Wacana Car Free Night di Jakarta Masih Dikaji, Ini Alasannya

ARY
Ilustrasi rencana pelaksanaan Car Free Night (CFN) di Jakarta masih dikaji. (Foto: Unsplash/Achmad Al Fadhli)

adainfo.id – Wacana penerapan Car Free Night (CFN) atau malam bebas kendaraan bermotor di kawasan Bundaran HI hingga Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, masih dalam tahap kajian oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, pada Selasa (10/6/2025).

Rencana ini menjadi bagian dari inovasi Pemprov untuk menciptakan ruang kota yang lebih ramah pejalan kaki, sehat, dan hidup di malam hari.

Namun, seperti disampaikan Pramono, keputusan akhir akan diambil setelah melalui kajian matang.

Car Free Night Jakarta Masih Dikaji, Belum Diputuskan

Pramono menyebut bahwa kebijakan CFN ini perlu dipertimbangkan secara komprehensif, terutama dari sisi transportasi, keamanan, sosial ekonomi, dan dampak terhadap mobilitas masyarakat.

“Itu sedang dalam kajian, nanti kami kaji lebih dulu ya,” ujar Pramono kepada awak media di Lippo Mall Nusantara, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.

Kawasan Sudirman–Thamrin sebelumnya telah menjadi tuan rumah program Car Free Day (CFD) setiap Minggu pagi.

Namun, CFN yang menyasar malam hari dinilai punya tantangan tersendiri, terutama dalam pengaturan lalu lintas dan keterlibatan pelaku usaha malam.

Pemprov Prioritaskan Aktivasi Ruang Publik dan Destinasi Baru

Meski wacana Car Free Night masih dalam tahap pembahasan, Pemprov DKI justru menyisir potensi revitalisasi ruang publik dan destinasi bersejarah di Jakarta.

Salah satu yang tengah disorot adalah Pasar Baru, kawasan perdagangan legendaris yang mulai kehilangan gaungnya dalam beberapa tahun terakhir.

“Saya memang ingin membuka beberapa tempat baru di Jakarta. Tadi kami sudah rapat secara khusus untuk membuka Pasar Baru,” tutur Pramono.

Menurutnya, jika berhasil, Pasar Baru bisa mengikuti jejak Blok M, yang kini menjadi salah satu pusat gaya hidup baru dan ruang interaksi publik yang hidup 24 jam.

Revitalisasi Blok M Jadi Contoh Sukses

Blok M menjadi contoh nyata bagaimana ruang publik bisa disulap menjadi destinasi populer.

Usai direvitalisasi, kawasan ini kembali ramai oleh pengunjung, baik warga Jakarta maupun wisatawan domestik.

“Blok M sekarang sudah mulai ramai. Bahkan beberapa hari ini, saya diserbu di Instagram, TikTok, maupun X saya,” kata Pramono.

Beragam usulan menarik masuk ke media sosial pribadinya, mulai dari “Bandung-Blok M”, “Jogja-Blok M”, hingga “Madinah-Blok M”, yang menurutnya merupakan bentuk humor sekaligus apresiasi masyarakat.

“Ini bagian dari sesuatu yang sebenarnya bercanda. Tapi menurut saya menunjukkan bahwa apa yang kami lakukan mendapat respons publik yang luar biasa,” tambahnya.

Jika Car Free Night diterapkan di Jakarta, kawasan Bundaran HI hingga Thamrin-Sudirman yang ikonik bisa menjadi pusat kegiatan malam yang sehat, inklusif, dan produktif.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *