Eka Novianto Nahkodai PGRI Kota Cirebon

KIM
Eka Novianto, saat beri sambutan saat terpilih pimpin PGRI Kota Cirebon masa bakti 2025-2030, Kamis (29/05/25) (Foto: adainfo.id)

adainfo.idPersatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Cirebon memasuki babak baru dalam perjalanannya setelah resmi menetapkan Eka Novianto sebagai Ketua untuk masa bakti 2025-2030. Terpilih secara aklamasi dalam Konferensi XXIII yang digelar di sebuah hotel di Jalan Wahidin, Kecamatan Kejaksan, Kamis (29/5/25), Eka berkomitmen kuat untuk memperjuangkan hak-hak dan perlindungan bagi para guru di Kota Udang.

Pemilihan yang berlangsung dalam suasana penuh semangat kebersamaan itu dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dalam dunia pendidikan, termasuk Ketua PGRI Provinsi Jawa Barat, Akhmad Juhana, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Kadini. Konferensi dibuka secara resmi oleh Kadini dengan pemukulan gong sebagai simbol dimulainya masa kepemimpinan baru.

Dukungan Pemerintah Daerah: Sinergi PGRI dan Disdik Diperkuat

Dalam sambutannya, Kadini menegaskan bahwa Dinas Pendidikan Kota Cirebon sebagai dewan pembina PGRI mendukung penuh siapapun yang menjabat sebagai ketua organisasi. Menurutnya, PGRI dan Disdik harus berjalan berdampingan demi satu tujuan: memajukan pendidikan di Kota Cirebon.

Kami siap bersinergi. Kepemimpinan baru ini harus membawa PGRI lebih aktif dalam mendukung kebijakan dan program pendidikan kota,” ujar Kadini.

Ia menambahkan bahwa sinergi bukan berarti kepengurusan lama kurang baik, melainkan menuntut peningkatan yang berkelanjutan agar cita-cita pendidikan inklusif dan bermutu dapat terwujud.

Sementara itu, ketua PGRI Jawa Barat, Akhmad Juhana atau yang akrab disapa Abah, menekankan bahwa PGRI secara nasional memiliki tanggung jawab moral memperjuangkan kesejahteraan dan perlindungan bagi para guru.

Guru tidak hanya dituntut mentransfer ilmu, tetapi juga mendidik. Proses pendidikan itu menyentuh sisi kemanusiaan yang lebih dalam, sehingga guru harus memiliki perlindungan hukum dalam menjalankan tugasnya,” kata Abah.

Menurutnya, kehadiran Undang-Undang Perlindungan Guru sangat mendesak. Sebagaimana anak-anak sudah dilindungi melalui UU Perlindungan Anak, maka sudah sepantasnya guru juga mendapatkan perlindungan sebagai pelaku utama dalam pembangunan karakter bangsa.

Kami mendorong agar PGRI Kota Cirebon memiliki program jangka panjang yang selaras dengan visi dan misi pemerintah daerah, serta mengambil peran penting dalam memperjuangkan lahirnya UU Perlindungan Guru,” tegasnya.

Eka Novianto: Dari Sekretaris Jadi Ketua, Lanjutkan Perjuangan Guru

Eka Novianto, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris PGRI Kota Cirebon, kini mengemban amanah sebagai Ketua terpilih. Dengan latar belakang pengalaman organisasi yang kuat, Eka siap melanjutkan perjuangan untuk memastikan guru-guru di Kota Cirebon mendapatkan hak dan perlindungan yang layak.

Rancangan akademik UU Perlindungan Guru sudah kami serahkan ke Kemendikbud. Kami juga telah berkoordinasi dengan DPD RI dan Kemenkumham. Kini saatnya memperjuangkan pengesahannya,” ujar Eka.

Ia menjelaskan bahwa perjuangan tidak berhenti pada seremonial atau wacana. PGRI akan menyusun langkah-langkah strategis untuk menjadikan naskah akademik tersebut sebagai RUU dan mendorong pengesahannya menjadi UU secara nasional.

Kita punya tanggung jawab moral kepada para guru, agar mereka tidak hanya dihormati, tetapi juga dilindungi secara hukum,” tegasnya.

Dalam periode lima tahun ke depan, Eka menargetkan pembaruan dalam struktur organisasi dan program kerja PGRI. Fokusnya meliputi; peningkatan profesionalisme guru melalui pelatihan rutin dan sertifikasi, advokasi perlindungan profesi guru secara hukum, membangun kemitraan dengan stakeholder pendidikan (termasuk Pemkot dan lembaga swasta), mengembangkan pusat konsultasi dan bantuan hukum bagi anggota, serta mendorong kesejahteraan guru honorer dan non-PNS secara sistemik

PGRI tidak boleh stagnan. Kita harus menjadi organisasi yang adaptif terhadap perubahan zaman, termasuk menghadapi tantangan digitalisasi dalam dunia pendidikan,” tambah Eka.

Menjawab Tantangan Pendidikan di Era Pasca Pandemi

Dalam konferensi ini, juga mengemuka tantangan pendidikan pasca pandemi. Guru dihadapkan pada pembelajaran campuran (blended learning), kesenjangan akses teknologi, dan krisis literasi siswa. PGRI di bawah kepemimpinan Eka diharapkan menjadi garda depan dalam membantu guru beradaptasi.

PGRI adalah rumah besar guru. Harus hadir dalam segala tantangan dan kebutuhan anggotanya,” kata Abah.

Abah berharap PGRI bukan sekadar organisasi profesi, tetapi harus menjadi kekuatan moral dan sosial dalam pembangunan bangsa. Dalam hal ini, Ketua PGRI Jabar mengajak semua pengurus di tingkat kota dan kabupaten untuk tidak hanya fokus pada administrasi keorganisasian, tetapi juga menjadikan PGRI sebagai ruang dialog, solusi, dan aksi nyata.

Kami ingin PGRI Kota Cirebon menjadi contoh, bagaimana organisasi profesi bisa bersinergi, bertransformasi, dan berdampak,” pungkas Abah.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *