Soal Korban Banjir Cirtim, Mang Ono Sindir KDM

KIM

adainfo.id – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ono Surono, menyampaikan kritik terbuka dan tajam terhadap Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) saat meninjau lokasi banjir di Desa Mekarsari, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, pada Rabu (21/5/25). Aksi Mang Ono – sapaan akrabnya – tersebut sekaligus menjadi momen politis yang mencuri perhatian masyarakat dan media.

Yang Datang Saya, Bukan KDM” – Sindiran Langsung untuk Sang Gubernur

Dalam pidatonya sebelum menyerahkan bantuan 500 paket sembako kepada warga terdampak banjir, Ono secara gamblang menyoroti ketidakhadiran Gubernur KDM di lokasi bencana yang menurutnya sudah viral di media sosial.

Saya hanya ingin mengingatkan kepada Pak Gubernur dan pemerintah, seperti hari ini, yang datang ke Mekarsari itu saya, bukan KDM,” tegasnya lantang.

Dengan gaya khas kampanye yang penuh retorika dan intonasi yang menyengat, Ono tak hanya menyindir, tetapi juga seolah menyindir euforia pendukung KDM yang kerap menggaungkan nama gubernur di jagat maya.

Sindiran Mang Ono Jadi Perhatian Publik

Komentarnya yang bernada satir itu menyentil isu ketidakhadiran gubernur di tengah bencana yang melanda Cirebon Timur, khususnya wilayah Waled dan sekitarnya. Di hadapan warga korban banjir, Ono menyampaikan rasa kecewa namun tetap membalutnya dengan candaan politis.

Tadi ada yang teriak-teriak ‘Pak Dedi! Pak Dedi!’ Ini ada Pak Ono loh. Tapi gak apa-apa, saya ngerti. Cinta itu gak harus dibalas,” sindirnya disambut tawa warga.

Ia menambahkan bahwa dirinya aktif memantau perkembangan daerah melalui media sosial, dan keputusannya datang ke Mekarsari adalah berdasarkan hasil pengamatan tersebut, tanpa harus menunggu perintah atau instruksi dari pemerintah provinsi.

Respons Cepat Tanpa Instruksi Langsung

Setelah mengetahui kondisi banjir yang melanda Mekarsari dan Ciuyah Waled dari media sosial, Ono langsung menghubungi Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia, untuk memastikan kabar tersebut. Tak berhenti di sana, ia juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan PSDA Provinsi Jabar, serta menggandeng koleganya Bambang Mujiarto dari fraksi yang sama.

Saya langsung koordinasi dan membawa bantuan ke sini. Karena saya tahu, gubernur itu ngurus 3.500 desa dan 627 kecamatan. Tidak bisa sendirian. Siapa temennya gubernur? Mang Ono!ujarnya, penuh penekanan.

Isyarat Politik Menjelang 2029?

Banyak pihak menilai bahwa sindiran Ono ini memiliki nuansa politik elektoral yang kental. Mengingat reputasi KDM sebagai figur populis dengan basis massa kuat di media sosial, pernyataan Mang Ono seolah menjadi pembuka pintu” wacana kontestasi politik masa depan.

Namun demikian, Ono tetap menekankan bahwa tujuannya bukan sekadar menyindir, melainkan benar-benar menuntut pemerintah hadir lebih nyata di tengah masyarakat.

Saya ini hatinya baik. Saya ingin mengingatkan, pemerintah jangan hanya jadi selebritas digital. Tapi hadir nyata. Rakyat itu butuh sentuhan langsung, bukan hanya konten,” tuturnya.

Bantuan Banjir Sebatas Sembako atau Solusi Jangka Panjang?

Meski membawa bantuan, Ono menekankan bahwa penanganan banjir tidak cukup dengan sembako semata. Ia menegaskan pentingnya solusi jangka panjang seperti:

  • Normalisasi sungai

  • Pembangunan embung

  • Reboisasi kawasan hulu

  • Koordinasi lintas kabupaten/kota

Langkah ini harus menjadi agenda serius Pemprov Jabar, bukan sekadar aksi reaktif saat bencana datang.

Suara Warga: Antara Apresiasi dan Harapan

Warga Desa Mekarsari menyambut baik kedatangan Mang Ono. Banyak yang menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan yang dibawa, namun juga menitipkan harapan agar pejabat lain – termasuk Gubernur – turut hadir langsung melihat kondisi lapangan.

Kami senang Pak Ono datang. Tapi semoga jangan hanya kali ini. Kami butuh perhatian terus-menerus,” kata Nurhayati, warga korban banjir.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *