Setelah Diangkat Jadi Anak Asuh KDM, Siswi Asal Kabupaten Cirebon Diterima SMA Negeri 1 Cirebon
adainfo.id – Harapan baru kembali tumbuh bagi MMH (17 tahun) yang sebelumnya dikabarkan tidak bisa melanjutkan sekolah karena keterbatasan ekonomi keluarga.
Pada hari pertama pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026 jenjang SMA di Kota Cirebon, Selasa (10/06/2025), orang tua MMH mendatangi langsung SMA Negeri 1 Cirebon untuk mengurus kepindahan sekolah anaknya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 1 Cirebon, Karnengsih, memastikan bahwa pihak sekolah siap menampung dan memfasilitasi M sebagai siswa mutasi dari SMA Negeri 1 Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.
“Orang tuanya datang langsung, kami sudah bicara dan kami siap menerima. Sekarang sedang proses pendataan Dapodik. Bapaknya juga bersyukur atas bantuan dari Gubernur,” ujar Karnengsih saat ditemui media.
Dari Tengah Tani ke SMA Favorit di Kota
MMH sebelumnya bersekolah di SMA Negeri 1 Tengah Tani dan kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit setelah sempat mengalami tekanan psikologis akibat kondisi keluarganya. Dalam situasi sulit tersebut, bantuan langsung dari Gubernur Jawa Barat, Kang Deddy Mulyadi, menjadi titik terang yang memungkinkan M untuk tetap menggapai impiannya.
“MMH punya cita-cita besar masuk SMA Negeri 1 Cirebon. Kami siap bantu karena dia masuk kategori mutasi, dan kelas XI di sekolah kami masih ada kuota,” tambah Karnengsih, yang juga menjabat sebagai Ketua SPMB sekolah tersebut.
Dukungan Penuh dari Pemerintah Daerah
Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Barat, H. Ambar Triwidodo, juga membenarkan bahwa proses kepindahan siswi M sudah berada pada jalur yang tepat. Ia memastikan bahwa semua pihak di bawah koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi Jabar mendukung langkah Gubernur dalam memberikan akses pendidikan tanpa diskriminasi ekonomi.
“Alhamdulillah sudah clear. Saya mendukung sepenuhnya arahan Gubernur. Pendidikan adalah hak setiap anak,” tegas Ambar.
Dalam keterangannya, Ambar juga menyebut bahwa pihak sekolah dan dinas akan mengawal penuh proses administratif hingga MMH resmi menjadi peserta didik di SMA Negeri 1 Cirebon.
Solidaritas Lintas Lembaga: Kolaborasi yang Mewujudkan Masa Depan
Kasus M memperlihatkan sinergi nyata antara pemerintah provinsi, dinas pendidikan, dan sekolah dalam menjamin hak pendidikan anak-anak yang terdampak kesulitan ekonomi.
Di tengah tantangan sistemik seperti kemiskinan dan keterbatasan fasilitas, kebijakan cepat dari Gubernur Jabar menjadi bentuk kepemimpinan responsif yang langsung menyentuh kebutuhan dasar warga.
Tak hanya itu, SMA Negeri 1 Cirebon menunjukkan wajah pendidikan inklusif yang bukan hanya melihat nilai rapor, tetapi juga latar belakang dan semangat juang calon siswanya.
“Berkasnya belum lengkap karena mereka datang dalam kondisi mendadak, tapi kami akan bantu dan pastikan siswi ini bisa masuk dengan layak,” tambah Karnengsih.
Pendidikan: Jalan Menuju Pemulihan Psikologis
MMH saat ini masih dalam masa perawatan medis dan pemulihan dari trauma yang sempat dialaminya. Namun dengan bantuan konkret berupa akses pendidikan, dukungan sosial, dan pengayoman dari berbagai pihak, masa depan MMH kini tampak lebih cerah dan terarah.
“Pendidikan bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang menyembuhkan, membimbing, dan memulihkan harapan,” kata seorang guru pendamping yang turut menangani proses transisi MMH.