KDM Dinilai Sukses Jadikan Jawa Barat Episentrum Investasi Nasional

KIM
Momen kunjungan KDM di Cirebon (foto: adainfo.id)

adainfo.id – Di tengah tantangan pertumbuhan ekonomi global dan nasional yang kian dinamis, Jawa Barat justru menunjukkan ketangguhan sebagai salah satu pusat pertumbuhan investasi paling menjanjikan. Hal ini tidak lepas dari gaya kepemimpinan Gubernur Deddy Mulyadi yang dinilai oleh banyak pihak sebagai tegas, konsisten, dan berorientasi jangka panjang.

Penilaian tersebut datang dari pengamat kebijakan publik dan tokoh masyarakat Cirebon, R. Hamzaiya, dalam momentum kunjungan kerja Gubernur Deddy ke wilayah Cirebon. Menurut Hamzaiya, pendekatan khas KDM (Kang Deddy Mulyadi) berhasil menjadikan investasi sebagai peluang bersama yang menguntungkan semua pihak, bukan sebagai ancaman yang meminggirkan masyarakat lokal.

“Pak Deddy menempatkan dirinya bukan hanya sebagai fasilitator investasi, tetapi juga pelindung masyarakat. Ia memahami bahwa investasi memerlukan jaminan stabilitas, kepastian hukum, dan birokrasi yang bersih serta responsif,” kata Hamzaiya, Minggu (09/06/2025).

Pembersih Jalur Investasi dari Praktik Curang

Salah satu poin utama yang diapresiasi Hamzaiya adalah ketegasan Deddy Mulyadi dalam memberantas praktik perizinan yang menyimpang, termasuk percaloan yang kerap menjadi batu sandungan bagi investor.

“Beliau tidak segan menindak birokrat nakal yang mempermainkan investor. Karena satu ketidakpastian bisa membuat kawasan kehilangan miliaran potensi investasi,” tegas Hamzaiya.

Kebijakan reformasi layanan publik dan perizinan yang dibangun berbasis digitalisasi dan sistem layanan terpadu disebut telah memangkas rantai birokrasi berbelit, dan menyatukan koordinasi antara provinsi dan kabupaten/kota.

“Kini investor tidak lagi merasa ditarik ulur antar instansi. Mereka melihat satu wajah pemerintahan yang kompak dan bersahabat terhadap investasi produktif,” tambahnya.

Pendekatan Sosial-Kultural dalam Penanganan Konflik Lahan

Tak hanya pada sisi administratif dan teknis, Deddy Mulyadi juga dinilai unggul dalam menangani aspek sosiokultural dari dampak pembangunan. Ia kerap turun langsung dalam proses relokasi atau mediasi konflik antara perusahaan dan warga.

“Pak Deddy bukan hanya seorang administrator. Ia punya kepekaan sosial yang tinggi. Saya melihat langsung bagaimana ia memediasi proyek-proyek besar agar masyarakat tidak dikorbankan,” ujar Hamzaiya.

Langkah ini disebut berhasil menciptakan ekosistem investasi yang sehat, di mana masyarakat tidak merasa dirugikan dan investor merasa terlindungi secara hukum dan sosial.

“Ini yang jarang kita temukan. Biasanya kepala daerah hanya berpikir aspek ekonomi. Tapi Pak Deddy mulai dari legitimasi sosial, baru melangkah ke ekonomi. Itu kunci keberhasilannya,” lanjutnya.

Integritas Pribadi Jadi Modal Politik dan Ekonomi

Menurut Hamzaiya, integritas pribadi Deddy Mulyadi sebagai pemimpin yang konsisten dan bebas dari konflik kepentingan menjadi nilai tambah besar di mata investor. Kredibilitas ini menjadi jaminan kepercayaan, sesuatu yang sangat mahal dalam dunia investasi.

“Kepercayaan adalah mata uang utama dunia usaha. Dan hari ini Jawa Barat punya itu karena pemimpinnya bisa dipercaya,” ujarnya.

Diketahui, nama Deddy Mulyadi mulai diperhitungkan dalam berbagai forum ekonomi dan investasi internasional sebagai contoh kepala daerah yang progresif dan reformis. Pendekatannya terhadap pembangunan berkelanjutan, ramah lingkungan, dan inklusif mendapatkan banyak sorotan positif.

R. Hamzaiya menutup pernyataannya dengan harapan agar gaya kepemimpinan dan kebijakan Deddy Mulyadi dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia yang tengah berjuang menghadapi stagnasi ekonomi dan krisis kepercayaan publik.

“Kalau ingin ekonomi tumbuh berkeadilan, maka kebijakan harus berbasis perlindungan. Perlindungan hukum, perlindungan sosial, dan perlindungan terhadap kepercayaan. Jawa Barat hari ini sudah menunjukkannya,” pungkas Hamzaiya.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *