Regional Summit, Wali Kota Promosikan Budaya dan Heritage Kota Cirebon

KIM

adainfo.id – Pemerintah Kota Cirebon menunjukkan komitmennya dalam pembangunan kawasan Rebana dengan menghadiri Regional Summit Kawasan Rebana yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri RI) bekerja sama dengan Detikcom, bertempat di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Selasa (20/05/2025).

Acara prestisius ini dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dan daerah seperti Menteri Dalam Negeri Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Gubernur LEMHANAS RI, serta Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Kolaborasi Pusat dan Daerah Jadi Kunci Sukses Rebana

Dalam pidatonya, Mendagri Tito Karnavian menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk menciptakan wilayah yang kompetitif, inovatif, dan berkelanjutan.

Rebana adalah kawasan strategis. Dengan potensi SDM usia produktif dan kekayaan alam yang melimpah, kita harus dorong investasi yang terintegrasi dan kolaboratif,” tegas Tito.

Wali Kota: Cirebon Bukan Sekadar Kota Kecil, tapi Titik Temu Peradaban

Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, turut menyampaikan pandangannya dalam forum tersebut. Menurutnya, Cirebon adalah simpul sejarah dan budaya yang dapat menjadi poros utama dalam pengembangan kawasan Rebana berbasis kearifan lokal.

Kota Cirebon bukan hanya kota kecil di pesisir utara Jawa Barat. Kami adalah titik temu antara sejarah dan masa depan,” kata Edo.

Ia menegaskan bahwa Cirebon memiliki keraton aktif, situs Gua Sunyaragi, dan beragam warisan budaya yang hidup dan berkembang. Lebih dari sekadar objek wisata, budaya Cirebon adalah identitas yang menyatu dalam kehidupan masyarakat.

Pariwisata Budaya dan Heritage Jadi Andalan Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon saat ini tengah menjalankan berbagai program untuk menghidupkan kembali kawasan kota lama sebagai destinasi wisata heritage. Program ini memadukan arsitektur kolonial, budaya tradisional, dan gaya hidup urban masa kini dalam satu kesatuan yang menarik.

Kami ingin wisatawan datang ke Cirebon bukan hanya untuk singgah, tapi untuk mengalami. Dari warisan sejarah hingga kuliner khas, semua kami siapkan dalam satu paket pengalaman,” ujarnya.

Produk unggulan budaya dan kuliner Cirebon seperti tari topeng, batik megamendung, empal gentong, dan nasi jamblang, disebut sebagai kekuatan ekonomi kreatif yang terus dikembangkan melalui pelibatan UMKM lokal dan kemitraan lintas sektor.

Tantangan Luas Wilayah Jadi Isu Strategis

Meski memiliki potensi besar, Wali Kota juga menyinggung keterbatasan luas wilayah Kota Cirebon yang hanya 39,466 km². Dengan kepadatan penduduk yang tinggi, ruang untuk pengembangan pariwisata dan budaya dinilai sangat terbatas.

Kami butuh dukungan pusat, termasuk penataan ulang wilayah administratif agar pengembangan sektor budaya bisa maksimal,” ucapnya.

Ia mengusulkan penyesuaian tata ruang atau perluasan wilayah sebagai solusi strategis, agar Cirebon bisa memainkan peran lebih besar sebagai pilar budaya dalam pembangunan kawasan Rebana.

Kota Cirebon Siap Jadi Mitra Strategis Rebana

Wali Kota Effendi Edo menegaskan bahwa Cirebon siap menjadi mitra strategis pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Barat dalam mewujudkan visi kawasan Rebana sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Budaya dan heritage akan menjadi kekuatan utama dalam positioning kota ini.

Kami memiliki SDM yang kreatif, identitas yang kuat, dan semangat kolaboratif. Budaya bukan sekadar masa lalu, tapi masa depan pembangunan kami,” tegasnya.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *