Pengungsi Tebing Longsor Gumulungtonggoh Terima Bantuan dari BPBD

KIM

adainfo.id – Desa Gumulungtonggoh, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, kembali diguncang kecemasan akibat longsor tebing yang terjadi di Blok Rambutkasih. Kondisi tersebut memaksa sejumlah warga untuk mengungsi demi keselamatan jiwa.

Guna membantu meringankan beban pengungsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon menyalurkan bantuan logistik berupa kebutuhan pokok seperti beras, makanan siap saji, air mineral, hingga perlengkapan tidur, pada, Selasa (27/05/25).

Kuwu Desa Gumulungtonggoh, Agus Saefuddin, mengungkapkan rasa syukur atas bantuan yang diterima warganya tersebut. Menurutnya, bantuan ini sangat membantu warga yang tengah berada dalam kondisi rentan, terutama bagi mereka yang harus meninggalkan rumah demi keselamatan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada BPBD yang sudah sigap memberikan bantuan. Ini sangat membantu warga kami yang terdampak dan sekarang harus tinggal sementara di tempat yang lebih aman,” ujarnya, Selasa (27/05/25).

Ancaman Longsor Susulan Masih Tinggi

Meskipun bantuan telah diterima, namun kenyataan di lapangan masih memprihatinkan. Ancaman longsor susulan masih sangat tinggi, terlebih dengan kondisi cuaca yang semakin ekstrem beberapa hari belakangan ini.

Menurut Agus, tebing longsor dengan tinggi mencapai 20 meter tersebut menyimpan potensi bencana besar yang tak bisa diabaikan. Bahkan, kawasan tersebut pernah mengalami longsor besar pada tahun 2017, yang hingga kini belum mendapatkan penanganan teknis yang menyeluruh.

“Cuaca ekstrem sangat memengaruhi stabilitas tebing. Kami sudah berulang kali menyampaikan permintaan penanganan, tetapi sampai sekarang belum ada realisasi dari dinas terkait,” ujar Agus.

Permintaan Kajian Teknis dan Penanganan Struktural

Pihak desa mendesak adanya kajian teknis dari tim ahli geologi dan geoteknik, mengingat struktur tebing yang diperkirakan mengandung lempengan sesar aktif, yang dapat memicu longsor sewaktu-waktu, terutama saat musim hujan dan curah air tinggi.

“Kami butuh bantuan lebih dari sekadar logistik. Penanganan jangka panjang seperti pembangunan bronjong, talud, atau bahkan relokasi perlu dipikirkan,” imbuhnya.

Agus juga menyampaikan bahwa pemerintah desa tidak tinggal diam. Mereka telah melakukan upaya pencegahan dan peringatan dini dengan memasang tanda rawan longsor dan mendirikan posko siaga, meskipun sarana dan sumber daya yang tersedia sangat terbatas.

Warga Minta Pemerintah Bertindak Cepat

Warga Blok Rambutkasih yang terdampak langsung menyampaikan kekhawatiran mereka. Rino, salah satu warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi tebing longsor, mengatakan bahwa mereka tidak bisa tidur nyenyak setiap kali hujan turun.

“Setiap hujan deras, kami terpaksa berjaga. Kami takut ada longsor susulan. Dulu tahun 2017 juga sempat longsor besar, tapi belum ada perbaikan nyata,” kata Rino.

Ia berharap agar pemerintah, khususnya dinas teknis seperti Dinas Pekerjaan Umum dan BPBD, bisa segera menyusun rencana penanganan permanen. “Jangan hanya datang waktu bencana saja. Kami ingin hidup tenang, aman dari ancaman longsor,” tegasnya.

Diperlukan Sinergi Antarinstansi

Dari pantauan di lapangan, kondisi tebing yang rawan longsor sudah masuk dalam kategori darurat, dan sangat mendesak untuk ditangani secara lintas sektoral. Tidak hanya BPBD, tetapi juga melibatkan Bappeda, Dinas PUTR, dan Dinas Lingkungan Hidup agar solusi yang diambil lebih menyeluruh.

Kuwu Agus Saefuddin berharap, dengan adanya tekanan dari masyarakat, pemerintah daerah akan segera membentuk tim khusus untuk mengevaluasi risiko bencana di Blok Rambutkasih.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *