Rokhmin Dahuri: Alih Fungsi Lahan Ancam Masa Depan Pertanian Cirebon
adainfo.id – Ancaman alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman dan industri kini menjadi sorotan tajam dalam pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Cirebon. Dalam kunjungannya pada Sabtu (17/5/25), Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, mengingatkan bahwa masa depan swasembada pangan terancam jika lahan produktif terus menyusut.
Hal ini ia sampaikan saat menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setempat, sebagai upaya mendorong efisiensi dan kesejahteraan petani.
“Sekarang petani rata-rata hanya punya 0,4 hektare. Dengan itu, penghasilan mereka hanya sekitar Rp1,5 juta per bulan. Jauh dari layak hidup sejahtera,” ujar Rokhmin.
17 Persen Petani Miskin, Potensi Meningkat jika Lahan Hilang
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), 17 persen petani Cirebon masuk kategori miskin. Namun bila merujuk pada garis kemiskinan versi Bank Dunia, angka itu bisa melonjak hingga 40 persen. Ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi yang dialami petani sangat besar.
Rokhmin menggarisbawahi bahwa teknologi pertanian secanggih apa pun tidak akan berarti jika lahan pertanian terus menyusut. Oleh karena itu, ia menyerukan ketegasan dari pemerintah pusat hingga daerah dalam membatasi alih fungsi lahan.
“Ini bukan sekadar soal teknis, tapi soal keberpihakan kebijakan. Kalau kita serius dengan swasembada pangan, maka lahan pertanian harus diselamatkan,” tegas mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini.
Disiplin Tata Ruang dan Dukungan Teknologi Jadi Solusi
Rokhmin menegaskan bahwa satu-satunya cara mempertahankan produksi pertanian dalam jangka panjang adalah dengan menjaga keberlanjutan lahan dan mempercepat adopsi teknologi di kalangan petani. Untuk itu, ia menyerahkan sejumlah bantuan alsintan, mulai dari: Traktor roda 4 dan roda 2, Rice transplanter, Pompa air dan handsprayer, hingga Power thresher hingga combine harvester
“Bantuan ini sebagai pemantik, agar petani terbiasa dengan mekanisasi. Harapan saya, bantuan bisa rutin tiap tahun, dan jangan berhenti hanya di mesin, tapi juga pelatihan dan pendampingan,” tambahnya.
Distan Cirebon: Bantuan Legislator, Jawaban atas Aspirasi Petani
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Alex, mengapresiasi dukungan Rokhmin Dahuri yang selama ini berperan sebagai jembatan antara petani dengan pemerintah pusat.
“Kami sangat terbantu. Prof. Rokhmin tidak hanya datang, tapi memperjuangkan aspirasi. Ini bentuk politik keberpihakan yang nyata bagi petani,” ujarnya.
Alex menambahkan, modernisasi pertanian sangat penting di tengah tantangan seperti perubahan iklim, keterbatasan tenaga kerja, dan tekanan pembangunan infrastruktur yang mengorbankan lahan subur.
Dengan adanya bantuan alsintan ini, ia berharap petani semakin adaptif terhadap teknologi dan memiliki daya saing yang lebih kuat di masa depan.
Alih Fungsi Lahan: Tanggung Jawab Bersama
Fenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi momok di banyak daerah, dan Cirebon tidak terkecuali. Perlu langkah-langkah kolaboratif lintas sektor untuk menanggulangi permasalahan ini, mulai dari: Revisi dan penegakan Perda Tata Ruang, Insentif bagi petani yang mempertahankan lahannya, Sertifikasi lahan produktif sebagai kawasan lindung pangan, Penguatan penyuluhan pertanian dan pelibatan pemuda tani.
Rokhmin Dahuri menegaskan, keberlanjutan pertanian bukan hanya tanggung jawab petani, tapi kewajiban seluruh elemen bangsa.
“Negara harus hadir, bukan hanya saat panen dan seremoni. Tapi saat petani menghadapi ancaman kehilangan mata pencaharian karena lahannya berubah jadi pabrik atau perumahan,” pungkasnya.