Kemenag Depok: Ibadah Haji Butuh Fisik Kuat dan Niat Lurus
adainfo.id – Menunaikan ibadah haji bukan hanya sekadar perjalanan spiritual, tapi juga ujian fisik dan mental.
Maka tak heran, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Depok menaruh perhatian khusus terhadap kesiapan para calon jemaah haji (calhaj) menjelang keberangkatan ibadah mereka ke Tanah Suci.
Kepala Kemenag Kota Depok, Enjat Mujiat, menekankan dua hal utama yang harus dipersiapkan para calon jemaah haji saat jalankan ibadah nanti yaitu kekuatan fisik dan kemurnian niat.
Kedua hal tersebut menjadi fondasi utama agar ibadah haji dapat dilaksanakan dengan khusyuk, optimal, dan bermakna.
Fokus pada Persiapan Fisik Calon Haji Depok
Menurut Enjat, haji adalah ibadah fisik. Maka dari itu, menjaga kesehatan tubuh sejak dini menjadi suatu keharusan.
Para calon haji diimbau untuk mulai mengatur pola makan, membiasakan diri berjalan kaki secara rutin, serta menjaga daya tahan tubuh melalui asupan gizi dan istirahat yang cukup.
“Karena ini ibadah fisik, calhaj harus rajin latihan jalan kaki dan jaga pola makan. Kuatkan tubuh sebelum berangkat,” ujar Enjat dikutip Sabtu (3/5/2025).
Dengan suhu ekstrem di Arab Saudi yang bisa mencapai lebih dari 45 derajat Celsius, daya tahan tubuh yang kuat akan membantu para jemaah bertahan dalam berbagai ibadah yang menuntut mobilitas tinggi seperti thawaf, sa’i, dan wukuf.
Luruskan Niat, Hindari Euforia Sosial yang Berlebihan
Lebih lanjut, Enjat menegaskan bahwa niat berhaji harus dimurnikan kembali.
Enjat menyayangkan jika momentum suci ini justru teralihkan oleh kegiatan seremonial seperti pesta perpisahan atau undangan sosial lainnya yang berlebihan.
“Niatkan ibadah haji ini karena Allah, bukan karena ingin dipuji atau sekadar ikut-ikutan. Jangan sampai niat yang lurus terkontaminasi,” tegas Enjat.
Kegiatan seremonial memang lazim dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan doa bersama.
Namun, jika tidak diiringi dengan kesadaran spiritual yang kuat, hal ini bisa menggeser makna ibadah itu sendiri.
Calon Haji Harus Menjadi Cerminan Bangsa
Enjat juga menyampaikan bahwa para calhaj memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga nama baik pribadi, Kota Depok, dan Indonesia.
Selama jalankan ibadah haji di Tanah Suci, jemaah asal Indonesia dikenal sebagai salah satu kelompok terbesar, dan sikap serta perilaku mereka akan menjadi sorotan dunia.
“Jadilah jemaah yang berakhlak, yang mencerminkan keindahan Islam dan budaya kita,” tambah Enjat.
Oleh karena itu, Enjat mengimbau seluruh jemaah untuk menaati aturan dan arahan dari petugas haji, baik itu dari ketua kloter, pembimbing ibadah, dokter, maupun petugas Karom dari KBIH masing-masing.
Haji Butuh Ketaatan dan Kebersamaan
Salah satu pesan penting yang disampaikan Enjat adalah pentingnya kebersamaan dan kepatuhan terhadap standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan pemerintah.
“Haji ini ibadah berjamaah. Jangan membuat tafsir sendiri atau melanggar aturan. Ikuti arahan agar ibadah berjalan lancar dan tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain,” ungkap Enjat.
Kedisiplinan menjadi faktor krusial dalam menjaga kelancaran ibadah haji.
Terlebih mengingat padatnya jadwal dan besarnya jumlah jemaah yang datang dari berbagai belahan dunia.
Spiritualitas dan Keikhlasan dalam Ibadah Haji
Senada dengan Enjat, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Depok, Fauzan, turut menekankan pentingnya keikhlasan dan kekhusyukan dalam menjalankan seluruh rangkaian tersebut.
“Haji adalah puncak ibadah. Ini buah perjuangan panjang, pengorbanan materi, tenaga, dan rasa cinta kepada Allah. Maka jalani dengan niat murni dan hati yang tunduk,” kata Fauzan.
Fauzan juga mengingatkan bahwa setiap tempat yang dikunjungi selama berhaji, seperti Mekkah, Mina, Arafah, dan Madinah.
Tempat-tempat itu adalah lokasi bersejarah yang penuh nilai spiritual. Maka setiap langkah harus diiringi rasa syukur dan kekhidmatan.
Persiapan Mental Calon Haji Juga Tak Kalah Penting
Selain fisik dan niat, aspek mental dan emosional juga perlu diperkuat.
Ibadah haji bisa menjadi momen penuh tekanan, baik karena kondisi lingkungan yang berbeda, maupun interaksi dengan ribuan orang dari berbagai negara.
Maka, para calon haji diimbau untuk memperbanyak doa, dzikir, dan membaca buku-buku panduan manasik haji sebagai bekal spiritual dan mental sebelum keberangkatan.