Angka Tertinggi, 500 Balita di Tapos Depok Alami Stunting

ARY
Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati mengungkapkan jika ada 500 balita alami stunting di Kecamatan Tapos. (Foto: Istimewa)

adainfo.id – Ratusan balita di Kecamatan Tapos, Kota Depok, dilaporkan mengalami stunting, kondisi di mana tinggi badan anak berada di bawah standar rata-rata seusianya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mencatat bahwa jumlah kasus stunting di wilayah tersebut telah menyentuh angka 500 anak, menjadikannya wilayah dengan kasus stunting tertinggi di Kota Depok.

Hal ini diungkap langsung oleh Kepala Dinkes Depok, Mary Liziawati, saat menghadiri kegiatan Gerakan Cegah Stunting di Kelurahan Cilangkap, Kamis (26/6/2025).

Dalam kesempatan itu, Mary menekankan pentingnya edukasi bagi orang tua dalam memberikan asupan gizi seimbang kepada anak-anak, terutama pada periode emas tumbuh kembang balita.

“Berdasarkan data yang kami miliki, Kecamatan Tapos mencatat jumlah balita stunting tertinggi di Depok,” ujar Mary.

Stunting: Akibat Kekurangan Nutrisi Kronis

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan nutrisi yang berlangsung dalam jangka waktu panjang.

Anak-anak yang mengalami stunting umumnya berusia antara 6 bulan hingga 5 tahun.

Usia krusial yang membutuhkan asupan gizi lengkap untuk mendukung pertumbuhan otak dan fisik.

Dampak stunting bukan hanya berdampak fisik, tetapi juga memengaruhi kemampuan belajar, produktivitas di masa depan, serta meningkatkan risiko penyakit kronis.

Upaya Dinkes Depok: Edukasi dan Intervensi Gizi

Sebagai langkah konkret, kata Mary, Dinkes Kota Depok secara rutin mengadakan edukasi gizi bagi para ibu, terutama yang memiliki balita dan ibu hamil.

Edukasi ini mencakup pentingnya ASI eksklusif selama enam bulan pertama, pemberian makanan pendamping (MP-ASI) yang tepat, serta peran aktif posyandu dalam memantau pertumbuhan anak.

“Kami memberikan edukasi kepada para ibu pelita tentang pentingnya tidak skipping pemberian makan, bagaimana memberikan ASI eksklusif, serta memberikan makanan tambahan yang sehat dan bergizi,” tambah Mary.

Selain itu, pemberian makanan tambahan (PMT) dan vitamin juga disalurkan secara berkala melalui kader kesehatan dan posyandu di tingkat kelurahan.

Ajakan Kolaborasi Seluruh Elemen Masyarakat

Permasalahan stunting disebut Mary sebagai tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah.

Ia mengajak seluruh pihak, termasuk swasta, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, dan komunitas lokal untuk bersama-sama menciptakan lingkungan sehat dan mendukung pola asuh berbasis gizi yang benar.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *