Aksi Berkelas Beksi Kong Noer Kampung Setu Ciganjur Warnai Semarak Semar Pitu di Depok
adainfo.id – Suasana malam di RT 01/RW 06, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok, terasa berbeda pada Sabtu (25/10/2025) malam.
Iringan musik Betawi berpadu dengan hentakan kaki dan pukulan khas pesilat memeriahkan acara Semarak Karya Pemuda Pemudi Nol Satu (Semar Pitu) dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Dalam panggung budaya yang dihadiri ratusan warga itu, turut tampil padepokan Beksi Kong Noer Kampung Setu Ciganjur.
Padepokan silat tradisional Betawi yang dikenal konsisten melestarikan warisan budaya leluhur.
Bukan sekadar pertunjukan, kehadiran mereka menjadi simbol semangat dan kebanggaan atas identitas Betawi yang terus dijaga di tengah arus modernisasi.
Komitmen Menjaga Warisan Silat Betawi
Ketua Umum Beksi Kong Noer Kampung Setu Ciganjur, Fadli Adhan Hambali menegaskan bahwa setiap penampilan bukan hanya sekadar hiburan.
Di balik setiap jurus dan langkah, tersimpan nilai filosofi, ketekunan, dan rasa hormat terhadap tradisi yang diwariskan para guru silat Betawi.
“Keikutsertaan ini bukan sekadar penampilan, melainkan bentuk nyata komitmen untuk menjaga warisan budaya silat Betawi agar tetap hidup di tengah generasi muda,” ujar Fadli saat ditemui di lokasi kegiatan.
Beksi, sebagai salah satu padepokan silat di Jakarta dan sekitarnya, memiliki akar sejarah panjang
Seni bela diri ini berkembang dari masyarakat Betawi sebagai simbol persaudaraan dan nilai kemanusiaan.
Konsisten Tampil di Berbagai Acara Budaya
Sejak berdiri, Beksi Kampung Setu Ciganjur dikenal aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat.
Di antaranya kerap tampil di peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, Hari Sumpah Pemuda, hingga acara kebudayaan antar wilayah yang digelar oleh pemerintah maupun komunitas seni.
Melalui setiap kegiatan, para pesilat Beksi menunjukkan bahwa seni bela diri bukan hanya soal ketangkasan fisik, melainkan juga tentang karakter, disiplin, dan cinta terhadap budaya lokal.
“Silat bukan sekadar bela diri, tapi wadah untuk membentuk pribadi yang beretika, menghormati guru, dan mencintai sesama,” tambah Fadli.
Prestasi Membanggakan di Kancah Silat Budaya
Perjalanan Beksi Kampung Setu Ciganjur tidak hanya diwarnai dengan latihan dan pertunjukan.
Akan tetapi juga berbagai prestasi yang mengharumkan nama komunitas.
Dalam Festival Budaya Silat se-Jabodetabek yang digelar di GOR Ciracas, padepokan ini berhasil meraih Juara 1 Silat Kelompok, Juara 2 Silat Tunggal, dan Juara 2 Umum.
Pencapaian itu menjadi bukti dedikasi dan kerja keras seluruh anggota yang berlatih secara rutin di bawah bimbingan para pelatih senior.
“Prestasi ini bukan sekadar kebanggaan, tapi pengingat bahwa perjuangan menjaga silat Betawi harus terus berlanjut. Semangat kami sederhana namun kuat melestarikan, menjaga, dan memperkenalkan silat Beksi sebagai identitas budaya yang penuh nilai, keberanian, dan persaudaraan,” tutur Fadli.
Regenerasi dan Pendidikan Karakter
Untuk memastikan keberlangsungan tradisi, Beksi Kampung Setu Ciganjur aktif membuka latihan bagi anak-anak dan remaja di sekitar wilayah Ciganjur dan Depok.
Program pelatihan ini dilakukan setiap pekan dengan melibatkan pelatih berpengalaman dari berbagai angkatan.
Fadli menyebut, pelatihan ini tak hanya mengajarkan teknik silat, tapi juga pendidikan karakter.
“Kami ingin anak-anak belajar bukan hanya jurus, tapi juga nilai-nilai hidup seperti tanggung jawab, sopan santun, dan menghormati orang tua,” jelas Bagol.
Pendekatan ini membuat banyak orang tua mendukung kegiatan tersebut
Bagi mereka, silat Beksi menjadi cara efektif untuk mengarahkan generasi muda agar tumbuh dengan disiplin dan memiliki rasa cinta terhadap budaya lokal.
Lebih lanjut, Fadli berharap, pemerintah daerah dan lembaga kebudayaan dapat terus memberikan ruang bagi komunitas seperti Beksi Kampung Setu Ciganjur untuk tampil dan berkembang.
Dukungan fasilitas, pelatihan, dan promosi budaya sangat penting agar generasi muda tidak melupakan akar budaya mereka sendiri.
“Kami ingin silat Betawi tak hanya hidup di kampung atau acara festival, tapi juga dikenal luas sebagai warisan budaya nasional,” ujar Fadli.











