Kuwu Sedang Asyik Piknik, Gebang Udik Dilanda Banjir

KIM

adainfo.idCurah hujan tinggi yang mengguyur sejak Sabtu sore (17/5/25) menyebabkan banjir merendam sejumlah wilayah di Desa Gebang Udik, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. Air mulai masuk ke rumah warga sejak Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB dan hingga malam harinya belum menunjukkan tanda-tanda surut.

Tiga dusun terdampak paling parah dalam peristiwa ini, yaitu Dusun Blok Lebak, Dusun Karanganyar, dan Dusun Mekarjaya, dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 70 sentimeter. Warga mengaku frustrasi karena genangan tak kunjung surut, diperparah oleh air rob yang masuk dari laut dan memperlambat aliran sungai.

Banjir ini paling parah. Air sungai meluap, rob juga datang. Jadi air ngumpul dan nggak bisa ke mana-mana,ujar Rasmini, warga Blok Lebak, saat ditemui di lokasi.

Luapan Sungai Ciberes dan Rob Jadi Penyebab Utama

Menurut warga, luapan Sungai Ciberes menjadi pemicu banjir yang terjadi hampir setiap tahun. Namun kali ini, air laut yang sedang pasang menyebabkan aliran air dari sungai tertahan, sehingga banjir berlangsung lebih lama dari biasanya.

Kalau air dari sungai saja, biasanya cepat surut. Tapi ini ada rob juga. Jadi air makin tinggi dan sulit keluar,keluh Rasmini.

Warga menilai, normalisasi Sungai Ciberes merupakan kebutuhan mendesak agar banjir tak terus menjadi musibah tahunan.

Kepala Desa Dilaporkan Liburan Saat Warga Kesusahan

Ironisnya, saat warga berjibaku menghadapi genangan dan menyelamatkan barang-barang dari dalam rumah, Kepala Desa (Kuwu) Gebang Udik, Sukarno, dilaporkan sedang berlibur bersama keluarganya ke luar kota.

Kabar itu dikonfirmasi oleh Ibu Rokin, ibu mertua Sukarno, yang menyebut bahwa putrinya dan suaminya tidak berada di rumah.

Pak Kuwu lagi piknik ke luar kota. Nggak di rumah,katanya.

Respons dari perangkat desa pun tak kalah mengecewakan. Salah satu perangkat desa, Maman, saat dihubungi lewat telepon, mengaku tidak tahu apa-apa soal banjir.

Saya belum tahu pasti, saya belum pulang dari kemarin,jawabnya singkat.

Warga Kecewa, Tak Ada Data dan Bantuan Hingga Malam

Ketiadaan respons dari aparatur desa membuat warga semakin kecewa dan khawatir. Hingga Minggu malam, tidak ada informasi resmi dari pemerintah desa terkait jumlah rumah terdampak maupun langkah penanganan darurat.

Sudah malam, belum ada bantuan, belum ada perahu, belum ada posko. Pemerintah desa seperti hilang,ujar seorang warga yang enggan disebut namanya.

Padahal, kondisi banjir bukan hanya menghambat aktivitas, tetapi juga menimbulkan potensi gangguan kesehatan, kerusakan rumah tangga, hingga trauma psikologis.

Warga kini hanya mengandalkan inisiatif gotong royong sesama tetangga untuk mengamankan barang, membantu keluarga lansia, dan menyelamatkan anak-anak dari genangan air.

Seruan Warga: Pemerintah Harus Hadir, Jangan Hanya Saat Pemilu

Kemarahan warga tak bisa dibendung. Banyak dari mereka mengungkapkan bahwa selama ini suara mereka hanya dihargai saat pemilihan berlangsung, namun di saat krisis, mereka ditinggalkan.

Kami pilih mereka karena berharap akan dibantu. Tapi kenyataannya, kami hadapi banjir sendiri. Mereka malah liburan,ujar warga lainnya dengan nada kesal.

Warga menegaskan bahwa banjir ini seharusnya menjadi tamparan keras bagi para pemimpin desa, agar lebih peka dan tanggap terhadap kondisi darurat.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *