BUMDes Munjul Jadi Contoh Nasional

KIM
salah seorang warga saat melakukan transaksi di unit usaha BRIlink milik BUMDes Munjul (foto: adainfo.id)

adainfo.id – Di tengah geliat pembangunan pedesaan yang semakin mengandalkan kemandirian ekonomi lokal, BUMDes Munjul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, tampil sebagai salah satu ikon keberhasilan pengelolaan usaha desa. Dikelola secara profesional, BUMDes ini berhasil menyulap berbagai keterbatasan menjadi peluang emas bagi peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes) dan kesejahteraan masyarakat.

Tak heran, desa-desa dari berbagai penjuru wilayah Cirebon datang untuk studi banding, menimba pengalaman dan strategi sukses dari desa yang baru tiga tahun mengelola BUMDes ini.

“Banyak desa datang hanya untuk sharing, bertanya bagaimana kami bisa memulai dan mengelola usaha desa dengan baik. Ini membanggakan, tapi juga jadi tanggung jawab moral bagi kami,” ujar Iin Rusnaini, Direktur BUMDes Munjul, Jumat (13/06/2025).

Langkah Awal dari Nol: BRIlink hingga Internet Desa

BUMDes Munjul tidak langsung besar. Mereka memulai langkah dari unit usaha BRIlink, yang awalnya hanya menghasilkan laba kecil. Namun, keberanian untuk memutar modal ke sektor potensial membuahkan hasil. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah program Internet Desa, yang kini telah melayani lebih dari 500 pelanggan aktif.

“Kami tolak masuknya provider luar. Kami ingin internet dikelola mandiri. Manfaat ekonominya langsung dirasakan warga, tidak bocor ke luar,” tegas Iin.

Samsat Desa dan Kolaborasi Program Pemerintah

Inovasi lainnya yang tak kalah penting adalah integrasi layanan dengan program pemerintah, seperti Samsat Desa. Program ini memudahkan warga memperpanjang pajak kendaraan tanpa harus ke kota, sehingga menjadi simbiosis saling menguntungkan antara pelayanan publik dan pemasukan desa.

BUMDes Munjul juga aktif menjajaki peluang usaha baru yang relevan dengan kebutuhan lokal, sekaligus tetap menjaga transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik.

Kendala: Partisipasi Masyarakat dan Keterbatasan Dana

Meski telah mencatat banyak prestasi, Iin tidak menutup mata terhadap tantangan yang masih dihadapi. Kurangnya pemahaman sebagian warga tentang pentingnya BUMDes, serta terbatasnya pendanaan, menjadi hambatan utama yang terus dihadapi pengurus.

“Banyak yang belum paham potensi BUMDes. Jadi kami gencar edukasi dan libatkan warga dalam setiap evaluasi. Dana juga masih terbatas, kami berharap ada dukungan tambahan dari DPRD atau Pemda,” ungkapnya.

Pertumbuhan Nyata: Dari Rp2 Juta ke Rp60 Juta

Keberhasilan BUMDes Munjul bukan sekadar cerita naratif. Angka pendapatan desa menunjukkan pertumbuhan nyata. Dalam tiga tahun terakhir, kontribusi BUMDes terhadap PADes meningkat secara drastis:

  • Tahun Pertama: Rp2 juta

  • Tahun Kedua: Rp20 juta

  • Tahun Ketiga: Rp60 juta

“Itu angka bersih, setelah operasional. Artinya, model usaha desa ini sudah efektif,” jelas Iin dengan penuh optimisme.

Evaluasi Rutin dan Ruang Gagasan Warga

Salah satu kekuatan BUMDes Munjul terletak pada evaluasi mingguan yang digelar secara rutin. Dalam forum ini, semua unit usaha dibahas secara transparan, kendala dikaji, dan ide-ide baru disambut terbuka. Bahkan, warga yang vokal dan kreatif diajak studi banding ke desa lain agar ide mereka bisa berkembang.

“BUMDes bukan lembaga tertutup. Ini milik masyarakat, dan harus jadi ruang kolaborasi,” tegas Iin.

Kesuksesan BUMDes Munjul tak lepas dari dukungan lembaga desa lain seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Karang Taruna, dan Kopdes. Ketua BPD Munjul, Mahmud Jazuli, menegaskan bahwa kolaborasi antar-lembaga menjadi pondasi penting dalam menggerakkan ekonomi desa.

“Kami ikut memproyeksikan masa depan usaha desa. Aspirasi warga kami tampung, termasuk pengembangan pengolahan sampah, ketahanan pangan, bahkan ekowisata dan budidaya anggur di lahan tidur,” ujarnya.

Program pengelolaan sampah mandiri sudah mulai dianggarkan dan menjadi prioritas ke depan, sebagai wujud nyata bahwa BUMDes bukan hanya urusan profit, tapi gerakan kolektif pemberdayaan dan keberlanjutan.

“BUMDes bukan hanya badan usaha. Ini gerakan perubahan. Dan kami ingin Munjul menjadi contoh bahwa desa bisa maju tanpa meninggalkan jati diri,” pungkas Mahmud.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *