Peneliti PNJ Ciptakan Carbon Pallet, Solusi Sampah TPA Cipayung?
adainfo.id – Persoalan menumpuknya sampah di TPA Cipayung, Depok, kini mulai menemukan titik terang. Tim peneliti dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) berhasil menciptakan inovasi teknologi energi alternatif berbasis sampah rumah tangga, yang diberi nama Carbon Pallet (Carbolet).
Teknologi ini diklaim mampu mengolah berbagai jenis sampah menjadi bahan bakar padat ramah lingkungan yang efisien dan bernilai ekonomis.
Inovasi ini digagas oleh Nunung Martina selaku ketua tim peneliti, bersama anggota tim Rikki Sofyan Rizal, Yelvi, Lilis Tiyani, Yanuar Setiawan, dan Kusno Wijayanto.
Program ini merupakan bagian dari hibah yang didanai oleh LPDP bekerja sama dengan Ditjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek melalui Program Katalisator Kemitraan Berdikari Skema Berlian.
Inovasi Mesin Canggih untuk Sampah Rumah Tangga
Program bertajuk “Energi Alternatif Carbon Palet Berbasis Sampah” ini melibatkan teknologi dua mesin utama.
Yang pertama, mesin pencacah, yang mengolah limbah menjadi ukuran kecil agar mudah diproses.
Kedua, mesin pelletizing, yang mengubah sampah cacahan menjadi pellet padat melalui proses pemadatan dan karbonisasi.
Produk akhir yang dihasilkan adalah carbon pallet, yakni bahan bakar padat terbarukan dengan nilai kalor tinggi dan emisi sangat rendah.
“Output-nya adalah Carbon Pallet yang efisien, ramah lingkungan, dan bisa menggantikan arang atau batubara,” ujar Nunung Martina, Sabtu (21/6/2025).
Semua Jenis Sampah Bisa Diolah, Termasuk Residu
Salah satu terobosan besar dari teknologi ini adalah kemampuannya mengolah hampir seluruh jenis sampah rumah tangga, tanpa perlu dipilah terlebih dahulu.
“Sampah rumah tangga seperti plastik, sisa makanan, kertas, diapers, bahkan pembalut bekas bisa diolah. Hanya kaca dan logam yang tidak bisa,” jelas Nunung.
Dengan demikian, proses pengelolaan sampah menjadi jauh lebih praktis dan partisipatif, bahkan bisa dilakukan oleh masyarakat langsung dari rumah.
Sampah-sampah tersebut dicampur dengan karbon dari arang kelapa untuk menghasilkan pallet dengan emisi rendah, diukur dengan dioxin udara 0,1383 pg/g/TEQ, yang termasuk kategori sangat aman untuk lingkungan.
Potensi Ekonomi: Murah, Berkualitas, dan Bisa Jadi Usaha
Selain menjadi solusi ekologis, teknologi carbon pallet ini juga memiliki nilai ekonomi yang kompetitif.
Dengan nilai kalor > 4.300 cal/gram, harga jual Rp 2.500 – Rp 3.500/kg, target pasarnya rumah tangga, UMKM, industri kecil.
“Program ini bukan hanya solusi limbah, tapi juga solusi energi dan ekonomi. Sangat cocok dikembangkan ke level komunitas,” tambah Nunung.
Teknologi ini sudah diuji lapangan bersama mitra industri dan komunitas.
Produk ini diyakini dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sekaligus membuka peluang usaha pengelolaan sampah skala rumahan.
Solusi Nyata untuk TPA Cipayung Depok
Nunung menegaskan, teknologi ini sangat mungkin diterapkan sebagai solusi langsung terhadap permasalahan sampah kronis di TPA Cipayung.
“Sangat bisa. Dengan teknologi ini, sampah rumah tangga tidak perlu dibuang ke TPA. Semua bisa diolah jadi energi di tingkat komunitas,” ungkapnya.