Airlangga: Dokumen Tarif Indonesia Disetujui AS
adainfo.id – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan dokumen negosiasi tarif dari Pemerintah Indonesia telah sesuai dengan yang diminta oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Dengan demikian, rencana negosiasi tarif bilateral putaran kedua yang seharusnya dijadwalkan minggu ini dibatalkan.
Kepastian ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (10/6/2025).
Menurutnya, AS sudah menganggap dokumen tambahan yang dikirimkan Indonesia telah memenuhi syarat sehingga tidak lagi diperlukan pertemuan lanjutan dalam waktu dekat.
“Karena kita sudah kirim dokumen tambahan yang mereka minta, dan saat pertemuan dengan Ambassador Jamieson Greer dari USTR di sela sidang OECD, mereka menyatakan dokumennya sudah cukup,” ujar Airlangga.
Negosiasi April 2025: Komitmen Konkret Indonesia Disambut Positif AS
Sebelumnya, negosiasi tarif putaran pertama telah dilaksanakan pada April 2025, di mana Airlangga bertemu langsung dengan United States Secretary of Commerce, Howard Lutnick. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menawarkan langkah konkret untuk memperkuat hubungan dagang bilateral dan mengurangi defisit perdagangan AS terhadap Indonesia.
Beberapa poin penting yang dibahas dalam negosiasi April antara lain:
-
Komitmen pembelian energi dari AS seperti crude oil, LPG, dan gasoline
-
Peningkatan impor produk pertanian dari AS seperti soybeans, soybean meal, dan wheat
-
Kerja sama strategis di sektor critical minerals
-
Penyelesaian isu Non-Tariff Barrier (NTB) yang selama ini menjadi perhatian pengusaha AS di Indonesia
-
Dukungan terhadap investasi AS di Indonesia, khususnya sektor strategis dan infrastruktur hijau
Dokumen Tambahan Jadi Kunci Pembatalan Negosiasi Tambahan
Dokumen tambahan yang dikirim Indonesia pasca-negosiasi April disebut sebagai faktor utama pembatalan putaran kedua. Dokumen tersebut berisi penjabaran lebih detail terkait volume perdagangan, rencana investasi, serta komitmen teknis untuk menyelesaikan hambatan nontarif.
“Sehingga nanti kita lihat perkembangan selanjutnya,” kata Airlangga, mengisyaratkan bahwa kerja sama akan berlanjut ke tahap implementasi, bukan negosiasi lanjutan.
Langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu memberikan respons cepat dan tepat terhadap permintaan mitra dagang strategisnya, sekaligus menjaga stabilitas hubungan ekonomi bilateral dengan AS di tengah dinamika global.
AS-Indonesia: Hubungan Perdagangan yang Terus Berkembang
AS merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Tahun 2024, total nilai perdagangan kedua negara mencapai lebih dari US$35 miliar. Namun, AS selama ini mencatat defisit perdagangan dengan Indonesia, yang menjadi perhatian utama pemerintahan Donald Trump sejak periode sebelumnya.
Dengan komitmen Indonesia untuk meningkatkan impor dari AS pada sektor-sektor strategis, termasuk pangan dan energi, hubungan dagang ini diharapkan menjadi lebih seimbang dan saling menguntungkan.
Negosiasi tarif antara Indonesia dan AS juga memperlihatkan bahwa hubungan bilateral bukan hanya soal ekspor-impor, tetapi juga kemitraan strategis di sektor global. Dengan pembahasan isu seperti critical minerals—bahan baku penting untuk transisi energi dan teknologi—Indonesia menegaskan dirinya sebagai pemain kunci dalam rantai pasok global.
Pembatalan putaran kedua negosiasi tarif dengan AS bukan pertanda kegagalan, tetapi indikasi bahwa diplomasi ekonomi Indonesia berjalan dengan efektif. Pemerintah berhasil menyusun strategi komunikasi dan substansi dokumen yang sesuai dengan ekspektasi mitra globalnya.
Langkah ini juga menjadi modal penting bagi Indonesia dalam menghadapi dinamika ekonomi global dan menjalin hubungan dengan negara-negara besar lainnya, baik dalam kerangka bilateral maupun multilateral.