Angka Pengangguran Pemuda di Depok Tercatat 14,18 Persen

ARY
Ilustrasi pengangguran di Kota Depok tercatat 14,18 persen. (Foto: Pexels/Ron Lach)

adainfo.id – Tantangan besar tengah dihadapi pemuda di Kota Depok dalam memasuki dunia kerja. Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok menunjukkan tingkat pengangguran pemuda masih cukup tinggi.

Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2024, tercatat 14,18 persen pemuda berusia 16–30 tahun yang termasuk angkatan kerja belum terserap pasar kerja.

Kepala BPS Kota Depok, Agus Marzuki, menjelaskan angka ini menggambarkan bahwa sekitar 14 dari setiap 100 pemuda di Depok masih berstatus menganggur.

“Persaingan pasar kerja yang ketat, keterbatasan pengalaman, serta terbatasnya kemampuan dalam mengakses informasi lowongan kerja menjadi faktor yang memengaruhi sulitnya pemuda mendapatkan pekerjaan,” katanya dikutip Jumat (12/09/2025).

Menurut BPS, tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda erat kaitannya dengan transisi dari dunia pendidikan menuju dunia kerja.

Banyak lulusan sekolah maupun perguruan tinggi yang belum siap menghadapi tuntutan pasar kerja.

Kurangnya pengalaman praktis dan keterampilan yang relevan menjadi hambatan utama.

Agus Marzuki menekankan bahwa data ini seharusnya menjadi perhatian bersama, baik pemerintah, dunia usaha, maupun lembaga pendidikan.

Dengan kolaborasi, pemuda bisa lebih cepat terserap ke dunia kerja.

Perbedaan Menurut Jenis Kelamin

Jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin, tingkat pengangguran pemuda laki-laki tercatat 14,00 persen.

Sementara itu, pemuda perempuan sedikit lebih tinggi dengan angka 14,40 persen.

Perbedaan tipis ini menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan menghadapi tantangan relatif sama dalam memasuki dunia kerja.

Kondisi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa isu pengangguran pemuda bukan hanya soal gender.

Melainkan soal akses terhadap informasi kerja, keterampilan, dan kesiapan bersaing.

Data BPS Depok juga mengungkapkan bahwa tingkat pengangguran terbuka tertinggi terjadi pada kelompok usia 16–18 tahun, yakni mencapai 36,40 persen.

Mayoritas pemuda di kelompok umur ini baru menyelesaikan pendidikan dasar atau menengah.

Mereka umumnya belum memiliki keterampilan khusus maupun pengalaman kerja yang dapat menjadi nilai tambah saat melamar pekerjaan.

Selain itu, akses informasi kerja yang terbatas membuat mereka kesulitan mengetahui peluang pekerjaan yang tersedia.

Tantangan Dunia Usaha dan Ketenagakerjaan

Fenomena pengangguran pemuda tidak bisa dilepaskan dari dinamika dunia usaha.

Perusahaan kini menuntut tenaga kerja yang tidak hanya memiliki ijazah.

Akan tetapi juga keterampilan praktis, pengalaman, serta kemampuan beradaptasi dengan teknologi.

Sementara itu, banyak pemuda masih terpaku pada pencarian pekerjaan formal dan belum banyak yang mencoba peluang di sektor wirausaha atau ekonomi kreatif.

Peningkatan keterampilan melalui pelatihan vokasi, magang, hingga sertifikasi kompetensi menjadi salah satu solusi yang banyak direkomendasikan.

Agus Marzuki menegaskan, angka pengangguran pemuda di Depok perlu segera ditekan dengan sinergi berbagai pihak.

BPS berharap data ini menjadi dasar bagi perumusan kebijakan maupun program yang lebih tepat sasaran.

“Kami berharap data ini dapat menjadi acuan bagi seluruh pihak untuk bersama-sama mencari solusi dalam menekan angka pengangguran, khususnya di kalangan pemuda,” ujarnya.

Menurut Agus, langkah nyata dapat berupa peningkatan pelatihan keterampilan, penguatan kerja sama antara pemerintah dengan dunia usaha, serta perluasan akses informasi kerja melalui platform digital.

Depok dan Tantangan Generasi Muda

Sebagai kota penyangga ibu kota, Depok memiliki potensi besar dengan jumlah pemuda yang melimpah.

Namun, potensi itu bisa berubah menjadi masalah jika tidak disertai penyediaan lapangan kerja yang memadai.

Generasi muda Depok kini dihadapkan pada pilihan, menunggu peluang kerja formal atau menciptakan peluang baru melalui wirausaha.

Dukungan pemerintah daerah, lembaga pendidikan, serta dunia industri menjadi kunci agar pemuda tidak terjebak dalam lingkaran pengangguran.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *