Polresta Cirebon Gelar Rapat Koordinasi Pemberantasan Geng Motor

KIM
Polresta Cirebon menggelar Rapat Koordinasi Pemberantasan Geng Motor, Selasa (10/06/25) (foto: adainfo.id)

adainfo.id – Sebagai respons cepat terhadap meningkatnya keresahan masyarakat akibat aksi geng motor yang makin brutal, Polresta Cirebon menggelar Rapat Koordinasi Pemberantasan Geng Motor pada Selasa, (10/06/2025).

Bertempat di Aula Vicon Mapolresta Cirebon, rapat yang dimulai pada pukul 14.00 WIB tersebut dihadiri oleh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, serta perwakilan organisasi kepemudaan dan sekolah.

Rapat ini dipimpin langsung oleh Kapolresta Cirebon, Kombes Pol. Sumarni, S.I.K., S.H., M.H., yang menyampaikan urgensi penanganan geng motor sebagai persoalan sosial yang harus diselesaikan dengan pendekatan komprehensif.

“Persoalan geng motor tidak bisa dianggap sepele. Aksi-aksi mereka telah menimbulkan keresahan luar biasa, terutama karena dilakukan oleh anak-anak usia sekolah di jam-jam rawan, antara pukul 02.00 hingga 04.00 pagi, demi konten media sosial,” tegas Kombes Pol. Sumarni.

Langkah Tegas Polresta: Edukasi, Patroli, dan Penegakan Jam Malam

Dalam paparannya, Kapolresta menekankan bahwa penindakan terhadap geng motor dilakukan melalui tiga pendekatan utama: preemtif, preventif, dan represif.
Polresta telah mengintensifkan edukasi ke sekolah-sekolah, penyuluhan ke masyarakat, serta patroli aktif yang dilakukan oleh Tim Raimas Macan Kumbang 852, yang hampir setiap malam berkeliling menjaga keamanan.

Selain itu, razia minuman keras juga dilakukan rutin guna mengurangi faktor pemicu aksi kriminal remaja. Penegakan aturan jam malam pun mulai digodok dengan lebih ketat. Bahkan, Polresta juga menerapkan pembinaan melalui program Pesantren Kilat, dan bagi pelaku yang tertangkap, pengiriman ke Barak pembinaan khusus menjadi opsi penanganan lanjutan.

Peran Stakeholder: Pendidikan, Literasi, dan Regulasi

Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Dr. Sofhi Zulfia, S.H., M.H., turut menyampaikan apresiasi terhadap langkah progresif Polresta Cirebon. Ia menyoroti pentingnya pendekatan keagamaan sebagai penyeimbang moral bagi anak-anak muda yang mudah terpengaruh konten kekerasan daring.

“Literasi digital harus diperkuat agar anak-anak tidak larut dalam konten negatif. Kepemilikan SIM bagi pelajar juga harus diawasi ketat. Bila perlu, tindakan penahanan dijadikan langkah terakhir yang efektif untuk memberikan efek jera,” jelas Sofhi.

Sofhi juga menyoroti banyaknya kendaraan pelajar yang terparkir di area publik seperti Stadion Ranggajati sebagai indikasi lemahnya kontrol orang tua dan sekolah terhadap aktivitas anak di luar jam belajar.

Sementara itu, Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar, S.H., S.I.K., menambahkan bahwa persoalan geng motor hanyalah satu aspek dari fenomena lebih luas yakni kenakalan remaja. Menurutnya, solusi juga harus datang dari institusi pendidikan.

“Sekolah harus berani memberi sanksi akademik terhadap siswa yang terbukti ikut serta dalam aksi kekerasan geng motor. Ini bagian dari pendidikan karakter dan tanggung jawab sosial,” ungkap Kapolres Cirebon Kota.

Ia juga mengajak sekolah untuk bekerja sama secara aktif dengan aparat keamanan serta orang tua untuk membentuk komite pengawasan pelajar berbasis lingkungan.

Sinergi Multi-Pihak untuk Cirebon yang Lebih Aman

Rapat koordinasi ini menjadi tonggak penting dalam upaya membasmi geng motor di Kabupaten Cirebon. Dengan melibatkan unsur Forkopimda, tokoh agama, tokoh pendidikan, dan masyarakat, diharapkan terbentuk sinergi yang berkelanjutan dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi generasi muda.

Polresta Cirebon menegaskan komitmennya untuk terus bertindak tegas, namun juga mengedepankan pendekatan rehabilitatif dan preventif. Geng motor tidak hanya dilihat sebagai pelanggaran hukum, tetapi juga sebagai dampak dari krisis identitas, lemahnya kontrol sosial, dan minimnya ruang positif bagi anak muda.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *