Akibat Penambangan, Longsor Gunung Kuda Telan Korban Jiwa
adainfo.id – Tragedi longsor kembali mengguncang kawasan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, pada Jumat pagi, 30 Mei 2025 pukul 10.22 WIB.
Peristiwa memilukan tersebut terjadi di tengah aktivitas penambangan yang hingga kini masih berlangsung aktif di lokasi tersebut.
Sebanyak sembilan orang menjadi korban dari bencana ini. Empat di antaranya dinyatakan meninggal dunia, tiga korban luka ringan menjalani rawat jalan di Puskesmas Dukupuntang, dan dua lainnya dirujuk ke RS Sumber Hurip karena mengalami fraktur serius.
Penanganan Cepat dari Tim Medis dan SAR
Tak lama setelah kejadian, tim gabungan dari Basarnas Cirebon, Dinas Kesehatan, dan aparat setempat langsung dikerahkan ke lokasi.
Puskesmas Dukupuntang menjadi garda terdepan dalam penanganan medis awal, terutama bagi korban dengan luka ringan. Sementara itu, RS Sumber Hurip menerima dua korban dengan kondisi kritis yang harus menjalani penanganan intensif karena cedera tulang.
Menurut Koordinator Pusat Basarnas Cirebon, Sarief Prabowo, upaya evakuasi terkendala oleh medan berat dan banyaknya material longsoran berupa batu besar yang menyulitkan pergerakan tim SAR.
“Dua korban meninggal ditemukan masih berada di dalam mobil saat dievakuasi. Ini menunjukkan betapa cepat dan dahsyatnya longsor ini terjadi,” ungkap Sarief dalam keterangannya kepada media.
Lebih dari Sepuluh Orang Diduga Masih Tertimbun
Hingga berita ini diturunkan, jumlah korban diperkirakan bisa bertambah. Menurut Sarief, masih ada lebih dari sepuluh orang yang diduga tertimbun longsoran.
Hal tersebut diketahui setelah ditemukannya tiga unit ekskavator dan sejumlah truk yang turut tertimbun di lokasi kejadian.
“Kami belum bisa memastikan jumlah pasti korban, karena proses pendataan masih berlangsung. Namun kami sudah mengerahkan empat alat berat untuk mempercepat evakuasi,” jelasnya.
Ancaman Longsor Susulan, Warga Diminta Menjauh
Mengingat kondisi tanah yang labil dan cuaca yang masih berpotensi hujan, Basarnas mengimbau masyarakat di sekitar lokasi untuk tidak mendekat.
Kekhawatiran terhadap longsor susulan menjadi ancaman serius bagi keselamatan warga dan tim penyelamat.
“Keselamatan warga menjadi prioritas utama. Kami minta semua pihak mengikuti instruksi evakuasi bila diperlukan,” tegas Sarief.
Ironisnya, peristiwa serupa juga pernah terjadi di lokasi yang sama pada tahun 2014. Ketika itu, longsor juga menelan korban jiwa dan memicu perdebatan panjang tentang kelayakan aktivitas tambang di kawasan perbukitan Gunung Kuda.
Namun, setelah satu dekade, tragedi kembali terulang tanpa adanya solusi konkrit dari pihak berwenang.
Aktivitas penambangan yang terus berjalan tanpa kajian lingkungan yang memadai kembali disorot. Para aktivis lingkungan dan warga sekitar telah lama menyuarakan kekhawatiran atas potensi bencana yang bisa dipicu oleh eksploitasi alam di kawasan rawan ini.
Penyelidikan Penyebab Masih Berlangsung
Pihak kepolisian saat ini masih menyelidiki penyebab pasti dari longsor yang mematikan tersebut. Namun dugaan sementara mengarah kuat pada dampak dari aktivitas penambangan yang telah berlangsung bertahun-tahun di lereng Gunung Kuda.
“Kami akan menyelidiki keterlibatan pihak-pihak terkait dan apakah ada pelanggaran izin atau prosedur keselamatan dalam aktivitas penambangan ini,” ujar seorang pejabat dari Polres Cirebon yang enggan disebutkan namanya.
Di tengah suasana duka, solidaritas masyarakat mulai terlihat. Warga bahu-membahu menyediakan makanan dan minuman bagi tim penyelamat yang bekerja tanpa henti sejak pagi hari.
Beberapa organisasi relawan pun mulai berdatangan untuk membantu evakuasi dan pencarian korban yang masih tertimbun.
Sementara itu, keluarga korban masih menunggu kabar tentang nasib anggota keluarga mereka yang belum ditemukan.
Suasana haru terlihat di RS Gunung Jati, tempat jenazah para korban dievakuasi.
Tragedi longsor di Gunung Kuda membuka kembali luka lama yang belum sepenuhnya sembuh.
Kejadian ini menjadi alarm keras bagi pemerintah daerah dan pihak berwenang untuk mengevaluasi ulang semua kegiatan penambangan di kawasan rawan bencana.
Saat ini, harapan satu-satunya adalah agar proses evakuasi berjalan cepat dan korban yang masih tertimbun bisa segera ditemukan. “Kami mohon doa dan dukungan masyarakat,” tutup Sarief Prabowo.
Adapun korban yang berhasil diidentifikasi diantaranya;
- Rian Firmansyah (Meninggal Dunia) RS Gunung Jati
- Rio Cikulang (Meninggal Dunia) RS Gunung Jati
- Rino Cikulang (Meninggal Dunia) RS Gunung Jati
- Siswanto Luwimunding (Meninggal Dunia) RS Gunung Jati
- Taryana (Luka Berat) Dirujuk ke RS Sumber Hurip
- Andi (Luka Berat) Dirujuk ke RS Sumber Hurip
- 3 Orang Lainnya (Luka Ringan) Rawat Jalan di Puskesmas Dukupuntang