Ini Alasan PPIH Minta Jemaah Haji Perempuan Gunakan Popok

ARY
Ilustrasi jemaah haji perempuan disarankan menggunakan popok oleh PPIH saat wukuf di Arafah. (Foto: Pexels/Yasir Gürbüz)

adainfo.id – Musytasyar Dinny Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2025, Nyai Badriyah Fayumi, memberikan saran penting bagi jemaah haji perempuan agar menggunakan popok atau pembalut selama wukuf di Arafah dan mabit di Mina, meski sedang tidak haid.

Wukuf di Arafah sendiri adalah momen puncak dalam rangkaian ibadah haji yang sangat sakral.

“Untuk menjaga kesucian pakaian kita. Kalau sewaktu-waktu kita kebelet, antrean panjang, atau jalanan macet, atau bahkan kita tidak bisa turun. Kita pernah mengalami peristiwa Muzdalifah yang seperti itu,” ujar Badriyah dalam tayangan YouTube resmi Kementerian Agama, Sabtu (24/5/2025).

Popok untuk Menjaga Kebersihan

Penggunaan popok untuk jemaah haji perempuan bukan sekadar solusi praktis, melainkan juga bentuk antisipasi atas situasi darurat.

Fasilitas kamar mandi di Arafah dan Mina terbatas, apalagi bagi perempuan yang membutuhkan lebih banyak waktu saat buang hajat dibandingkan laki-laki.

Sementara pria bisa menggunakan urinoir, perempuan tidak memiliki opsi tersebut.

“Agar kita tidak terjatuh dalam jidal, tidak terjatuh dalam perdebatan tidak perlu, kita tidak terpancing emosinya, popok atau pembalut ini bisa membantu. Kita tetap antre, kita kebelet, bisa tumpahkan sambil antre. Ketika di dalam, kita tinggal ganti pembalut atau popoknya,” imbuhnya.

Badriyah juga menegaskan bahwa penggunaan popok tidak melanggar ihram bagi jemaah haji perempuan, sehingga aman digunakan selama rangkaian ibadah berlangsung.

Penggunaan Masker Saat Ihram, Bolehkah?

Selain popok, banyak jemaah haji perempuan juga bertanya soal pemakaian masker saat berihram, mengingat salah satu larangan ihram adalah menutup wajah.

Namun menurut Badriyah, jika ada uzur syar’i seperti sakit atau untuk mencegah penularan penyakit, maka pemakaian masker diperbolehkan.

“Ketika terpaksa menggunakan masker dan itu apalagi dalam keadaan sakit dan supaya tidak menyebar ke jemaah lain, itu dianggap sebagai bagian dari uzur syari,” jelasnya.

Menjaga Aurat di Tengah Sesama Perempuan

Pesan penting lainnya selain penggunaan popok untuk jemaah haji perempuan yang ditegaskan Badriyah adalah soal menjaga aurat, bahkan ketika berada di ruangan yang hanya berisi perempuan.

Ia mengingatkan agar semua jemaah tetap menjaga adab dan kehormatan saat mengenakan ihram.

“Ihram haji adalah benar-benar sakral. Apalagi ihram haji bisa jadi sekali-kalinya dalam seumur hidup ini, maka alangkah baiknya tidak hanya menjalani ihram dengan pendekatan fikih, tapi juga pendekatan akhlak kepada Allah SWT,” katanya.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *