Status KLB Leptospirosis Belum Bisa Ditetapkan, Dinkes Cirebon Minta Penyelidikan Lebih Lanjut

KIM
Kepala Desa Melakasari, Sochibi, saat dikonfirmasi, Selasa (17/06/25) (foto: adainfo.id)

adainfo.id – Polemik penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Leptospirosis di Desa Melakasari, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, menjadi sorotan publik sejak munculnya laporan satu warga yang terkonfirmasi positif penyakit tersebut.

Meski belum ada keputusan resmi bahwa desa ini masuk kategori KLB, namun upaya respons cepat terus dilakukan di tingkat lokal.

Kepala Desa Melakasari, Sochibi, menyatakan bahwa pihaknya tidak tinggal diam. Langkah awal berupa pengambilan sampel air oleh Laboratorium Kesehatan Daerah telah dilakukan sebagai tindak lanjut dari temuan kasus positif tersebut.

“Tadi pagi alhamdulillah sudah datang dari kesehatan daerah, untuk mengambil sampel air, baik dari rumah pasien maupun saluran comberan,” ujar Sochibi, Selasa (17/06/2025).

Masyarakat Bergerak Spontan: Berburu dan Mengubur Tikus

Sebagai bentuk kesadaran kolektif terhadap bahaya leptospirosis, warga Desa Melakasari juga melakukan aksi pembasmian tikus.

Tanpa dikomando, masyarakat secara swadaya menggunakan racun tikus untuk membasmi hewan pembawa bakteri Leptospira, penyebab utama leptospirosis.

“Kemarin warga masih berburu tikus dengan racun. Banyak yang mati dan langsung dikubur. Ini langkah spontan warga,” jelas Sochibi.

Langkah ini dilakukan serentak di beberapa titik desa, terutama di area-area yang dekat dengan kebun, sawah, dan rumah warga dengan saluran air terbuka.

Masyarakat diminta tetap waspada namun tidak panik, dengan terus menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi rumah tangga.

Dinkes Tegaskan Belum Ada Status KLB

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr. Neneng Hasanah, memberikan klarifikasi bahwa status KLB tidak bisa ditetapkan hanya dari satu kasus positif.

Ia menjelaskan, harus ada serangkaian indikator epidemiologis yang lengkap, termasuk data klinis dan hasil laboratorium pendukung lainnya.

“Penetapan KLB tidak bisa dilakukan hanya berdasarkan satu parameter hasil laboratorium. Harus ada konfirmasi klinis dan hasil lab yang lengkap,” tegas Neneng, Senin (16/06/2025).

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada empat warga yang dicurigai terpapar leptospirosis, hanya satu yang positif, sementara tiga lainnya dinyatakan negatif, berdasarkan metode pemeriksaan General Growth Model (GGM).

Menunggu Hasil Lab, Warga Diminta Fokus pada Pencegahan

Sochibi menyatakan bahwa hingga kini pihaknya belum menerima hasil laboratorium resmi, namun berharap hasil tersebut bisa segera keluar agar pemerintah desa dapat mengambil langkah penanganan lebih terarah.

“Belum ada pemberitahuan kapan hasil keluar. Kami berharap hasilnya segera diterima agar bisa langsung ditindaklanjuti,” ujarnya.

Sementara menunggu hasil tersebut, pihak Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat fokus pada upaya pencegahan. Hal ini mencakup:

  • Menjaga kebersihan rumah dan saluran air

  • Menghindari kontak langsung dengan air tercemar

  • Menutup makanan dan minuman dari kemungkinan kontaminasi

  • Membasmi tikus secara berkala

  • Menggunakan alat pelindung saat bekerja di lingkungan berisiko

Koordinasi Lintas Sektor Jadi Kunci Penanganan

Polemik yang terjadi di Desa Melakasari ini menjadi pengingat pentingnya koordinasi lintas sektor dalam penanganan penyakit berbasis lingkungan. Pemdes, Dinkes, masyarakat, dan stakeholder terkait harus satu suara dalam upaya preventif dan edukatif untuk menghindari kepanikan berlebihan sekaligus tetap waspada terhadap potensi penyebaran penyakit.

Penanganan yang tanggap dan berbasis data akan memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat, tanpa menimbulkan stigma maupun keresahan yang tidak diperlukan.

Leptospirosis: Penyakit Berbasis Lingkungan yang Harus Diwaspadai

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira dan ditularkan melalui air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan, khususnya tikus. Gejala umum meliputi:

  • Demam tinggi

  • Nyeri otot, terutama di betis dan punggung

  • Sakit kepala berat

  • Mual, muntah

  • Diare

  • Mata memerah

Jika tidak ditangani dengan cepat, leptospirosis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal, meningitis, bahkan kematian. Oleh karena itu, kewaspadaan dini dan respon cepat sangat krusial.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *