KDM Angkat Siswi Asal Cirebon sebagai Anak Asuh Usai Upaya Bunuh Diri karena Putus Sekolah

KIM
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM) saat menghadiri Musrenbang Jawa Barat di Cirebon pada, Rabu (07/05/25) (foto: adainfo.id)

adainfo.id – Seorang siswi belia asal Cirebon, Jawa Barat, nekat mencoba mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan pembersih lantai karena depresi akibat tidak bisa melanjutkan sekolah akibat keterbatasan ekonomi. Peristiwa memilukan tersebut terjadi pada Sabtu malam (07/06/2025) dan menjadi perhatian luas masyarakat setelah diberitakan pada Senin (09/06/2025).

Mendengar kabar tersebut, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), langsung bergerak cepat. Melalui akun media sosial pribadinya, KDM mengumumkan bahwa ia telah mengutus ajudan untuk menemui langsung siswi tersebut dan menyelesaikan persoalan yang dialaminya.

“Ceritanya bermula saat dia lulus dari pesantren setingkat SMP dan melanjutkan ke SMA Negeri di Tengah Tani, Cirebon. Karena orang tuanya tidak mampu membeli seragam sekolah, dia tetap mengenakan seragam lamanya dari madrasah. Dia hanya bertahan satu semester, lalu terpaksa berhenti pada Desember 2024,” tulis KDM dalam unggahannya.

Kemiskinan Bukan Alasan Anak Gagal Sekolah

Meskipun kebijakan sekolah gratis sudah diberlakukan untuk sekolah negeri di Jawa Barat, menurut KDM, masih banyak keluarga yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti seragam, buku, alat tulis, hingga ongkos transportasi. Hal ini pula yang menimpa siswi asal Cirebon tersebut.

“Sekolah gratis tidak selalu berarti tanpa biaya. Ketika keluarga tidak mampu beli sepatu atau buku, maka akses pendidikan tetap tidak tercapai,” ungkap KDM.

Diangkat sebagai Anak Asuh Gubernur

Tak hanya menanggung seluruh biaya pengobatan di rumah sakit, Gubernur Dedi Mulyadi mengambil keputusan lebih besar: mengangkat siswi itu sebagai anak asuhnya secara langsung.

“Mulai besok, anak itu resmi menjadi anak asuh saya. Dia punya hak untuk kembali bersekolah di sekolah negeri. Saya bertanggung jawab penuh atas pendidikannya sampai lulus SMA. Bahkan, kalau dia pintar dan mau, saya akan bantu sampai ke perguruan tinggi,” tegas KDM.

Langkah cepat ini menuai apresiasi dari berbagai kalangan masyarakat yang menilai bahwa Gubernur Dedi menunjukkan kepekaan sosial yang tinggi dan konsisten terhadap komitmen pendidikan yang inklusif dan adil.

Dalam pernyataannya, KDM juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap anak-anak dari keluarga tidak mampu. Menurutnya, gotong royong harus dimaknai bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi sebagai sistem dukungan sosial nyata dalam kehidupan bermasyarakat.

“Mari kita dorong anak-anak kita untuk lulus minimal SMA, SMK, atau Madrasah Aliyah. Jangan biarkan ada anak di Jawa Barat yang putus sekolah hanya karena alasan kemiskinan,” serunya.

Menghapus Derita dengan Tindakan Nyata

Gubernur Dedi juga menyoroti bahwa kisah menyedihkan seperti yang dialami oleh siswi asal Cirebon ini tidak seharusnya terjadi di tengah sistem pemerintahan yang sudah memiliki anggaran dan program bantuan pendidikan. Ia menyebutkan bahwa peristiwa ini menjadi pengingat agar program pemerintah benar-benar menjangkau masyarakat lapisan terbawah.

“Ini bukan hanya soal anggaran, tapi soal keberpihakan. Tugas kita adalah memastikan sistem bisa menjangkau yang paling lemah,” tutup KDM.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *