberapa bulan ke depan akan memasuki tahun ajaran baru, juga banyak keluarga memilih untuk menyimpan uang guna biaya pendidikan anak,” ungkap Sarman.

Selanjutnya, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai sektor industri juga turut mempengaruhi daya beli masyarakat.

“PHK yang marak terjadi membuat banyak keluarga itu lebih berhati-hati dalam mengatur keuangan, termasuk dengan membatasi pengeluaran untuk mudik dan belanja Lebaran,” tambahnya.

Lalu, cuaca ekstrem dan prediksi hujan deras selama musim mudik juga menjadi faktor yang membuat masyarakat mempertimbangkan ulang perjalanan pulang kampung.

Bank Indonesia Siapkan Rp180,9 Triliun Uang Layak Edar

Meskipun perputaran uang diprediksi turun, Bank Indonesia (BI) tetap menyiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp180,9 triliun.

Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri 2025.

Namun, dana itu di prediksi tidak akan terserap sepenuhnya karena turunnya jumlah pemudik hingga kecenderungan masyarakat untuk lebih menghemat pengeluaran.

Distribusi perputaran uang tersebut menyebar 60% terserap di Pulau Jawa (Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek).

Selanjutnya, 40% tersebar di luar Pulau Jawa (Sumatera, Kalimantan, Bali, NTB, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua).

“Pulau Jawa masih menjadi tujuan utama mudik dan juga pusat perputaran ekonomi terbesar selama Lebaran,” kata Sarman.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *